ZONASATUENWS.COM, MADRID – Dubes RI Untuk Spanyol Dr Muhammad Najib menerima mahasiswa baru Indonesia yang kuliah di Spanyol.
“Adik-adik sekalian yang saya banggakan, pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat kepada adik-adik sekalian yang telah terpilih untuk menjadi bagian dari keluarga IISMA. Saya tahu seleksinya sangat ketat tapi lebih dari itu saya tahu juga seleksinya sangat objektif itu yang penting karena itu saya tidak ragu untuk mengatakan bahwa adik-adik sekalian adalah orang-orang hebat karena terpilih dari sebuah proses yang insya Allah bagian dari apa yang disebut meritokrasi di dalam sistem modern,” kata Dubes Muhammad Najib.
Jadi mereka yang terbaik, kata Dubes Najib, mereka yang memiliki dedikasi tinggi mereka yang bersungguh-sungguh, mereka yang bekerja keras, mereka yang mempersiapkan diri mereka itulah yang akan bisa mengikuti proses akselerasi promosi ke atas.
“Nah saya berharap ini menjadi bagian dari titik awal karir adik-adik sekalian untuk menapaki masa depan yang tentu dicita-citakan baik oleh pribadi masing-masing oleh keluarga tapi jangan lupa juga mimpi-mimpi almamater. Kata Bung Karno gantungkanlah cita-cita setinggi langit,” ungkap Dubes Najib.
Nah selanjutnya, lanjut Dubes Najib, saya ingin mengingatkan ya dari data-data yang saya baca secara online saat ini ada sekitar 2145 alumni IISMA. Jadi udah cukup besar dan mereka sempat mengenyam pendidikan di 67 universitas terbaik di dunia yang berada di 25 negara.
Nah sekarang adik-adik berada di kota Madrid ibukota Spanyol perlu diketahui Universidad Autónoma de Madrid (UAM) ini adalah salah satu universitas yang bergengsi, bukan saja di Spanyol tetapi juga di Eropa secara keseluruhan.
Yang lain yang perlu saya ingatkan, ungkap Dubes Najib, setahu saya program ini juga bagian dari gagasan Merdeka belajar. Perlu diketahui gagasan Merdeka belajar Ini adalah sebuah gagasan yang idenya berawal dari Ketika pak menteri Nadim Makarim itu melihat bahwa proses spesialisasi ilmu yang diawali dari proses Renaissance itu.
“Kalau adik-adik suka membaca sejarah dulu yang dikatakan filosof itu adalah mereka yang belajar multi disiplin ilmu jadi tidak dalam pengertian seperti sekarang, fakultas filsafat belajar hanya orang-orang yang (mempelajari filasafat) mulai Socrates, Aristoteles dan seterusnya. Tetapi dulu orang-orang itu disamping sebagai orang yang mengerti ilmu filsafat dalam pengertian sempit seperti saat ini tapi mereka juga punya gagasan dalam bernegara,” tandas Dubes Najib.
Artinya apa, lanjut Dubes Najib, politik kemudian juga mengerti hukum, bahkan ada yang mengerti ekonomi, bahkan ada yang mengerti kedokteran, ada yang mengerti astronomi bahkan diantara mereka juga ahli agama.
lmuwan-ilmuan dulu itu seperti itu, tapi dengan berjalannya waktu berkembangnya ilmu yang semakin luas kemudian menuntut orang untuk mendalami bagian-bagian ilmu yang luas dan banyak serta dalam itu.
“Nah sehingga apa yang kita kenal sekarang spesialisasi itu semakin lama semakin kecil semakin kecil akhirnya orang seperti kacamata kuda, misalnya ilmu kedokteran kemudian ada spesialis saraf ada kemudian spesialis saraf telinga saja, ketika disuruh memeriksa saraf mata nggak ngerti, apalagi berpikir ekonomi, berpikir politik. Nah orang-orang seperti ini pasti punya keahlian luar biasa diperlukan tapi manfaatnya bagi masyarakat luas belum tentu. Nah artinya begini, ini sebuah terobosan besar, ya, dimana orang harus memiliki keahlian atau skill tertentu tetapi juga diharapkan menjadi generalis. Saya ini orang teknik ahli Insinyur lulusan ITS, S2 saya di ITB elektro, S3 saya ilmu politik. Nah gitu tapi sekarang menjadi Novelis. Nah gitu nanti saya share ya saya buat cerita bersambung tentang banyak hal,” urai Dubes Najib.
Artinya apa, kata Dubes Najib, seandainya dulu ada kebijakan seperti ini mungkin saya ambil IISMA, itu jurusan sastra atau ilmu politik dan seterusnya.
Karena itu sekarang adik-adik berada di era seperti ini era globalisasi era online dan saya kira ini sebuah terobosan besar dari pak menteri Nadiem dan saya berharap ide besar ini bisa diteruskan siapapun yang akan menjadi Menteri Pendidikan tahun depan pasca Pemilu.
“Selanjutnya saya ingin mengingatkan adik-adik sekalian yang menurut info yang saya dapatkan ini berada di Universidad Autónoma de Madrid (UAM) ini selama satu semester. Manfaatkan waktu berharga ini untuk menimba ilmu semaksimal mungkin tapi lebih dari itu coba diperhatikan bagaimana dosen-dosen di sana mengajar. Bagaimana proses belajar mengajarnya seperti penyusunan kurikulum dan seterusnya. Kemudian bagaimana riset-riset dilakukan. Bagaimana laboratorium-laboratorium dioperasionalkan dan seterusnya. Lebih dari itu bagaimana publikasi ilmiah di lakukan. Karena apa, ini bisa menjadi benchmarking bagi saudara-saudaraku sekalian ketika kembali ke tanah air,” tegas Dubes Najib.
