Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-200)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-200)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem




Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Qs Al-Isra’ 1 dan peristiwa nabi Muhammad menjadi imam shalat para nabi dan Rasul memberikan petunjuk bahwa risalah tauhid yang di bawa nabi Ibrahim di Baitul Maqdish, kemudian risalah tersebut dilanjutkan oleh keturunannya yang menjadi nabi dan Rasul di wilayah Baitul maqdish, dan diakhiri oleh keturunannya yang berdiam di Bakkah atau Makkah dengan membawa risalah yang sempurna dari Allah. Kedatangan nabi Muhammad ke Masjidil Aqsha di Yerusalem Baitul Magdish menjadi simbul penyatuan dan penyempurnaan risalah tauhid yang telah melewati masa yang sangat panjang dan sudah saatnya disempurnakan melalui nabi Muhammad dengan membawa Islam dan mengajarkan AlQur’an.

Ibnu Ishaq berkisah dari cerita yang berasal Abu Sa’id Al – Khudri r.a, yang menceritakan bahwa Rasulullah bersabda, ketika nabi telah menyelesaikan semua urusan di Baitul Maqdish, kemudian melakukan perjalanan mikraj. Nabi tidak pernah menyaksikan sebuah peristiwa yang lebih indah dari peristiwa itu, yakni seperti seseorang yang melihat kematian saat sedang menjelang ajal. Lalu malaikat Jibril membawaku naik hingga tiba di salah satu gerbang langit. Gerbang langit tersebut bernama gerbang Al – Hafazhah (para penjaga).

Sebuah tamsil yang bisa memicu para peminat mistis atau sufi dan tarekat, yaitu sebuah perjalanan seperti seseorang yang melihat kematian saat sedang menjelang ajal.

Pintu al – Hafazhah dijaga salah satu malaikat yang bernama Ismail yang memgkomando dua belas ribu malaikat, dan setiap satu dari mereka mengkomando dua belas ribu malaikat. Ketika Rasulullah menceritakan hal tersebut kemudian melantunkan firman Allah Ta’ala sebagaimana pada Qs al – Mudatstsir 31, yaitu : “ Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri “.

Abu Sa’id al – Khudri melanjutkan kisahnya, Rasulullah melanjutkan ceritanya lagi, ketika malaikat Jibril masuk bersamanya, kemudian ditanya oleh malaikat Ismail tentang siapa yang bersamanya. Malaikat Jibril mengatakan bahwa dia Muhammad. Malaikat Ismail kemudian bertanya lagi, apakah Muhammad sudah diutus, dijawab malaikat Jibril sudah. Malaikat Ismail kemudian berdo’a untuk nabi Muhammad. Ibnu Ishaq mengkisahkan, nabi Muhammad berfirman, para malaikat menyambut kedatanganku, pada saat aku tiba di langit dunia.

Semua malaikat tersenyum dan memberi kabar gembira, namun juga ada yang tidak menampakkan wajah gembira sebagaimana yang lain. Kemudian nabi Muhammad menanyakannya kepada malaikat Jibril yang dijawab dia adalah malaikat penjaga neraka. Kemudian malaikat Jibril meminta agar ditunjukkan neraka kepada nabi Muhammad. Banyak manusia laki laki dan perempuan yang dilihat nabi Muhammad dalam berbagai macam keadaan mengerikan yang kemudian diterangkan oleh malaikat Jibril tentang kelakuan manusia tersebut selama di dunia.

bangka.tribunnews.com salah satu gambaran tentang orang di dalam neraka.

Ibnu Ishaq mengikasahkan dari cerita Abu Sa’id al Kudri, malaikat Jibril kemudian membawa nabi Muhammad ke langit kedua. Disana nabi Muhammad menjumpai nabi ‘Iysaa bin Maryam dan nabi Yahya bin Zakariya. Ketika di langit ketiga berjumpa dengan nabi Yusuf bin Ya’cub, di langit ke empat nabi bertemu nabi Idris, kemudian di langit ke lima bertemu nabi Harun bin Imran, kemudian di langit ke enam bertemu nabi Musa bin Imran, kemudian ke langit ke tujuh bertemu dengan nabi Ibrahim yang wajah dan perawakannya mirip nabi Muhammad yang tiap hari didatangi tujuh puluh ribu malaikat hingga kiamat. Dilangit ke tujuh ini adalah letak Sidratul Muntaha.

Namun demikian, di langit ke tujuh nabi bukan hanya bertemu dengan orang yang sudah meninggal namun juga bertemu seorang wanita berkulit merah agak kehitaman yang seharusnya saat itu masih hidup di  dunia. Ketika nabi Muhammad bertanya siapakah dirinya, dijawa oleh wanita tersebut bahwa dirinya milik Zaid bin Haritsah. Usai mikraj, nabi Muhammad memberitahukan kabar gembira tentang wanita tersebut kepada Zaid bin Haritsah. Disetiap langit, nabi Muhammad selalu bertemu dengan penjaga pintu langit yang selalu bertanya seperti ketika ditanya penjaga langit pertama.

