Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengutarakan kejengkelannya kepada pemerintah yang disebutnya telah bertindak sewenang-wenang menjelang Pilpres 2024 dalam acara konsolidasi relawan pendukung Ganjar-Mahfud MD, pada Senin (27/11/2023). Tanpa menyebutnama, di hadapan relawan pendukung capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Megawati menyinggung tindakan sewenang-wenang itu seperti intimidasi dan intervensi kepada masyarakat.
“Mestinya Ibu nggak perlu ngomong gitu, tapi sudah jengkel. Karena apa? Republik ini penuh dengan pengorbanan tahu tidak? Mengapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?” sambungnya yang diiringi seruan relawan dan teriakan merdeka.
Jengkelnya Ibu Megawati ini sepertinya sudah lama dipendam dan menumpuk lalu meledak didepan relawan Ganjar- Mahfud itu. Maklum Ibu Megawati ini pernah merasakan kesewenang-wenang pemerintah Orde Baru terhadap dirinya maupun partainya. Pemerintah Orde Baru dibawah kepemimpinan Jendral Soeharto itu rasanya seperti negara Amerika Serikat selalu menjegal seorang calon pemimpin partai atau lembaga lainnya bila tidak sesuai dengan kepentingannya.
Dalam kasus Amerika Serikat sering terjadi negara ini lewat lembaga mata-mata nya – CIA melakukan pembunuhan pada calon pemimpin di negara lain yang dianggap mengancam kepentingannya. Orba maupun Amerika Serikat ini seringkali melakukan kebijakan belah bambu, dan ini terjadi di partainya Ibu Megawati.
Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 27 Juli 1996, menjadi salah satu lembaran hitam dalam perpolitikan di Indonesia. Sebab, peristiwa yang dikenal dengan sebutan”Kudatuli” (Kerusuhan 27 Juli) itu menjadi pengingat bahwa dualisme partai politik yang terjadi di Indonesia bisa berujung menjadi tragedi yang menimbulkan korban jiwa.
BACA JUGA:
- Berlari, Menjadikan UNUSA Sebagai Universitas Yang Tercepat Menerima Predikat Unggul
- Ahmad Cholis Hamzah: UNUSA Goes International
- Ahmad Cholis Hamzah: Raja Tempe di Jepang dari Tuban
Peristiwa Kudatuli berawal dari upaya pengambilalihan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta. Saat itu, kantor DPP PDI yang dikendalikan oleh pendukung Megawati Soekarnoputri berusaha dikuasai oleh pendukung Soerjadi. Perebutan kantor ini mengakibatkan jatuh beberapa orang meinggal dunia karena sebelumnya terjadi bentrokan, kubu Soeryadi mengerahkan tentara dan preman dalam bentrokan itu.
Megawati merupakan ketua umum PDI berdasarkan hasil Kongres Surabaya pada 1993 untuk kepengurusan 1993-1998. Sedangkan Soerjadi terpilih berdasarkan hasil Kongres Medan pada 22 Juni1996 untuk periode 1996-1998. Soeryadi adalah sosok aktivis PDI yang ditunjuk pemerintah Orba untukmembuat organisasi tandingan menjegal Megawati. Pemerintah Orba tidak saja melakukan hal itu pada partai politik tapi juga pada organisasi lainnya seperti NU, KNPI, HKTI dll.
Beberapa ciri pemerintahan Orde Baru selain melakukan operasi belah bambu pada parpol maupun organisasi mayarakat, juga sangat kentara membangun dukungan kroni-kroni yang menguasai bisnis raksasa, memberikan keistimewaan kepada keluarga dan teman dekatnya untuk masuk didunia politik, militer maupun bisnis, menekan para pengkritik pemerintahannya dengan cara membungkam mereka berpendapat bahkan memasukkan ke penjara, malahan ada yang diculik dan dibunuh. Pimpinan tertinggi TNI maupun Polri dipilih berdasarkan kedekatannya pada Jendral Soeharto.
Sikap jengkelnya ibu Megawati didepan relawan ganjar-Mahfud itu memang tidak menuding atau menyebeutnama kepada siapa kejengkelannya itu diungkapkan. Pernyataan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputriyang menyinggung soal orang baru berkuasa mau bertindak seperti Orde Baru (Orba) dalam pidatonya ramai menjadi pembahasan. Terkait dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan enggan memberi tanggapan. “Saya tidak ingin memberi tanggapan,” ujar Jokowi di Hutan Kota JIEP kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (29/11/2023).
Tapi masyarakat menduga kuat kejengkelan bu Megawati itu ditujukan kepada presiden Jokowi dan pemerintahannya.
Saya tidak tahu apakah kejengkelan bu Mega itu muncul karena pak Jokowi memiliki ciri-ciri seperti pemerintahan Orde Baru.
EDITOR: REYNA
Artikel sama dimuat di Optika.id
Related Posts
Saham PGN Sudah Ambrol Sebelum Digugat Gunvor ke Pengadilan London
Diduga kepala sekolah MTs Negeri 4 Nganjuk melakukan praktek pungli
Disinyalir Pelaksana EPC Proyek Gas Senoro Selatan Melanggar Komitmen TKDN, Apa Sikap SKKMigas ?
Bantah Harga Avtur Mahal, Presiden FSPPB: Yang Bikin Mahal Bukan Pertamina, Komponen Pajaknya Berlipat Ganda!!
Warga Kampung Tanah Merah Korban Kebakaran Depo Plumpang Menang Gugatan lawan Pertamina
Sebelum Penetapan Calon Bupati, Azi Pangaribuan Dilaporkan ke Polres Simalungun
Sygma Research and Consulting Menggelar Diskusi Mengawal Demokrasi yang Bersih dan Beradab, Dihadiri Akademisi, Politisi, Aktivis dan Mahasiswa.
Logika Terbalik Ala Srimulat Yang Dipakai KP Dalam Kasus Gratifikasi Jet Pribadi, Route Detail Private Jet Dan Nama-Nama Penumpang
FSPPB dan ISC LEMHANAS Tandatangani Kesepakatan (MoU) Untuk Kajian Kebijakan Energi Nasional
Petinggi BPKP Rangkap Jabatan Sebagai Komisaris BUMN, CERI: Aneh, Pengawas dan Yang Diawasi Orangnya Sama
No Responses
You must log in to post a comment.