
', layer: '
NAJIB ALHAMBRA 18B
Air mancur menghiasi taman-taman
'}, {id: 54232, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2022/10/ALHAMBRA-BBC-2.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2022/10/ALHAMBRA-BBC-2-150x150.jpg', permalink: '
', layer: '
ALHAMBRA BBC 2
'} ];
Teori Firdaus Prof Raghib
Peradaban Islam yang berjaya di masanya sesungguhnya ialah praktik dari apa yang tertera dari Al-Qur’an dan hadits. Baik Al-Qur’an maupun hadits sering kali mendeskripsikan tentang alam dengan sangat indah. Khususnya ketika mendefinisikan tentang keindahan surga.
Konsep “Menurunkan Surga Ke Bumi” yang disampaikan Dr Muhammad Najib seperti tergambar diatas, mendapatkan penguatan senada dari Prof. Raghib As-Sirjani dalam bukunya Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia menjelaskan bagaimana konsep taman itu terbentuk. Salah satu teori yang dikemukakan oleh Prof. Raghib ialah teori Firdaus yang diambil dari kitab Al-Imarah Al-Islamiyah wa Al-Biah.
“Pengembangan Islam memiliki ciri khas yang kami istilahkan dengan An-Nazhariyah Al-Firdausiyah (teori firdaus) dalam kaitannya mewujudkan taman-taman di lingkungan yang memiliki kondisi cuaca panas,” kata Prof. Raghib.
Dalam peradaban Islam, taman selain berfungsi sebagai sarana memperindah dan mempercantik lingkungan juga untuk mengaplikasikan firman Allah dalam sebuah karya seni. Seperti firman Allah dalam al-Qur’an Surat An-Naml: 60 yang berbunyi, “Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah.”
Prof. Raghib mengatakan terlalu banyaknya deskripsi tentang alam dalam Al-Qur’an dan Hadits turut memberi pengaruh kepada peradaban Islam.
Ia mengatakan bahwa tidak ada sebuah kota di antara kota-kota Islam dari ujung timur ke barat yang kosong dari keberadaan taman. Taman-taman karya peradaban Islam tersebut misalnya menyebar di berbagai negara seperti Andalusia, Turki, Syam, Persia, Mesir, Samarkand, Maghrib, Tunis, Yaman, Oman, India dan masih banyak lagi.
Dalam komposisi pembangunan taman tersebut, keberadaan air memiliki peran penting. Karena air mengalir dari taman yang paling atas dari sumber-sumber yang melimpah menuju saluran-saluran air yang melewati setiap pohon. Rancangan taman ini secara jelas terinspirasi oleh firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 31 yang berbunyi, “Dan air yang mengalir terus-menerus.”
James Dicky seorang Ahli sejarah Spanyol, Islam, dan Syariah Islamiyah di Universitas Mansister dan Universitas Harvard mengatakan bahwa pembangunan taman terus berlanjut meskipun penguasa Kota Kordoba mengalami pergantian. Taman-taman yang ada di komplek istana pun berada dalam pengawasan ilmuwan pertanian.
Selain istana keberadaan taman juga ada di setiap rumah penduduk meskipun rumah itu kecil.
“Walaupun kebanyakan rumah-rumah tersebut kecil, akan tetapi semuanya memiliki aliran air, bunga-bunga, pohon-pohon kecil, dan sarana-sarana istirahat secara sempurna. Hal ini menunjukan bahwa negeri Andalusia ketika berada di bawah kekuasaan orang-orang Moro (muslimin) jauh lebih indah daripada sekarang,” kata James Dicky seperti yang dikutip oleh Prof. Raghib dari buku James Dicky yang berjudul “Peradaban Arab Islam di Andalusia”.
Bersambung ke halaman berikutnya
Related Posts
RI Tuntut Israel ke Pengadilan Internasional soal Gaza
Diplomasi Kelapa Sawit di Uni Eropa
Palestina: Kemanusiaan, Dukungan, dan Perdebatan Teoritis
Israel Kalah Perang Dengan Hamas, Nasehat Presiden AS-pun Diabaikan
Perjanjian Eliya, Umar Bin Khattab dan Umat Nasrani di Yerussalem
Kutukan ‘Dekade ke-8’ Yang Disuarakan Jubir Hamas Abu Ubaidah Ditakuti Israel, Ini Sebabnya
Mantan Menlu AS Henry Kissinger: Dalam 10 Tahun ‘Israel’ Akan Lenyap
Investor Asing Masih Ragu Ikut Proyek IKN
Nobar Film Indonesia di Spanyol, 5 Film Pendek Indonesia Tampil di Festival de Alcala de Henares
Dubes Muhammad Najib Mengunjungi Negri Leluhur Walisongo
No Responses
You must log in to post a comment.