Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Saya waktu kecil tahun 1950 – 1960 an setiap menjelang lebaran diajak ibu saya ke jalan Praban Surabaya tempat berbagai toko sepatu. Tentu karena kondisi ekonomi keluarga, kami mencari toko yang menjual sepatu murah. Namun sekali-kali saya dibelikan sepatu merek Bata yang masa itu merupakan merek sepatu elit. Perusahaan sepatu asal Cheko ini memang menjadi legenda perusahaan sepatu yang sudah lama berada di Indonesia.
Memang perusahaan Bata atau T&A Bata Shoe Company (IDX: BATA) adalah perusahaan tua, terdaftar di Zlin, Cekoslowakia atas nama dua bersaudara Tomáš, Anna dan Antonín Bata (1894). Perusahaan sepatu milik keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis internasional: Bata Eropa, Bata Asia Pasifik-Afrika, Bata Amerika Latin, dan Bata Amerika Utara. Produk perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini sudah menjual sebanyak 14 miliar pasang sepatu.
Namun tiba-tiba di bulan Mei 2024 saya membaca berbagai media yang mewartakan perusahaan sepatu Bata ini mengumumkan penutupan usahanya. Menurut karyawan perusahaan ini pihak manajemen mengundang seluruh karyawannya dan mengumumkan berita mengejutkan bagi mereka yaitu penutupan perusahaannya. Penutupan pabrik itu dilakukan karena perusahaan mengaku merugi akibat biaya operasional membengkak. Mengacu pada laporan keuangan per 31 Desember 2023, BATA mencatat rugi tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp190,29 miliar. Nilai ini membengkak 79,65% dari Rp105,92 miliar di tahun 2022.
Pada Januari-September 2023 tercatat kerugian BATA mencapai Rp80,65 miliar atau meningkat 294,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp20,43 miliar. Sedangkan, penjualan bersih BATA pada periode tersebut turun 0,42% menjadi Rp488,47 miliar atau lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp490,57 miliar.
Penutupan pabrik PT Sepatu Bata Tbk (BATA). Produsen sepatu yang telah lama menjadi bagian dari sejarah sepatu di Indonesia ini mengumumkan penutupan pabriknya di Purwakarta. Keputusan ini diambil setelah empat tahun berjuang melawan kerugian yang terus membengkak, mencapai akumulasi Rp 525 miliar dalam empat tahun terakhir. Permintaan yang menurun dan kapasitas produksi yang jauh melebihi kebutuhan menjadi alasan utama dibalik penutupan pabrik ini.
Penutupan itu tentu mengakibatkan PHK massal karyawannya dan kondisi ini tidak hanya dialami oleh PT. Sepatu Bata karena sudah ada beberapa perusahaan sepatu yang mengalami PHK massal antara lain PT. Panrub Industry (Adidas) yang pabriknya berlokasi di Tangerang, Banten dan mem- PHK 1.400 karyawannya. Situasi global yang masih belum pulih dari dampak pandemi menyebabkan penurunan permintaan, terutama dari pasar utama seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Berikutnya PT. Nikomas Gemilang pabrik sepatu yang melakukan pemangkasan besar-besaran karyawan dilakukan sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya yang terjadi pada 2023 lalu. Perusahaan ini sedang dalam proses relokasi pabrik ke daerah dengan upah yang lebih rendah, seperti Pekalongan di Jawa Tengah. Penurunan permintaan dari pasar ekspor juga menjadi alasan di balik keputusan ini.
Penutupan perusahaan-perusahaan sepatu diatas perlu mendapatkan perrhatian pemerintah karena kerugian yang dialami perusahaan itu tidak hanya karena biaya operasional yang membengkak dan menurunnya penjualan secara drastis – namun perlu dicermati bahwa membanjirnya produk impor (terutama dari Cina) dengan harga super murah serta membludaknya produk barang illegal dsb juga menjadi pemicu yang cukup signifikan mengapa perusahaan-perusahaan sepatu itu akhirnya terpaksa harus gulung tikar.
Editor : Reyna
Artikel sama dimuat di Optika.id
Related Posts
Lumajang Punya Pemimpin Baru, Gus Adim: Tidak Usah Mengkotak-kotakan NU dan Muhammadiyah
Sadis, di lereng Gunung Kelud Kediri, seorang guru bersama isteri dan 2 anaknya dibantai. Apa motifnya??
Rusia mengatakan kapal perangnya tiba di Qingdao, Tiongkok
Kemendagri evaluasi kinerja Penjabat Walikota se-Indonesia, Moetaqqien Hasrimi Pj Walikota Tebingtinggi masuk top 5 penjabat walikota terbaik
Kumpulkan Stakeholder, Pendamping Desa Kab Malang Fasilitasi & Dukung Branding “Kopi Lereng Kawi”
Roadmap Indonesia Menuju Emisi Nol 2060: Tantangan dan Solusi untuk Meningkatkan Produksi Energi Bersih
KA Matarmaja Seruduk Mobil RSUD Gambiran Kediri
Harmonisasi Zakat dan Wakaf Menyelesaikan Persoalan Umat
dr. Raja Faisal Apresiasi Tanggung Jawab Kapolrestabes Semarang dan Evaluasi SOP Penggunaan Senjata Api
Mobil Tangki Milik PT Sean Bumi Indo Bermuatan Solar Subsidi Parkir di Polsek Ngasem, Ada Apa??
No Responses