Lebih dari itu coba membangun persahabatan dengan mahasiswa-mahasiswa Spanyol atau mahasiswa-mahasiswa asing lainnya siapa tahu nanti setelah kembali ke tanah air saudara terus membangun korespondensi. Punya ide-ide kolaborasi dan seterusnya, karena pada saatnya nanti saudara menjadi orang-orang penting di negaranya masing-masing.
Ini nanti banyak gagasan yang bisa diwujudkan. Saudara-saudaraku sekalian atau adik-adik sekalian sudah menjadi masyarakat Global yang semakin sempit karena transportasi semakin mudah kemudian komunikasi semakin mudah semakin murah juga. Nah ini dimanfaatkan jadi ada peluang besar untuk itu.
“Yang lain saya kira di luar kampus banyak hal yang bisa dipelajari di Madrid ini, bagaimana kehidupan masyarakatnya bagaimana mereka menata transportasinya, bagaimana mereka diciptakan aturan sehingga udaranya segar dan bersih ya, airnya bersih, ya kemudian transportasi kemana-mana mudah dan murah ya, tidak berjubel kemudian juga khususnya di Madrid ini pejalan kaki dihormati sekali ya. Kalau nyebrang mobil-mobil itu berhenti ya, walaupun tidak di zebra cross ya, apalagi ada lampu merah, ada zebra cross, nah ini bagian dari peradaban masyarakat yang maju menghormati hukum menghormati hak orang lain menjaga keselamatan diri sendiri, menjaga keselamatan orang lain, menjaga kemajuan bangsanya,” papar Dubes Najib
Dubes Najib juga menuraikan, bagaimana memajukan negaranya perlu diperhatikan juga, bagaimana mereka mengelola negaranya bagaimana para pemimpinnya, nah ini juga saya kira dalam kesempatan ini jangan diabaikan karena ini akan memberikan inspirasi memberikan motivasi.
Lebih dari itu Dubes Najib berharap setelah lulus nanti adik-adik sekalian jangan berhenti S1 saja ambil S2 ya dan harus di luar negeri sekarang beasiswa banyak. Dari Indonesia saja LPDP itu banyak. Saudara punya pengalaman bagaimana kuliah di luar negeri, pastinya punya kemampuan berkomunikasi.
Nah itu manfaatkan sebesar-besarnya kalau kita mempersiapkan diri dengan baik tidak sulit di luar negeri juga banyak sekali beasiswa seperti sekarang akhir-akhir ini saya dengar Erasmus banyak sekali memberikan beasiswa tapi di LPDP sendiri cukup besar.
“Nah sebagai bagian akhir dari sambutan saya ini sebelum dialog saya ingin mengingatkan kemajuan sebuah bangsa atau negara saat ini tidak lagi ditentukan oleh banyaknya sumber daya alam yang dimiliki tapi lebih ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Jepang, Korea itu adalah bangsa-bangsa yang tanahnya itu tidak kaya sebagian besar itu tidak subur. Itu sebabnya kalau adik-adik pernah melihat ke Jepang dari dekat kenapa rumah-rumah orang Jepang kecil-kecil karena wilayah yang layak dihuni sempit sekali sehingga mereka harus membuat rumah kecil-kecil. Nah akhirnya muncul filosofi kecil itu indah, kursi kecil, kamar kecil, kamar mandinya kecil. Saya udah beberapa kali ke Jepang itu melihat ya tapi bangsa Jepang diakui sebagai salah satu bangsa terhebat di dunia,” papar Dubes Najib.
Belajar dari itu, kata Dubes Najib, sekarang tetangga kita Singapore saya heran ada orang-orang Indonesia yang migrasi ke Singapura ingin jadi Warga Negara Singapura. Saya berpikir seharusnya orang-orang Singapore ingin menjadi WNI, di kepala saya apa susahnya bikin Singapura di Indonesia bukan satu Singapore kita bisa bikin 10 Singapura.
Kan (Singapura) itu buatan Inggris hanya memanfaatkan posisi strategis Singapura saya yakin adik-adik sudah pernah ke Singapura. Wilayahnya sempit tanahnya tidak subur tidak punya danau, tidak punya gunung, Iya pantainya juga tidak indah terlalu banyak pantai Indonesia yang lebih indah dari Singapura,
“Saya berharap kita mampu membuat Indonesia bukan saja lebih dari Singapura 10 kali Singapore bisa kalau kita lihat potensinya baik sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya dalam arti kuantitas. Nah kita kualitas yang belum kekurangan kita di kualitas. Nah, di sinilah tantangan kita sekarang ya saya kira itu terima kasih,” pungkas Dubes Najib.
EDITOR: REYNA
Related Posts
BPHN Kemenkumham RI Sabet The Winner Of OGP Award 2023 Se Asia Pacific Di Estonia
Dorong Kebangkitan Ekonomi Islam di Pondok Pesantren, 70 Ulama Indonesia ke Malaysia
Bima Suci Simbol Kedekatan Indonesia – Spanyol
Bima Suci Membanggakan di Pentas Global
Dubes Muhammad Najib Hadiri Coctail Party KRI Bima Suci Di Vigo Spanyol
KRI Bima Suci, Duta Diplomasi Maritim Indonesia-Spanyol
Harapan Dari Spanyol di Tahun Politik
Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-29): Ibn Malik, Ulama Asal Jaendan Penulis Kitab Alfiyah (TAMAT)
Mahasiswa UI Bikin Heboh di Madrid
Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-28): Ulama Sevilla Yang Berpengaruh di Nusantara
No Responses
You must log in to post a comment.