Duta Besar Chas Freeman : Mengapa Israel Kalah Dalam Perang, Inilah Analisanya

Duta Besar Chas Freeman : Mengapa Israel Kalah Dalam Perang, Inilah Analisanya
Duta Besar Chas Freeman (kanan) dalam Podcas Judge Napolitano - Judging Freedom




Israel disebut sebagai Rasis. Jika menggunakan istilah apartheid maka ia lebih buruk dari rezim apartheid Afrika Selatan

JAKARTA – Dalam percakapan yang membuka mata ini, Judge Napolitano duduk bersama Duta Besar Chas Freeman untuk membahas faktor-faktor penting di balik perjuangan Israel yang sedang berlangsung. Mereka menyelidiki dinamika geopolitik, konteks sejarah, dan pergeseran sentimen global yang mempengaruhi posisi Israel di panggung dunia. Jangan lewatkan analisis mendalam dan diskusi menggugah pemikiran yang menyoroti mengapa Israel menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Duta Besar Freeman adalah seorang diplomat karir (pensiunan) yang menjabat Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Keamanan Internasional dari tahun 1993-94, mendapatkan penghargaan pelayanan publik tertinggi dari Departemen Pertahanan atas perannya dalam merancang keamanan Eropa pasca-Perang Dingin yang berpusat pada NATO. Sistem dan dalam membangun kembali hubungan pertahanan dan militer dengan Tiongkok. Dia pernah menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Arab Saudi (selama operasi Desert Shield dan Desert Storm). Beliau adalah Wakil Asisten Utama Menteri Luar Negeri untuk Urusan Afrika pada masa bersejarah AS. mediasi kemerdekaan Namibia dari Afrika Selatan dan penarikan pasukan Kuba dari Angola.

Duta Besar Freeman bekerja sebagai Wakil Kepala Misi dan Kuasa Usaha di kedutaan besar Amerika di Bangkok (1984-1986) dan Beijing (1981-1984). Dia adalah Direktur Urusan Tiongkok di AS. Departemen Luar Negeri dari tahun 1979-1981. Dia adalah penerjemah utama Amerika selama kunjungan mendiang Presiden Nixon ke Tiongkok pada tahun 1972. Selain pengalaman diplomatiknya di Timur Tengah, Afrika, Asia Timur, dan Eropa, dia juga pernah bertugas di India.

Duta Besar Chas Freeman menilai kebijakan PM Netanyahu memecah belah masyarakat. Dia menduga serangan Hamas 7 Oktober 2023 PM Netanyahu mengetahuinya. Perang ini dia kehendaki untuk mengalihkan tuduhan hakim kepadanya, dimana dia dituduh melakukan korupsi, dan untuk menyelamatkan dirinya dari penjara dan kekuasaan.

Freeman menuduh terjadi kebijakan genoside yang sangat keras di Palestina. Pemerintahan Israel terbagi menjadi, orang-orang yang ekstrim mendukung pemusnahan Palestina, dan siapa para pendukungnya, dan sebaliknya yang menentangnya. Dia meminta militer untuk mencemooh militer karena kurangnya strategi dalam menghadapi Palestina (Hamas), maupun menghadapi keluarga sandera Israel.

Memang pernah terjadi pertukaran sandera dalam masa jeda gencata senjata, tetapi rupanya pemerintah Netanyahu kurang tertarik, jadi ini pemerintahan yang memecahbelah masyarakat.

“Ada 80.000 orang Islarel mengungsi dari Israel utara karena bentrokan dnegan Lebanon. Ada 90.000 warga Lebanon mengungsi. Perekonomian telah merosot. Mengingat sejarah Yahudi, sebenarnya Yudaisme adalah agama yang manusiawi, menekankan nalar etis dan pengalaman sejarahnya ribuan tahun, Namun Israel telah meninggalkan tradisi mereka ini secara dramatis. Mereka telah mencuci otak mereka sendiri, Pengalaman unik Holocaust dalam PD II yang mengerikan itu, seharusnya juga menjadi pengalaman bagi orang lain. Korban Holocaust itu kemudian bangkit dan mendirikan negara Israel. Tetapi seperti yang anda lihat, korban genoside itu sekarang menjadi pelaku genoside, dan sepertinya mereka tidak terganggu sama sekali,” kata Freeman dalam channel youtube Judeg Napolitano, yang diikuti 400 ribu lebih pembaca (subcriber).

Perlakuan Israel terhadap tahanan Palestina sungguh kejam dan tidak bermoral, hanya karena mereka berbeda etnis. Ini perlakuan fasis. Tidak berperasaan.

Dia juga menyeslakan Israel atas tindakannya ini, yang membuat rencana normalisasi hubungan dengan Arab Saudi sudah terkubur. Bahkan tidak akan dibahas lagi sebelum pengakuan negara Palestina merdeka, dibawah rezim Netanyahu. Tapi menurutnya hal itu mustahil terjadi.

Chass Freeman

“Saya berpendapat langkah normalisasi hubungan dengan Arab Saudi sebelum peristiwa 7 Oktober hanyalah fantasi Biden untuk kepentingan polistik domestik menjelang Pemilu di AS, menunjukkan kepada konstituen bahwa Israel diterima di Timur Tengah. Sebenarnya tidak demikian diterima secara sah oleh orang-orang Timur Tengah yang memilikinya, ” ucap Freeman.

Dia heran terhadap Amerika apa manfaatnya mendukung kebijakan Israel saat ini, jelas itu merusak rencana normaslisasi hubungan dengan Arrab Saudi. Dan negara-negara yang akan menormalsiasi hubungan dengan Israel sekarang membalik tangan (balik badan).

“Yang kami buat (dulu) adalah perjanjian pertahanan dengan Arab Saudi.

Sejak didirikan 76 tahun lalu pemerintahan Israel selalu didirikan diatas laras senjata dengan bantuan Amerika, dan belum benar-benar mendapatkan teman di wilayah itu. Superior militer suah berkahir dan itu bukan cara menuju keamanan jangka panjang.

Tanggapan nitizen

“Ini bukan perang melawan Hamas. Ini sama sekali bukan perang. Ini adalah genosida, terima kasih Pak Freeman karena telah menjelaskannya,” komentar @cliffknoll6226

Beberapa nitizen lain memberikan tanggapan. “Tuan Freeman langsung ke pokok persoalan! Kengerian Israel tidak boleh diabaikan! Meskipun hal ini sangat menyakitkan bagi saya dan jutaan orang di seluruh dunia, semua orang harus mengetahuinya!”

“Korban genosida kini menjadi pelaku genosida.Hal ini menjelaskan secara singkat keadaan masyarakat Israel saat ini. Terima kasih kepada Duta Besar Freeman yang telah menyoroti situasi yang tidak menguntungkan ini. Masyarakat Israel telah tenggelam ke dalam kejahatan dan kebobrokan ketika menyangkut sikap kasar mereka terhadap penderitaan rakyat Palestina,” kata @occdoc8423

Saksikan video selengkapnya dibawah ini:


EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=