Tragis, Saat Duduk Bersandar, Warga PSHT Diterjang Timah Panas Senpi Laras Panjang Seorang Polisi

Tragis, Saat Duduk Bersandar, Warga PSHT Diterjang Timah Panas Senpi Laras Panjang Seorang Polisi
Ketua Cabang PSHT beserta jajarannya saat di Polres Gunungkidul

', layer: '

BAMBANG JOGJA SH

Pelaku ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda DIY

'}, {id: 62043, image: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/BAMBANG-JOGJA-SH-3.jpg', extlink: '', thumb: 'http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2023/05/BAMBANG-JOGJA-SH-3-150x150.jpg', permalink: '

', layer: '

BAMBANG JOGJA SH 3

Ketua Cabang PSHT beserta jajarannya saat di Polres Gunungkidul

'} ];




Ada lontaran dari pelaku penembakan kepada si Korban, ketika korban tengah terkapar meregang nyawa: “ Ayo tangi ora sah aleman ayo gek ndang tangi”

ZONASATUNEWS.COM,YOGYAKARTA – Untung tak dapat diraih, malang tak pernah diduga, begitulah pepatah yang tepat untuk seorang pemuda bernama Aldi Aprianto (20).

Pemuda asal Kalurahan Girisubo Gunungkidul itu yang juga warga  Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), terpaksa harus meregang nyawa lantaran kelalaian seorang oknum anggota polis Polsek Girisubo.

Kejadian bermula saat warga masyarakat padukuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul tengah memperingati bersih dusun saat malam hari, Minggu 14 Mei 2023 dengan menggelar pentas musik dangdut campursari.

Jenasah Aldi diberangkatkan ke makam, diringi temannya sesama anggota PSHT

Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari seorang warga bernama Widi. sekitar pukul 22.30 WIB, ada keributan kecil antara penonton dan tidak sampai terjadi tindakan anarkis, dan sudah bisa terkondisikan, meskipun masih ada teriakan teriakan keras diantara penonton.

Saat terjadi keributan korban bernama Aldi baru saja datang beberapa menit dan berbaur dengan teman temanya sesama anggota Karang Taruna yang malam kejadian juga turut mengamankan jalanya pertunjukan.

Aldi bersama teman lainnya berada didepan panggung yang sudah diberi pagar pembatas pemisah antara penontan dan Karang Taruna. Saat itu, posisi Aldi tengah duduk santai bersandar didepan panggung pertunjukan, persis dibawah salah seorang anggota polisi yang menyandang senjata api laras panjang itu berdiri.

Ditengah hiruk pikuk penonton dan suara teriakan, entah kenapa polisi yang memakai rompi dan bersenjata api laras panjang mendadak duduk berjongkok diatas Aldi, dan saat itulah terdengar ledakan, sontak Aldi jatuh tersungkur bersimbah darah.

Pelaku ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda DIY

“Aldi baru beberapa menit berada dilokasi, setelah mengantarkan kekasihnya pulang, enggak Taunya malah meninggal tertembak polisi,” ungkap Widi.

Pernyataan serupa juga disampaikan teman dekat korban bernama Deri Saputra yang saat kejadian berada didekat korban. Bahkan Deri mengaku sempat membawa korban ke Puskesmas hingga Rumah Sakit Umum Wonosari.

Menurut Deri, keributan yang terjadi pada malam itu hanyalah keributan kecil dan tidak sempat terjadi tindak kekerasan, dan sebenarnya sudah bisa diamankan, hanya suara teriakan teriakan penonton dianggapnya hal yang wajar disuasana dangdutan.

Tapi pihaknya juga mengaku enggak tau kenapa polisi sampai membawa senjata api laras panjang yang mengakibatkan temanya tertembak, pelurunya mengenai tubuh korban bagian belakang hingga tembus ke tulang rusuk, tubuh bagian depan.

Menurut Deri, dia juga sempat mendengar ada lontaran dari seorang polisi pelaku penembakan kepada korban, disaat korban jatuh terkapar meregang nyawa.

“Ayo tangi ora sah aleman, ayo gek ndang tangi, (ayo bangun enggak usah manja, ayo cepat bangun)”, ungkap Deri menirukan lontaran pelaku penembakan.

