PEKANBARU – Emiten cucu usaha PT Pertamina (Persero) atau anak usaha Subholding PT Pertamina Power Indonesia yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 Februari 2023, telah berhasil meraup dana segar sebanyak Rp 9,05 triliun melalui IPO.
Berdasarkan rencana penggunaan dana IPO pada prospektus, sebanyak 85 persen akan digunakan untuk ekspansi usaha atau sebagai capitel expenditure (Capex) untuk pengembangan kapasitas WKP PGEO saat ini.
Terbaru, direksi PT Pertamina Geotermal Energy Tbk (PGEO) mengatakan berencana akan menggelontorkan uang sebesar USD 300 juta atau setara Rp 4,61 trilun untuk merger dan akuisisi dalam bentuk investasi di luar negeri.
Terkait rencana ekspansi ini, Sekretaris Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Hengki Seprihadi mengutarakan rencana ekspansi ini patut dipertanyakan dalam konteks kebijakan transisi energi di dalam negeri yang akan meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.
Karena, kata Hengki, seharusnya PGEO lebih fokus mengembangkan dan mengoptimalkan potensi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Indonesia, bukan di luar negeri, agar bisa meningkatkan persentase energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional untuk bisa cepat mencapai target NZE (Net Zero Emission) pada tahun 2050.
“Jika langkah PGEO mau investasi di luar negeri itu benar, maka kebijkaan ini dianggap aneh dan lucu serta patut dipertanyakan motifnya, lantaran produk panas bumi di luar negeri itu gak bisa dibawa ke Indonesia, itu sama saja Pertamina tidak mendukung proses transisi energi di Indonesia,” ungkap Hengki.
Dikatakan Hengki, jika hanya pada tingkat sebatas menjadi konsultan patner mengembangkan energi panas bumi di negara lain, tidak ada salahnya dan merupakan hal yang bagus.
“Tetapi bukan mau berinvestasi di sana, lantaran di negara kita masih banyak butuh investasi untuk memanfaatkan potensi panas bumi yang belum dimanfaatkan maksimal untuk EBT,” ungkap Hengki.
Menurut Hengki, dugaan itu terungkap dari keterangan Direksi PGEO di media bahwa telah mengalokasi dana yang akan digelontorkan untuk rencana tahun 2025 akan melakukan pemboran sumur panas bumi di lapangan Suswa Kenya, Afrika. Aktifitas itu disebutkan merupakan hasil kerjasama dengan Geotermal Development Company (GDC)
Informansinya sebagian dari dana IPO tersebut akan digunakan oleh PGEO saat ini untuk ikut lelang proyek panas bumi di Turkiye.
“Capex USD 300 juta itu lebih inorganik (merger dan akuisisi) kita liatnya opportunity approach dari pihak penjual dari segi timeline”, kata Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio pada media hari Kamis (5/9/2024).
Pada hari yang sama, Kamis (5/9/2024), Dirut PGEO Julfi Hadi mengatakan kepada awak media bahwa PGEO tidak melanjutkan rencana akuisisi WKP Sorik Merapi di Sumatera Utara. “Itu sudah enggak, itu sudah selesai,” katanya.
Julfi lebih lanjut mengatakan perseroannya berfokus untuk ekspansi pada aset existing untuk mengejar kapasitas listrik terpasang 1 Gigawat (GW) dalam dua tahun ini.
Jauh sebelumnya, Dirut Pertamina (Persero), Nicke Widyawati meminta jajaran PGEO melakukan percepatan peningkatan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) mencapai 1 GW hingga tahun 2030.
Hal tersebut ditegaskan Nicke pada acara peletakan batu pertama PLTP Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (19/12/2023).
Sementara itu, Hengki mengatakan, ketika ditanyakan soal rencana PGEO akan investasi di luar negeri kepada mantan petinggi PGEO, dia menyatakan, infonya memang ada hal yang menarik di Kenya dan Turki, karena mereka dapat tawaran harga listrik yang gunakan feed in tariff, sehingga ada kepastian bisnis dibandingkan Indonesia yang selalu ditekan dalam negosisasi harga dengan PLN. (*)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Skandal Fufufafa Menjelang Transisi Kepemimpinan
Go To Hell Israel
Membangun Kekuatan Perubahan di Masyarakat : Dari Sampah Menjadi Peluang
Imam Wildan Zarkasyi Golkar: Warga Lirboyo Siap Menangkan Vinanda-Gus Qowim
Testimoni Maklumat Yogyakarta Untuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto
Kennedy Manurung Ketua Ormas Pedang Keadilan Perjuangan “ada kejanggalan di penegak hukum “
Pengurus DPW Tani Merdeka Jawa Timur 2024-2029 Resmi Dilantik
Hendri Satrio: Tradisi Pembangunan NTB Berkelanjutan, Tak Diganti di Tengah Jalan
Transformasi Pelindo Multi Terminal Catatkan Kinerja Positif Pelabuhan Dumai
Banjir tak kunjung surut, Pj. Walikota Tebing Tinggi ikut evakuasi ibu hamil yang terjebak banjir
No Responses