Dubes Muhammad Najib Mengunjungi Pesantren Tempat Imam Buchori Menimba Ilmu

Dubes Muhammad Najib Mengunjungi Pesantren Tempat Imam Buchori Menimba Ilmu
Disela acara UNWTO SUMMIT di kota Samarkand, Dubes Muhammad Najib naik kereta menuju kota Bukhara, kota dimana tokoh besar ahli hadits, Bukhori, dilahirkan dan dibesarkan.

', layer: '

SAMARKAND 7

Disela acara UNWTO SUMMIT di kota Samarkand, Dubes Muhammad Najib naik kereta menuju kota Bukhara, kota dimana tokoh besar ahli hadits, Bukhori, dilahirkan dan dibesarkan.

'}, {id: 71301, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-4.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-4-150x150.jpg', permalink: '

', layer: '

SAMARKAND 4

Madrasah yang dibangun pada masa kejayaan Islam diwilayah ini, digunakan oleh para santri atau siswa yang sedang menuntut ilmu

'}, {id: 71303, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-5.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-5-150x150.jpg', permalink: '

', layer: '

SAMARKAND 5

'}, {id: 71302, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-6.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-6-150x150.jpg', permalink: '

', layer: '

SAMARKAND 6

Pedagang kaki lima menjajakan berbagai barang dagangan didekat Madrasah

'}, {id: 71305, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-3.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-3-150x150.jpg', permalink: '

', layer: '

SAMARKAND 3

'}, {id: 71304, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-2.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-2-150x150.jpg', permalink: '

', layer: '

SAMARKAND 2

Masjid Kanon, masjid terbesar di kota Bukhara

'}, {id: 71306, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-1.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/11/SAMARKAND-1-150x150.jpg', permalink: '

', layer: '

SAMARKAND 1

Para turis lebih menyukai makan diluar ruangan

'} ];




ZONASATUNEWS.COM, SAMARKAND – “Saat ini saya berada di Samarkan dalam rangka mengikuti Summit UNWTO, dan saya memanfaatkan waktu luang ini untuk mengunjungi Bukhara. Bukhara adalah kota tua, kota santri, kota pelajar di mana Imam Bukhari lahir, dibesarkan dan bersekolah,” kata Dubes RI Untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najb melalui channel Youtube Wisma Duta RI Madrid.

Imam Bukhari setelah dewasa, kata Dubes Najib, kemudian datang ke ibukota Samarkan ini dan meninggal di Samarkan ini sehingga makamnya ada di Samarkan.

Dubes Njaib naik kereta dari Samarkan menuju Bukhara. Kereta listrik dengan kualitas bagus, sangat nyaman, getararannya halus hampir tak terasa. 

Dubes Muhammad Najib berada di stasiun Samarkand akan menuju kota Bukhara dengan naik kereta

Dubes Muhammad Najib naik kereta listrik yang nyaman, dari Samarkand menuju kota Bukhara.

“Saya kira kalah kereta Jakarta, Jogja atau kereta Surabaya semoga kereta api kita juga bisa menyusul diubah menjadi kereta listrik sebagaimana banyak negara maju dan kini negara berkembang pun sudah berubah,” ungkap Dubes Najib.

Perjalanan dari Samarkand ke Bukhara ditempuh sekitar 2 jam. Selanjutnya Dubes Njaib akan mengunjungi tempat-tempat penting di Bukhara di mana Imam Bukhori lahir dan dibesarkan disini.

Dahulu Bukhara dikenal sebagai kota santri, bahkan kota santri yang terbesar di seluruh Uzbekistan. Di luar itu ada Termes, tempat lahir dan dibesarkannya Imam Tirmizzi yang juga dikenal sebagai ahli hadis.

“Di belakang saya terlihat kompleks Madrasah, ada masjidnya di dalamnya terlihat dari menaranya. Ini adalah salah satu sudut dari kota Bukhara di mana Imam Bukhari lahir dan dibesarkan. Madrasah-madrasah di zaman dulu atau kita juga suka menyebutnya pesantren sampai perguruan tinggi kira-kira seperti yang ada di belakang saya ini,” ungkap Dubes Najib.

Madrasah yang dibangun pada masa kejayaan Islam diwilayah ini, digunakan oleh para santri atau siswa yang sedang menuntut ilmu

Kota santri ini berkembang pada zaman kejayaan raja Timurlenk. Wilayah ini jauh lebih tua, lebih maju sebelum Samarkan.

Nah di belakangnya adalah salah satu pintu masuk pintu gerbang, kelihatan ukirannya sangat unik menarik tetapi juga sangat indah. Tampak banyak ibu-ibu yang berjualan di sini ini. Ada turis setempat yang kelihatan sedang berbelanja. 

