Mengkonsolidasi dan Memobilisasi Diaspora Indonesia

Mengkonsolidasi dan Memobilisasi Diaspora Indonesia
Dubes RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib memberikan pidato sambutan pada acara Leadership dan Upgrading PCIM se-Eropa dan Mediterania di Wisma Duta RI Madrid, Spanyol

', layer: '

PESERTA TRAINING MUHAMMADIYAH SPANYOL 2

Peserta Leadership dan Upgrading PCIM se-Eropa dan Mediterania

'} ];




MADRID – Dubes RI untuk Spanyol dan UNWTO (UN Tourism) Dr Muhammad Najib menghadiri acara Leadership dan Upgrading Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah se-Eropa dan Mediterania. 

Dalam sambutannya, Dubes Muhammad Najib memberikan penghormatan kepada Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bapak Prof Dr k. H Haidar Nasir. 

Apresisi dan penghargaan juga dia samoaikan kepada Ketua Panitia Mas Jordan Gunawan dan segenap pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di Spanyol.

Dalam keterangannya Dubes Najib menjelaskanbeberapa nama yang akan memberikan materi pada pelatihan tersebut, diantaranya  Muhammad Suyuti (Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Baktiar Dwi Kurniawan (Ketua Majelis Kader), Imam Samsi Ali dari New York juga, dan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Ahmad Zulfikar Tawalla.


Peserta Leadership dan Upgrading PCIM se-Eropa dan Mediterania

“Saya ingin memberikan apresiasi sekaligus menyapa seluruh peserta termasuk rombongan PP Pemuda Muhammadiyah yang datang khusus dari Jakarta. Begitu juga dari seluruh home staff saya lihat ada Pak Adhan, ada Pak Bram, ada Pak Munadi, dan juga yang lainnya yang berada di belakang layar. Perlu saya ingatkan bahwa apa yang kita lakukan saat ini mungkin terasa sederhana dan kecil tapi sebetulnya ini adalah merupakan langkah awal dari sebuah rencana besar,” kata Dubes Muhammad Najib dalam channel youtube Wisma Duta RI Madrid.

Saya berpikir, kata Dubes Najib selanjutnya, bagaimana kalau hari ini hanya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di kawasan Uni Eropa dan Mediterania saja, maka selanjutnya saya berharap bagaimana diaspora muslim di kawasan ini bisa berkumpul di sini. Lebih jauh lagi bagaimana diaspora Indonesia di kawasan ini bisa berkumpul di Madrid, dan pada saatnya nanti saya berharap bagaimana diaspora Indonesia dari seluruh dunia bisa berkumpul di Madrid.

“Saya senang dengan kata-kata dan kalimat Mas Jordan Gunawan tadi apakah mungkin sebagai aktivis itu pertanyaan yang salah harus bisa bagaimana caranya itu bagian dari perjuangan karena itu saya selalu mengingatkan adik-adik beranilah bermimpi karena dari mimpi itu akan lahir imajinasi dari imajinasi nanti akan lahir obsesi, dari obsesi itu akan lahir energi. Tanpa obsesi, tanpa imajinasi tanpa mimpi, gak mungkin muncul energi, gak mungkin ada energi,” jelas Dubes Najib.

Sementara itu kalau kita senang memanjakannya (tanpa ada obsesi dan mimpi), sampai mati tidak akan muncul. Tapi kalau kita mencoba menggali, menstimulasi dengan berbagai tantangan maka seringki kita sendiri kaget, seringki kita tidak menyangka bahwa kita bisa melakukannya.

Itulah sebabnya penting bermimpi, tegas Dubes Najib.Jangan takut bermimpi. Bermimpi itu tidak bayar, gratis dan Insyaallah dari mimpi akan lahir banyak prestasi-prestasi yang mungkin tidak terduga tapi akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.

Perlu disadari, kembali Dubes Najib mengingatkan, bahwa di dalam dunia yang semakin sempit karena kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi peran dan kontribusi diaspora bagi kemajuan sebuah bangsa dan negara itu tidak bisa diabaikan.

