
', layer: '
PLASTIK ORGANIK 3
Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO Dr Muhammad Najib bersama Shradha Rungta: menunjukkan produk kantong organik berbahan alami tanpa unsur plastik. Bisa hancur menjadi kompos
'}, {id: 62280, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/PLASTIK-ORGANIK-2.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/PLASTIK-ORGANIK-2-150x150.jpg', permalink: '
', layer: '
PLASTIK ORGANIK 2
'}, {id: 62281, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/PLASTIK-ORGANIK.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/PLASTIK-ORGANIK-150x150.jpg', permalink: '
', layer: '
PLASTIK ORGANIK
Shradha memperagakan kantong produknya hancur saat diberi air panas, hal yang tidak terjadi pada plastik
'} ];
ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO, Dr. Muhammad Najib, menerima tamu dari Indonesia, bernama Shradha Rungta, seorang pengusaha wanita, yang memiliki produk alternatif ramah lingkungan. Produk pengganti plastik dengan bahan alami yang mudah teruarai.
Dubes Muhammad Najib mengatakan produk pengganti plastik ini asli karya anak bangsa, diharapkan dapat menembus pasa Eropa.

Dubes Muhammad Najib menerima kunjungan pengusaha Indonesia, Shradha Rungta, yang akan melakukan ekspansi produk ke Eropa. Saat ini produknya kantong organik (tanpa plastik) bermerk Sains Bag sudah masuk pasar Eropa
“Produk ini diharapakan dapat menggantikan plastik, dimana masyarakat Eropa saat ini sedapat mungkin meninggalkan plastik. Produk ini, menurut saya tidak hanya akan diterima di Eropa ini tetapi akan memiliki masa depan yang luar biasa,” kata Dubes Najib.
Dubes sangat senang dan antusias sekali, bukan saja berkembang dari sisi volumenya, tetapi juga kualitasnya bisa bersaing di Eropa ini.

Dubes Muhammad Najib bersama Shradha Rungta, menunjukkan kantong organik tanpa unsur plastik, yang sedang dipasarkan ke Eropa
Shradha mengatakan, produk dengan merek Sains Bag ini mirip seperti kantong plastik. Tapi bukan, ini tidak memiliki kandungan plastik. Kantong ini seluruhnya terbuat dari bahan alami, yang berasal dari singkong (tapioka)
“Saya ingin memberi tahu semua orang bahwa tas kami benar-benar organik. Bebas dari plastik dan mereka dapat berubah menjadi kompos. Tas ini bila dibuang dapat berubah menjadi kompos,” kata Shradha.
Dia meyakinkan bahwa tas produknya aman jika tidak sengaja termakan oleh manusia maupun hewan laut. Ini benar-benar terbuat dari bahan alami, kata Shradha meyakinkan. Dan, bahan itu akan larut kalau terkena air panas. Lantas dia memperagakan kantong plastik itu disiram dengan air panas, dan benar-benar larut.
“Bisakah anda bayangkan, plastik? Tidak ada plastik yang larut,” jelasnya.
Yang kedua, kata Shradha, kantong plastik itu apabila dibakar akan menjadi abu. Sedangkaln palstik bila dibakar akan menghasilkan tetesan kimia.
“Ketiga, jika anda meletakkan setrika pada tas, taka ada yang akan terjadi, tas tersebut tahan panas. Jadi inilah ciri fisik dari produk kami,” ujar Shradha.
Saat ini prdouk ini sudah masuk di pasar Eropa, menantikan ekspansi lebih lanjut. Produk ini juga sudah beredar di Timur Tengah, dan tentu saja di Indonesia.

Shradha memperagakan kantong produknya hancur saat diberi air panas, hal yang tidak terjadi pada plastik
Diakui Shradha bahwa kantong ini lebih mahan tiga-empat kali harga kantong plastik. Ini karena memang tidak ada plastik didalmnya.
Dia menyinggung tentang sebuah produk oxobiogradable, bukan produknya, yang sebenarnya mengandung 99% plastik dan 1% perekat, yang berfungsi untuk memecahnya menjadi mikroplastik. Mikroplastik sendiri amat berbahaya bila berada dilingkungan, bila dimakan ikan atau hewan laut. Karena kita sebagai makhluk hidup pada giliranyya akan mengkonsumsinya. karena mikroplastik itu tidak bisa teruarai.
“Jadi ini adalah kebutuhan semua orang meskipun tas ini harganya tiga sampai empat kali lebih mahal dari plastik. Kita bisa menggunakannya untuk celemek, tas polimailer, penutup duduk toilet, dan sebagainya, ada banyak bentuk yang bisa kita berkan untuk prosuk ini,” tegas Shrada.
Dia menegaskan, inilah satu-satunya yang kami harapkan, inilah saatnya kita memberikan hal yang baik untuk alam. Agar anak cucu kita mendapatkan manfaatnya dikemudian hari. Karena kalau tidak, katanya, suatu saat alam akan menghukum mereka.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dubes Muhammad Najib Menerima Mahasiswa Baru Indonesia di Madrid
BPHN Kemenkumham RI Sabet The Winner Of OGP Award 2023 Se Asia Pacific Di Estonia
Dorong Kebangkitan Ekonomi Islam di Pondok Pesantren, 70 Ulama Indonesia ke Malaysia
Bima Suci Simbol Kedekatan Indonesia – Spanyol
Bima Suci Membanggakan di Pentas Global
Dubes Muhammad Najib Hadiri Coctail Party KRI Bima Suci Di Vigo Spanyol
KRI Bima Suci, Duta Diplomasi Maritim Indonesia-Spanyol
Harapan Dari Spanyol di Tahun Politik
Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-29): Ibn Malik, Ulama Asal Jaendan Penulis Kitab Alfiyah (TAMAT)
Mahasiswa UI Bikin Heboh di Madrid
No Responses
You must log in to post a comment.