Di langit ketujuh, nabi Muhammad kemudian melanjutkan perjalannya menghadap Allah SWT di Arsyi untuk menerima perintah menjalankan shalat sebanyak lima puluh waktu dalam sehari semalam. Tidak dikisahkan bagaimana cara nabi Muhammad naik ke Arsy, sedang Arsy adalah tempat yang sangat jauh lebih jauh dari perjalanan dari langit ke langit berikutnya.

Baca Juga:

Setelah dari Arsyi kemudian kembali ke Sidratul Muntaha, terus turun ke langit ke enam kemudian bertemu nabi Musa yang kemudian bertanya berapa kali diwajibkan untuk shalat. Ketika dijawab nabi Muhammad di wajibkan lima puluh kali dalam sehari, nabi Musa menyarankan kembali menghadap kepada Allah untuk meminta keringanan karena hal itu sangat berat bagi umat nabi Muhammad.

Beberapa kali nabi Muhammad pergi kepada Allah karena beberapa kali bertemu nabi Musa yang selalu menyarankan nabi Muhaammad meminta keringanan, hingga akhirnya nabi Muhammad setelah mendapatkan perintah shalat lima kali dalam sehari, kewajiban tersebut diterima oleh nabi Muhammad dan malu apabila balik kembali lagi untuk meminta keringanan.

Usai Mikraj kemudian nabi Muhammad kembali ke Makkah dan pulang kerumahnya Ummu Hani’. Usai shalat subuh, kemudian menemui orang orang Makkah untuk menceritakan peristiwa yang dialaminya. Namun kebanyakan orang Makkah tidak percaya meskipun setelah diberi tahu dalam perjananan menuju Baitul Maqdish bertemu dengan kabilah dagang, mereka telah membuktikan dari kabilah yang membenarkan.

Bahkan, orang orang Qurays menganggap nabi Muhammad telah menjadi gila (majnun), dan dengan riuh menceritakan anggapan kegilaan tersebut, hingga akhirnya kabar tersebut di dengar Abu Bakar yang segera bergegas menemui nabi Muhammad di Ka’bah yang ternyata masih di kelilingi banyak orang. Abu Bakar sangat yakin dengan kebenaran cerita yang disampaikan nabi Muhammad, namun untuk meyakinkan orang banyak, Abu Bakar yang pernah pergi ke Yerusalem kemudian bertanya kepada nabi Muhammad tentang apa saja yang dilihat nabi Muhammad disana, yang jawabannya selalu dibenarkan oleh Abu Bakar yang setelah membenarkan kemudian berkata “ aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah “. Atas pernyataan Abu bakar tersebut, nabi Muhammad kemudian berkata kepada Abu Bakar : “ Engkau Abu Bakar adalah Ash – Shiddiq (orang yang membenarkan) “.

Rasulullah SAW juga dapat menjawab semua pertanyaan tentang kondisi yerusalem dan masjidil Aqsha yang banyak batu batu besar yang roboh, bangunan gereja tempat ibadah kaum Kristen, dan lain lain. Nabi Muhammad juga menceritakan bertemu dan memimpin shalat para nabi dan rasul yang telah meninggal.

Pertanyaan – pertanyaan Abu Bakar tentang kondisi Masjidil Aqsha, membuktikan bahwa benar benar nabi Muhammad telah pergi dengan naik Buraq. Tidak mungkin ada manusia pada saat itu yang dapat menempuh pergi dan pulang hanya dalam waktu setengah malam. Dalam keyakinan tauhid pada agama yahudi dan Islam, binatang seperti burqa yang ditunggangi Nabi Muhammad bukanlah satu satunya kisah. Nabi Ilyas pergi dari dunia juga naik kereta yang ditarik oleh binatang seperti kuda bersayap, seperti gambaran tentang
buraq.

Sedang perjalanan mikraj adalah perjalanan tanpa diketahui sekecil apapun oleh saksi. Tidak ada yang mengetahui secara persis dalam kondisi yang bagaimana Nabi Muhammad pergi Mikraj, apakah dalam kondisi pergi dengan raganya naik buraq ataukah suatu perjalanan ruhaniyyahnya. Tidak ada yang bisa bertanya tentang perjalanan mikraj, termasuk Abu Bakar.

Peristiwa Isra’ dan Mikraj adalah peristiwa yang berfungsi sebagai peristiwa pembuktian kekuasaan Allah sekaligus sebagai ujian bagi para pengikut nabi Muhammad saat itu.

(bersambung ………..)

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=