Lalu dia memberikan contoh, bagaimana besarnya peran diaspora Cina, betapa besarnya peran diaspora India dan kalau kita lihat di kawasan Uni Eropa ini khususnya di Belanda, Jerman dan beberapa tetangganya itu peran diaspora Turki sekarang besar sekali.

“Mereka tidak hanya membangun masjid-masjid sebagai pusat ibadah tetapi juga membangun sarana-sarana pendidikan yang bukan saja diperuntukkan untuk yang beragama islam tetapi yang non muslim pun menikmati pendidikan berkualitas yang ditawarkan oleh komunitas-komunitas Turki. Belakangan ini komunitas-komunitas Turki juga mengembangkan sentra-sentra ekonomi. Bagi saya Persyarikatan Muhammadiyah itu sudah seharusnya memulai mengambil inisiatif untuk mengkonsolidasi dan memobilisasi diaspora Indonesia yang kini berada di banyak negara. Jumlahnya dan kualitasnya semakin hari saya kira akan semakin meningkat. Karena itu saya juga berpikir bagaimana tugas-tugas atau kerja-kerja seperti ini bisa dijadikan salah satu interpretasi atau follow up tindak lanjut dari keputusan Muhammadiyah Go Internasional di Muktamar Solo Tahun 2022 yang lalu,” ujar Dubes Najib menegaskan pentingnya Muhammadiyah Go Internasional dapat mengambil bentuk diantaranya dengan memulai mengkonsolidasi diaspora Indonesia di luar negeri.

Kegiatan tersebut menurutnya juga bisa dilihat sebagai perluasan wilayah dakwah Muhammadiyah di era Global. Dubes Najib memandang Perguruan Tinggi – Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) maupun (PTA) itu lebih dari siap untuk berada di ujung tombak.

Yang penting, lanjutnya, bagaimana ada kebijakan dan ada guidance termasuk juga inspirasi dan motivasi,  ide-ide bagaimana semua ini bisa di implementasikannya. Dalam waktu yang bersamaan saya juga berpikir bagaimana slogan Islam berkemajuan Muhammadiyah itu bisa dibuat lebih menukik dalam arti diterjemahkan sebagai Muhammadiyah yang melek sains dan teknologi.

“Saya kira teman-teman yang berada di Spanyol khususnya atau di kawasan Eropa pada umumnya menyadari betul bahwa kemajuan bangsa dan negara saat ini dan ke depan tidak bisa dilepaskan dari kemampuan bangsa dan negara itu menguasai sains dan teknologi.Pengaruh kemajuan sains dan teknologi bukan saja pada aspek ekonomi tetapi juga pada aspek militer dan politik. Saya perlu Ingatkan bahwa kemajuan umat Islam di masa lalu baik saat dipimpin oleh Bani Abbasiyah dari Baghdad atau saat dipimpin oleh Bani Umayyah dari Damaskus dan dari Cordova atau saat umat Islam dipimpin oleh Turki Utsmani dari Istanbul tidak bisa dipisahkan dengan kemampuan mereka dan keunggulan mereka dibidang sains dan teknologi,” tegas Dubes Najib seraya mengingatkan sejarah keemasan Peradaban Islam di masa lalu.

“Nah karena itu kalau kita ingin bangkit sebagai umat di tingkat global, berperan besar, dan bisa mewarnai maka tidak ada pilihan kecuali kita kembali bagaimana menguasai dan unggul dalam bidang sains dan teknologi.””

Diakhir pidatonya, Dubes Muhammad Najib berpandagan bahwa Muhammadiyah perlu berada di depan, di samping mengajak komponen-komponen bangsa yang lainnya, sehingga kemudian kita bisa memberikan kontribusi, bisa berpartisipasi dalam memajukan bangsa dan negara secara keseluruhan.

Saksikan selengkapnya melalui video dibawah ini :

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=