Ojo Dibandingke: Kolaborasi Sanggar Pelangi Srimanganti Dengan Teater Senja SMPN 1

Ojo Dibandingke: Kolaborasi Sanggar Pelangi Srimanganti Dengan Teater Senja SMPN 1
Pertunjukan Teater yang melibatkan siswi SMP Negeri 1 Nglipar Gunungkidul besama para seniman kondang di Taman Budaya Yogyakarta, Senen (21/11/2022)

', layer: '

TEATER 2

'}, {id: 55593, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2022/11/TEATER-3.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2022/11/TEATER-3-150x150.jpg', permalink: '

', layer: '

TEATER 3

'} ];




ZONASATUNEWS.COM, YOGYAKARTA – Pertunjukan Teater yang melibatkan siswi SMP Negeri 1 Nglipar Gunungkidul besama para seniman kondang di Taman Budaya Yogyakarta, Senen 21/11, ditayangkan live streaming berhasil menyita perhatian ratusan penonton.

Pertunjukan berdurasi 30 menit ini menceritakan tentang perbedaan sudut pandang budaya.

Dalam pertunjukan dikisahkan, ada keluarga dari keturunan darah biru bernama Eyang Putri atau dalam pertunjukan teater disebut Eyang sepuh lama hidup diluar negeri.


Dia melarang ketiga cucunya untuk mendalami budaya Jawa dalam hal ini tari tradisional atau tari jawa.

Si Eyang marah besar kepada pembantu dan menantunya ketika mengetahui bahwa cucunya belajar tari Jawa di sanggar.

Saking marahnya sampai melabrak pelatih tari di Sanggar tempat cucunya berlatih.

Eyang Sepuh menganggap bahwa tari Jawa itu kampungan, dia tidak ingin dari keturunannya ada seorang penari Jawa. Dia menyebutnya seorang Ledek.

Eyang sepuh menghendaki cucu-cucunya untuk mendalami seni budaya luar negeri, seperti tari balet, disco dan sejenisnya.

Dia juga membandingkan antara tarian Jawa kalah hebat dengan tarian luar negeri, Perancis, Inggris, Amerika.

“Kenapa kamu berlatih tari Jawa, nanti kamu akan jadi Ledek (sebutan penari jawa), mending kamu saya kirim keluar negeri untuk belajar tari disana,” dialog nenek dengan cucunya saat dipementasan.

Sementara, dalam pertunjukan teater juga ada beberapa tokoh memerankan kalangan pengusaha kaya yang sudah go internasional,  mempunyai sudut pandang berbeda dalam memaknai budaya.

Menurutnya, semua budaya itu baik, tapi sebagai orang Jawa klita punya kewajiban untuk menjaga dan melestarikan agar tidak lekang termakan jaman.

Dalam dialek salah satu tokoh berperan sebagai pemilik sanggar menyampaikan, bahwa dalam tradisi seni Jawa mengandung beberapa unsur yang mengandung nilai adiluhung, wiraga, wirasa, wirama.

Wiraga,saat sang penari melakukan tariannya, gerakan harus tegas, lembut dan mengandung unsur keindahan.

Wirasa,gerakan tarianya harus manunggal dengan kehendak, dalam hal ini perlu penghayatan secara batin atau perasaan.

Sedangakan, gerakannya juga diselaraskan dengan irama musik atau gamelan.

Perpaduan, Wiraga, Wirasa dan Wirama, mampu melahirkan gerakan harmoni, menebarkan aura positif yang mampu menghipnotis bagi para penonton.

Disebutkan, bahwa dalam budaya Jawa, juga mengajarkan tata krama, senantiasa menjunjung tinggi norma-norma kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.

“Semua budaya itu baik tergantung bagaimana kita menyikapi, entah itu budaya luar negeri atau budaya kita,dan perlu diingat, jangan dibandingkan antara budaya kita dengan budaya manca Negara,” tegas sang tokoh dalam dialeknya.

Disisi lain, salah satu siswi pemeran penari Jawa dari Teater Senja SMP Negeri 1 Nglipar Celsi mengatakan, merupakan suatu kebanggaan tersendiri bisa pentas bareng dengan para seniman handal dari Sanggar Pelangi Srimanganti Yogyakarta.

Dia mengaku termotivasi untuk terus dan terus belajar dan berlatih agar kelak bisa menjadi seniman profesional.

“Teimakasih sudah bisa pentas bareng para seniman senior Sri Manganti, atas nama teater Senja kami juga nengucapkan terimakasih kepada bapak kepala sekolah dan bapak ibu guru SMPN 1 Nglipar yang sudah memberikan kesempatan kepada kami siswa siswi untuk berkreasi di Teater Senja”, tegas Celsi.

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=