Korban sempat tersenyum dan melambaikan tangan menjelang ajal menjemput, kata Deri.

Menurut Deri, sahabatnya tersebut masih sempat tersenyum dan melambaikan tangan saat terkapar bersimbah darah. Awalnya Deri menduga bahwa sahabatnya hanya kaget dan sock karena mendengar letusan tembakan yang memang sangat dekat kira kira tidak lebih dari 1 meter jaraknya dengan korban Aldi.

Karena dikira hanya kaget, pertolonganpun juga tidak segera dilakukan, sekitar 10 menit tubuh Aldi dibiarkan terkapar tanpa ada yang menyetuhnya. Setelah ditunggu tidak ada reaksi, maka barulah ada inisiatif dari beberapa orang untuk menolong korban, begitu terkejut disaat ada salah seorang yang memegang tubuh korban bagian Pundak belakang, ternyata ada lobang luka berdarah, tembus rusuk depan.

Korbanpun akhirnya dicarikan ambulan dan dibawa ke Puskesmas, dan dirujuk ke RSU Wonosari, namun sayang ,nyawa Aldi sudah tidak tertolong, Aldi dinyatakan meninggal dunia.

“Pas didepan saya mas Aldi ne terkapar sempat tersenyum, sama melambaikan tangan ke saya , ya karena temen temen sekitar ngirane yan dak ini, ndak ada pelurunya dikiranya cumak angin, dan mas aldine dikirane sock kaget, sempet ada lontaran dari pelaku ke si korban, ayo tangi rasah aleman ayo tangi, semakin temen temen percaya bahwasanya nek itu enggak ada pelurunya, sehingga tidak ada penanganan cepet dari temen temen ke mas Aldinya, pada akhirnya ada yang mengangkat bahunya mas Aldi ada darahnya, dan baru sadar kalau kena tembakan dan ada pelurunya“, kata Deri.

Pelaku sempat Mengelak bahwa Senjatanya tidak ada peluru.
Meski si korban sudah jelas jatuh terkapar bersimbah darah, pelaku masih sempat mengelak dan tidak mau mengakui, bahwasanya senjata api laras panjang yang digantung dipundaknya adalah penyebab tewasnya korban bernama Aldi Aprianto (20) seorang pemuda yang menjadi tulang punggung keluarganya.

Aldi dikenal sebagai seorang pemuda ramah dan baik hati. Dalam hidupnya tidak pernah melakukan hal hal yang menyimpang, dan melanggar hukum. Tapi nasibnya sangat tragis, harus tewas ditangan seorang polisi yang konon sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.

“Dari pelaku penembakan sempat mengelak, bahwasanya dia pakek isi peluru itu mengelak, aku nggowo senjata ra enek pelurune aku”, ungkap Deri menirukan pelaku.

Menyikapi kasus tertembaknya Aldi, pihak keluarga utamanya orang tua dan kakak korban, menjadi sock, mereka tidak menduga bahwa Aldi yang penurut dan bertanggug-jawab terhadap kehidupan orang tuanya harus tewas ditangan polisi.

Ketua Cabang PSHT beserta jajarannya saat di Polres Gunungkidul

Keluarga korban dan masyarakat setempat menuntut kepada pihak yang berwenang agar polisi pelaku penembakan bisa dihukum seberat beratnya, dan dicopot dari jabatanya sebagai seorang polisi.

Sementara ditempat terpisah, Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Gunungkidul Lenggar Febrianto saat ditemui ZONASATUNEWS mengatakan, bahwa pihaknya selain turut berbela sungkawa atas meninggalnya Aldi ditangan Polisi, atas nama PSHT akan terus memantau proses hukum hingga sampai putusan pengadilan. Dulur dulur PSHT akan terus memantau jalanya persidangan.

Menurut Febri, PSHT menghendaki agar hukum ini berproses secara transparan, dan berpegang pada keadilan

“Ada unsur kesengajaan atau tidak, yang jelas dulur kami Aldi Febrianto kini tewas ditangan oknum polisi, unuk itu kami minta keadilan, dan kami akan terus pantau dan ikuti proses hukumnya,” tegas Lenggar Febrianto Ketua PSHT Cabang Gunungkidul.{b13)

Liputan : Bambang Widodo, SH

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=