Para pedagang kaki lima disana menjual kopiah, berbagai macam bentuk kopiah di sini. Bagian yang banyak bulunya ini biasanya digunakan untuk musim dingin tetapi bagian yang di atas itu biasanya dipakai untuk salat atau beribadah. Bentuknya da yang bundar, bagian atansya bervariasi. Ada juga yang berbentuk kotak.

Didalam madrasah, kata Dubes Najib, ada bagian asrama siswa atau asrama santri, asrama mahasiswa yang terlihat sangat unik dan menarik. Dari kacamata arsitektur merupakan bentuk bangunan saat ini.

Pedagang kaki lima menjajakan berbagai barang dagangan didekat Madrasah

“Kompleks ini yang banyak disukai oleh turis-turis asing karena ini betul-betul  bangunan-bangunannya sangat berbeda dengan apa yang ada di Eropa atau bangunan-bangunan modern saat ini.Ppintu gerbangnya indah sekali dengan lengkungan-lengkungannya itu,” ujar Dubes Najib yang melihat secara detail bangunan warisan zaman keemasan Islam dimasa lalu itu. Dia memperhatikan bagian dalam, bagian kiri dan juga bagian kanannya.

Kompleks masjid di Indonesia, biasanya sebuah bangunan yang utuh,  tetapi di sini tradisinya berbeda. Didalam masjid itu biasanya ada bagian tengahnya yang lapang. Sehingga kalau idul fitri atau Idul Adha tidak perlu mencari tanah lapang karena di dalam Kompleks Masjid  sudah ada bagian yang sangat lapang seperti ini .

“Saya tidak tahu apakah ini terinspirasi oleh Masjidil Haram yang di tengahnya ada Ka’bah kemudian bentuk masjidnya di Masjidil Haram itu kan melingkari,” sambung Dubes Najib.

Masjid Kalon, masjid terbesar di kota Bukhara

Biasanya kita tawaf mengitari Ka’bah, nah ini saya kira juga perlu diteliti bagaimana filosofi masjid-masjid di sini yang umumnya  tengahnya kosong. Dubes Njaib semakin mendekati salah satu sudut masjid yang luar biasa dan sangat menarik.

Bagian kompleks ini yang dulunya menjadi Masjid Agung atau masjid terbesar, sekarang statusnya menjadi museum atau mungkin sejak Rusia menginvasi wilayah ini atau ketika ini menjadi bagian dari Uni Soviet.

Bangunan-bangunan ini dijadikan semacam musem, ada yang dijadikan markas militer, ada yang dijadikan gudang, bahkan tidak sedikit yang dijadikan kandang hewan.

“Nah setelah Uni Soviet tidak lagi di sini dan Uzbekistan Merdeka maka wilayah ini secara bertahap di dikembalikan, nah paling tidak di pojok sini ini sekarang sudah berfungsi sebagai masjid,” ujar Dubes Najib menambahkan.

Dinding bangunan ini dihiasi kaligrafi, semuanya dihiasi kaligrafi, baik bagian atasnya, ataupun bagian mihrabnya. Semuanya tampak indah sekali.

Memperhatikan bagian dari mihrabnya, tempat khatib memberikan khotbah, tampak indah sekali. Pada bagian menaranya terlihat jauh lebih indah dan lebih menarik. Di bagian ujungnya terlihat kubahnya. Kita bisa bayangkan masjid ini pastilah masjid besar sekali di zaman kejayaan Islam pada waktu itu

Di bagian gerbang masuknya, tapi dari sisi dalam, ada satu pohon di dalam yang disakralkan.Karena wilayah ini juga sangat menghormati para sufi dan penganut paham sufi yang kuat. Dan kalau ditelusuri juga sangat mempengaruhi Islam yang masuk ke Indonesia

“Jadi perlu diketahui Wali Songo yang dianggap atau dikenal sebagai tokoh-tokoh atau ulama yang mengislamkan pulau Jawa sebagian besar berasal dari sini, nama-namanya tercatat di sini. Walaupun ada yang langsung dari sini ke Jawa tapi ada juga yang mampir di beberapa tempat transit  karena rutenya dari sini mereka bergerak melewati Jalur Sutra ke arah Timur, melewati Xinjiang yang didominasi suku Uigur kemudian terus ke Timur ke wilayah Cina yang dihuni oleh suku Hui,” jelas Dubes Najib.

Sampai sekarang suku Uigur maupun suku Hui di Cina masih didominasi oleh komunitas muslim sehingga bagi pemerintah Cina dua wilayah ini menjadi wilayah otonomi khusus di mana komunitas muslim diberikan keistimewaan-keistimewaan dalam berbagai  bentuknya.

Dari sana, lanjut Dubes Najib, tokoh-tokoh Islam itu kemudian terus menuju ke timur pantai Cina, dan dari sana kemudian ke bawah menyusuri pantai Timur Cina sampai kepada Vietnam sekarang.

