Oleh : Salamuddin Daeng
Pemerintah dan DPR untuk tidak lagi meminta uang untuk pembangunan kepada PT Pertamina, karena utang PT. Pertamina sudah sangat banyak. Selama masa kepemimpinan Nicke Widyawati meningkat dengan sangat pesat. Peningkatan utang Pertamina selama 5 tahun kepemimpinan Nicke terakumulasi setara dengan seluruh utang yang pernah dibuat oleh seluruh dirut yang pernah menjabat semenjak Pertamina berdiri. Sekali lagi sejak Pertamina berdiri.
Kesimpulan ini diperoleh dari analisis laporan keuangan Pertamina tahun 2017 (Nicke menjabat tahun 2018) dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2023 (Nicke diberhentikan pada penghujung 2024). Jadi kesimpulan tersebut belum menghitung tambahan utang selama tahun 2024. Tentu saja menunggu laporan keuangan tahun 2024 yang akan diumumkan pada Mei atau Juni 2025 nanti.
Jadi tambahan utang Pertamina yang meningkat dua kali lipat dari seluruh utang perusahaan Pertamina yang dibuat sejak zaman Sukarno sampa dengan periode pertama Pemerintahan Jokowi. Ini memang keadaan yang mengagetkan banyak pihak. Mengapa utang pertamina bisa bertambah sebesar itu dan untuk apa utang itu digunakan.
Sebagai perbandingan sesama perusahaan energi yakni PLN. utang PLN selama masa kepemimpinan dirut yang sekarang hanya bertambah 7 triliun rupiah. Jika dibandingkan dengan tanbahan utang Pertamina itu sama dengan 52 kali tambahan utang oleh PLN.
Sebenarnya untuk apa utang utang tersebut digunakan? Pertamina memang banyak menbuat rencana mega proyek baik di hulu, pembelian blok migas di luar negeri, mega proyek kilang melalui RDMP, sawitisasi solar, dan hilir untuk membeli BBM impor. Namun secara kapasitas tidak ada tambahan yang mencolok. Program ini biasa bisasa saja dan hasilnya pun biasa biasa saja.
Sebagai contoh produksi hulu pertamina hanya bertambah sekitar 2000 barel minyak per hari. Tambahan ini tidak berarti dibandingkan penurunan produksi minyak mentah secara nasional. Demikian juga mega proyek kilang yang gagal mencapai level yang baik. Karena produktifitas yang rendah dan mengakibatkan kilang merugi sekitar 2 digit.
Kondisi paling parah yang menjadi persoalan utama pemerintahan Prabowo Gibran adalah impor minyak yang sangat besar. Indonesia mengimpor minyak mentah sekitar 10 miliar dolar dan minyak jadi atau BBM sekitar 23 mikiar dollar. secara keseluruhan ini bernilai sekitar 600 triliun rupiah.
Jadi tambahan utang perusahaan pertamina dalam 5 tahun kepemimpinan nicke widyawati tidak menambah kapasitas pertamina secara significant dilihat dari indikator utama. Memang ada tambahan dari nilai aset, namun banyak pengamat meminta agar tambahan aset ini diverifikasi dimana? aset apa? dll.
Adanya skandal proyek korup pembelian ladang minyak apertamina di luar negeri, adanya kebakaran kilang, adanya piutang Pertamina yang berkali kali tidak tertagih kepada swasta dalam negeri dan luar negeri membutuhkan investigasi apakah ini bebar atau tidak. Ini memerlukan pemeriksaan yang teliti dan detail.
Evaluasi menyeluruh terhadap struktur pertamina mesti dilakukan dengan sungguh sungguh dalam rangka efisiensi, efektifitas belanja, dan mencapai target penurunan impor. Swasembada energi akan terkendala di sektor pokok yakni impor minyak mentah dan impor minyak jadi atau BBM yang menguras uang negara.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Lumajang Punya Pemimpin Baru, Gus Adim: Tidak Usah Mengkotak-kotakan NU dan Muhammadiyah
Sadis, di lereng Gunung Kelud Kediri, seorang guru bersama isteri dan 2 anaknya dibantai. Apa motifnya??
Rusia mengatakan kapal perangnya tiba di Qingdao, Tiongkok
Kemendagri evaluasi kinerja Penjabat Walikota se-Indonesia, Moetaqqien Hasrimi Pj Walikota Tebingtinggi masuk top 5 penjabat walikota terbaik
Kumpulkan Stakeholder, Pendamping Desa Kab Malang Fasilitasi & Dukung Branding “Kopi Lereng Kawi”
Kita Harus Faham DNA Media Barat
Bukti Gamblang, Kebenaran Takdir Allah
Roadmap Indonesia Menuju Emisi Nol 2060: Tantangan dan Solusi untuk Meningkatkan Produksi Energi Bersih
Keikhlasan Kunci Keberhasilan
Akurasi Membaca Kemunculan Pratanda Pilbup Kulon Progo
No Responses