
', layer: '
DUBES KOMISI I 2
Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib memberikan sambutan dihadapan anggota Komisi I DPR RI yang sedang melakukan Kunjungan Kerja di Spanyol
'}, {id: 62167, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/DUBES-KOMISI-I.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/DUBES-KOMISI-I-150x150.jpg', permalink: '
', layer: '
DUBES KOMISI I
Anggota Komisi I DPR RI sedang kunjungan ke KBRI Madrid, Spanyol
'}, {id: 62166, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/DUBES-KOMISI-I-3.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/DUBES-KOMISI-I-3-150x150.jpg', permalink: '
', layer: '
DUBES KOMISI I 3
Anggota Komisi I DPR RI sedang kunjungan ke KBRI Madrid, Spanyol
'} ];
ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol Dan UNWTO, Dr Muhammad Najib mengaku merasa sangat terhormat menjadi Duta Besar di Spanyol. Pasalnya banyak negara muslim yang ingin belajar demokrasi dari ndonesia.
Hal itu dikatakan Dubes Muhammad Najib saat menerima kunjungan Anggota Komisi I DPR RI di Wsma Duta RI Madrid.

Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib memberikan sambutan dihadapan anggota Komisi I DPR RI yang sedang melakukan Kunjungan Kerja di Spanyol
“Katanya, negara Indonesia itu sedikit negara muslim yang sukses mengimplementasikan demokrasi. Di banyak negara muslim khususnya di Timur Tengah, Arab Spring itu sebenanrya awal gerakan refoemasi di Timur Tengah, gerakan demokratisasi di Timur Tengah. tetapi hampir semuanya gagal.Tunisia yang dianggap berhasil, sekarang kembali dipertanyakan. Jadi, suasannya seperti itu,” jelas Dubes Najib.
Oleh karena itu, menurut Dubes Najib, mereka antusias sekali (ingin belajar implementasi demokrasi di Indonesia). Sementara, negara-negara Barat telah lama menjalankan demokrasi, dan ingin menjali kerjasama dalam berbagai bentuknya.
Karena mereka ingin Indonesia sukses, baik secara politik mengimplemntasikan demokrasi, menghormati HAM, memberikan kesmepatan yang terbuka bagi perempuan dan seterusnya. Disamping itu mereka juga ingin ekonomi Indonesia sukses.
“Karena sudah menjadi paradigam masyarakat pada umumnya, ntuk apa demokrasi kalau tidak bermuara kepada kemakmuran. Karena itu menjadi Dubes disini itu senang sekali, bangga sekali. Terhormat sekali. Saya itu berteman dengan Dubes India, Dubes China, Dubes Jepang, Korea Selatan, dan masih banyak lagi. Kalau Dubes Timur Tengah hampir semuanya kenal saya,” terang Dubes Najib.
Selanjutnya Dubes Najib juga berharap suasana politik, kompetisi politik menjelang Pemilu termausk Pilpres ini dilakukan dengan tetap terukur, tetap dalam koridor kesantunan yang menjadi ciri dari budaya lokal wisdom bangsa Indonesai yang dikenal di masyarakat. termasuk di Spanyol ini yang harus tetap kita jaga.
Terkait Pemilu dan Pilpres yang tidak lama lagi digelar (awal tahun depan) Dubes Najib kembali mengingatkan untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Bahwa perbedaan pilihan terjadi itu suatu hal yang biasa, namun harus tetap saling menghormati.
“Harus mengutamakan kepentingan jangka panjang sebagai bangsa dan negara. Persatuan harus dijaga. Sebagian orang masih suka melakukan provokasi kepada masyarakat demi kepentngan jangka pendek. Musuh kita itu dari luar. Bersatu saja belum tentu kita bisa melawan kemajuan bangsa lain itu, apalagi kalau tidak bersatu,” harap Dubes Najib.
Dubes Najib juga megingatkan bahwa tradisi oposisi itu sebenarnya tidak ada dalam tradisi politik di Indonesia, karena hal itu merupakan paket dari ide demokrasi. Namun, katanya, kita harus bisa memilah yang baik dari demokrasi diambil, sedang yang tidak baik dan tidak cocok dengan budaya Indonesia tidak perlu diambil.
Dia mencotohkan hal baik dari tradisi politik Indonesia yang perlu dilestarikan. Pertama, dalam kepemimpinan MPR. Pemenang Pemilu menjdai Ketua MPR, sedangkan partai lainnya diakomodir menjadi Wakil Ketua.
Yang Kedua, dalam Pilpres. Pemenang menjadi Presiden (Jokowi) dan Wakil Presiden (Ma’ruf Amin), namun yang kalah tetap dakomodir menjadi Menteri Pertahanan (Prabowo) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sandiaga Uno).
“Ini satu tradisi politik yang sangat baik dan perlu untuk dilestarikan. Kalau politik di Barat itu memang keras. Ada oposisi. Makanya di Barat dibolehkan memiliki senjata api itu karena kehidupannya memang keras betul. Kalau masyarakat kita itu guyub rukun. Jangan diprovokasi,” ungkanya.
Selengkapnya saksikan video dibawah ini:
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dubes Muhammad Najib Menerima Mahasiswa Baru Indonesia di Madrid
BPHN Kemenkumham RI Sabet The Winner Of OGP Award 2023 Se Asia Pacific Di Estonia
Dorong Kebangkitan Ekonomi Islam di Pondok Pesantren, 70 Ulama Indonesia ke Malaysia
Bima Suci Simbol Kedekatan Indonesia – Spanyol
Bima Suci Membanggakan di Pentas Global
Dubes Muhammad Najib Hadiri Coctail Party KRI Bima Suci Di Vigo Spanyol
KRI Bima Suci, Duta Diplomasi Maritim Indonesia-Spanyol
Harapan Dari Spanyol di Tahun Politik
Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-29): Ibn Malik, Ulama Asal Jaendan Penulis Kitab Alfiyah (TAMAT)
Mahasiswa UI Bikin Heboh di Madrid
No Responses
You must log in to post a comment.