“Jadi, dulu disana ada komunitas muslim yang sangat besar dan sempat mendirikan kesultanan (Islam) yang dikenal dengan Champa atau Cham atau Cempa.Nah, dari situ kemudian baru turun masuk ke Jawa,” urai Dubes Najib.

Daerah Cham atau Champa yang dulu berada di Vietnam, karena kalah dalam perang melawan kelompok Vietnam yang lainnya, mereka terusir dan ditampung di Kamboja sekarang. Jadi sekarang komunitas Cham atau Champa yang bedol deso dari Vietnam sekarang masih berada di Kamboja.

Dubes Najib bergerak menuju ke salah satu madrasah. Dilihat dari dalam kira-kira bentuk madrasah atau Pesantren di Uzbekistan ini di masa lalu, sedikit banyak menginspirasi secara langsung atau tidak langsung pesantren-pesantren di Indonesia. Karena para ulama yang membawa agama Islam khususnya ke pulau Jawa banyak yang berasal dari sini.

Di madrasah itu terdapat tulisan madrasi atau madrasasi yang tertera tahunnya 1530 dan1536. Pintunya terbuat dari kayu. Gerbang pintunya terbuat dari kayu dan ini dikenal sebagai Madrasah Arab, diambil dari nama ulama atau tokoh yang berjasa pada saat itu.

“Nah di sini ada penjelasannya tertulis Madrasah Mir Arab, nah ini saya kira bagi saudara-saudara sekalian yang tertarik sejarah ini semua bisa dicari di Google. Ini ada gambar-gambar yang menunjukkan bahwa pada hari-hari tertentu ada berbagai kegiatan di sini. Saya kira ini juga menunjukkan bahwa Madrasah ini mulai difungsikan kembali untuk berbagai upacara tradisi keagamaan masyarakat Uzbek setelah Uzbek terbebas dari Uni Soviet atau Merdeka,” jelas Dubes Najib..

Dubes Najib merasa sangat gembira karena kehidupan keagamaan mulai muncul kembali di Uzbekistan termasuk di kota Bukhara ini, yang sangat berjasa terhadap masuknya Islam ke Indonesia. Kelihatannya memang turis hanya sampai di sini tidak boleh masuk sampai ke dalam karena dikhawatirkan bisa mengganggu kegiatan belajar mengajar

Mengamati suasana di dalam, saat itu para santri sedang belajar walaupun jumlahnya tidak besar. Ada beberapa wajah atau tokoh ulama terkenal asal Uzbekistan ini yang karena keilmuannya mereka sampai diangkat menjadi imam di St Petersburg Rusia. Ada yang menjadi Mufti di Rusia atau penasihat para pemimpin Rusia tentang Islam, komunitas Islam, dan tentang agama Islam.

Pada bagian tempat penjualan souvenir di samping Masjid, kelihatannya sudah lebih terorganisir, kios-kiosnya tertata lebih rapi dibanding tempat lain. Kelihatannya sudah mulai di fasilitasi oleh negara.

Para turis lebih menyukai makan diluar ruangan

Mereka berdagang macam-macam. Ada kendi, engsel-engsel dan pegangan pintu masa dahulu. Juga ada perhiasan permepuan dimasa lalu yang diperdagangkan.

Pada bagian lain tampak juga diperdagangkan berbagai jenis buku-buku lama di era Uni Soviet. Ada juga koin-koin, uang lama, dan karpet.

“Nah ini ada kopiah khas Uzbek dengan bentuk-bentuk yang unik yang mungkin tidak lazim bagi orang Indonesia tapi ini dipakai disini.Bayangkan ya, bahwa ini kota yang pada abad-abad kejayaannya, bisa dicek ini Bukhara di masa kejayaannya,” ugkap Dubes Najib.

Pada beberapa abad dimasa lalu, suasana kotanya sudah seperti ini, hebat sekali bangunan-bangunannya. Dubes Najib merasa gembira sekali karena melihat bangunan-banunan itu lebih terawat nampak jauh lebih bersih, artinya pemerintahan di Uzbekistan ini sudah menyadari bahwa legasi warisan ini bisa menjadi aset dan sumber ekonomi

“Nah kehadiran saya sebagai Watap (Wakil Tetap) di UNWTO dan sekarang menjadi Exco Member hadir di sini untuk mengikuti Konferensi sekaligus juga tempat ini diusulkan menjadi salah satu pusat wisata unggulan yang diharapkan akan menarik turis-turis dari berbagai belahan dunia untuk datang ke sini,” ujarnya.

Artinya apa, kata Dubes Najib, ini bisa menjadi sumber ekonomi yang luar biasa kalau dikelola secara baik. 

Lebih lengkapnya saksikan videonya dibawah ini:

EDITOR: REYNA

 




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=