Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
“Tidak ada musuh dan teman yang abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi”, “the enemy of my enemy is my friend”, kedua ungkapan itu sangat familiar di dunia politik di dunia termasuk di Indonesia, yang intinya menjelaskan bahwa dalam dunia politik itu dulu kawan sekarang menjadi musuh. Akan halnya PDIP – partai pemenang pemilu yang mengusung pak Joko Widodo menjadi gubernur DKI dan menjadi presiden untuk duaperiode, dan selalu membela pak Jokowi dari berbagai kritikan; namun sekarang publik menyaksikan bahwa partai Banteng moncong putih ini secara terang-terangan mengkritik Jokowi dan pemerintahannya, mengkritikbkebijakan pemerintah yang dianggap tindak pro rakyat, strategi pangan yang gagal dsb.
Konflik PDIP dengan presiden Jokowi lebih meruncing setelah Jokowi dituding melanggengkan praktek dinasti politik dimana secara terang-terangan mengusung putranya Gibran menjadi calon wakil presiden di Pilpres 2024 dengan cara memanipulasi hukum lewat Mahkamah Konstitusi. Ketua umum PDIP sendiri dalam pidatonya yang ditujukan kepada rakyat Indonesia secara jelas mengkritik bahwa hukum sudah dimanipulasi dan jauh dari nurani.
Sekarang publik disuguhi pertantangan PDIP versus pemerintahan Jokowi dalam hal pelaksanan pemilu dan pilpres 2024. Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto yang dulu sering membela dan melindungi Jokowi – mulaimengkritik bahwa partainya PDIP menerima banyak tekanan di berbagai daerah, termasuk pencopotan baliho milik pasangan Ganjar-Mahfud yang digadang-gadang PDIP.
TERKAIT :
- Ahmad Cholis Hamzah: Perlu Ada Klarifikasi Pemerintah Tentang Penyebaran Nyamuk Modifikasi
- Anda Pikir Saya Kuliah Kedokteran Hanya Untuk Menelantarkan Pasien?
- Investor Asing Masih Ragu Ikut Proyek IKN
Sehubungan dengan itu, kata Hasto, PDIP pun mulai menjalin komunikasi dengan kubu capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) yang juga menghadapi hal kurang lebih sama. Namun klaim Hasto ini disangkal oleh partai Nasdem yang mengusung Anies-Muhaimin. Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali, menyikapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. “Kami tidak melakukan komunikasi secara institusi dengan pasanganmanapun,” ujar Ahmad Ali kepada wartawan, Sabtu(18/11/2023).
Malahan, Ahmad Ali mengatakan, tidak ada kekuasaan dalam artian pemerintah yang menekan pasangan Amin. Tetapi, tekanan itu justru dari kader PDIP yang menjadi kepala daerah. “Paling tidak sebelum penetapan, saya mendampingi Amin kesana kemari, justru kami dapat tekanan dari kepala daerah yang dari partai mereka, tidak sedikit kemudian acara kemudian batal karena itu,” terangnya.
Memang bentuk-bentuk tekanan itu tidak hanya penurunan baliho saja, kampus-kampus sepertinya dilarang untuk menyelenggarakan pertemuan yang menghadirkan tokoh yang tidak disukai pemerintah.
Rakyat akhirnya bertanya, benarkah ada tekanan dari pemerintah kepada partai politik seperti yang dikeluhkan sekjen PDIP itu?, apa PDIP tidak pernah melakukan hal yang sama ketika masih berkuasa bergandeng tangan dengan rezim pemerintah. Lalu apakah itu hanya political tactic atau taktik politik dalam rangka meraup suara rakyat dengan cara memberi kesan bahwa partainya “di kuyo-kuyo”, ini dilakukan karena partai tahu perilaku pemilih atau voters behavior di Indonesia ini yaitu bahwa apabila ada pihak yang mendapat tekanan terus menerus maka pemilih atau simpatisannya akan semakin solid, sebab di budaya kita tidak elok menjelek-jelekkan orang lain. Taktik ini dipakai untuk menarik simpati masyarakat.
Apakah ini hanya a political game atau permainan politik?
Wallahu alam
EDITOR: REYNA
Artikel sama dimuat juga di Optika.id
Related Posts
Eks Danjen Kopassus: Pengkhianat Negara, Jokowi Harus Diturunkan dengan Revolusi
BP Batam Mampu Beri Dampak Positif Pembangunan di Batam
Anies: Saya Yang Berterimakasih, Ini Kerja Relawan Yang Luar Biasa
Asyari Usman: Awas, Ada RUU Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Oleh Presiden
Muhammad Chirzin: Rakyat Menuntut Pemakzulan Jokowi
Yusuf Blegur: Pasangan Rongsokan dan Karbitan
SKK Migas – Jamintel Tandatangani Kerjasama Fungsi Intelijen Kegiatan Usaha Hulu Migas
Transisi Energy Pertamina: Komitmen Kuat Cuan Besar
Presiden Jokowi Kunjungi Gudang Bulog Batu Cermin NTT Pastikan Cadangan Beras Cukup
Indonesia Masuk Lima Besar Dalam “World Tourism Film Awards” di Valencia Spanyol
No Responses
You must log in to post a comment.