Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-203)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-203)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem




Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad.

Di Nakhlah, nabi Muhammad kembali menawarkan jasa kepada para kabilah untuk memberikan perlindungan hukum kepada dirinya sekaligus menolong kegiatan dakwahnya. Namun tidak ada yang mau menolongnya. Nabi Muhammad belum berani memasuki kota dan pergi ke arah luar kota lagi menuju gua Hira’. Dari gua Hira’ kemudian bertemu kaum muslim yang mencari carinya.

Nabi Muhammad kemudian mengirim pesan kepada pemimpin bani Nawfal, yaitu Muth’im bin Adi yang sebelumnya pernah menjadi salah seorang pemrakarsa penghentian boikot pada bani Hasyim dan bani Muthalib. Pesannya ditanggapi dengan baik. Pada pagi hari, Muth’im bersama-sama dengan orang orang dari bani Nawfal menjemput nabi Muhammad untuk dibawa kembali ke kota Makkah dan Muth’im bin Adi mengumumkan kepada orang Qurays bahwa Muhammad dalam perlindungan sukunya.

21. Pertemuan dengan orang orang Yatsrib

Ibnu Ishaq berkisah, pada musim haji, nabi Muhammad juga ikut sibuk memberikan pelayanan pada orang orang yang datang ke Makkah untuk melakukan haji berdasarkan keyakinan berhala masing masing. Bermacam macam model haji kala itu. Namun nabi Muhammad melakukan sesuatu yang berbeda. Selain menawarkan jasa pelayanan kebutuhan jemaah dan kabilah, nabi Muhammad sekaligus berdakwah mengajak masuk pada agama Allah dengan memperkenalkan dirinya sebagai nabi Allah, meminta agar meninggalkan al–Lata, al–Uzza dan al-Manat. Nabi Muhammad juga mendatangi kemah kemah kabilah. Kebanyakan mereka merespon negatif dakwah nabi.

Salah satu kemah kabilah dari Yatsrib yang didatangi Rasulullah adalah kabilah bani Amir bin Sha’sha’ah. Kepada salah seorang pimpinan kabilah ini yaitu Firas bin Abdullah bin Salamah bin Qusyair bin Ka’ab bin Rabi’ah bin Amir bin Sha’sha’ah, nabi Muhammad menawarkan dirinya bergabung dengan mereka dengan syarat mereka mengikuti agama Allah Azza wa Jalla. Firas bertanya kepada nabi, jika mereka mengikuti agama nabi kemudian Allah menaklukkan para penentang nabi, apakah setelah itu mereka yang takluk tersebut menjadi miliknya. Dijawab oleh nabi “ Semua urusan itu milik Allah. Terserah Dia mau berbuat apa “. Firas kemudian menjawab : “ Apakah engkau menginginkan leher – leher kami disembelih orang orang arab hanya karena membelamu, kemudian jika Allah memenangkanmu, maka urusan ini menjadi milik orang lain selain kami ? Kami tidak butuh urusanmu “.

hidayatullah.com ilustrasi kabilah haji di Mekkah. Nabi Muhammad berdakwah dari satu kabilah ke kabilah haji lainnya.

Yang demikian itu menjadi contoh tentang sulitnya nabi Muhammad dalam berdakwah sekaligus berupaya mencari jalan keluar dari kesulitan hukum menghadapi kabilah kabilah Makkah yang dialami nabi. Tawaran sekaligus dakwah nabi Muhammad mendapatkan penolakan dari kabilah kabilah haji. Sampai semua kabilah haji pulang ke negerinya masing masing, nabi Muhammad tidak memperoleh bantuan yang diperlukannya.

Demikian pula bani Amir bin Sha’sha’ah juga pulang ke Yatsrib. Seperti kebiasaan sepulang haji, para Jemaah ini kemudian mengunjungi tetua tetua kabilah mereka maupun bercerita tentang pengalaman dan peristiwa peristiwa yang mereka alami di Makkah. Ketika tetua kabilah bertanya kepada mereka tentang apa saja yang dialaminya, salah seorang dari mereka menjawab : “ Ada seorang dari bani Abdul Muthalib datang kepada kami. Ia mengaku sebagai nabi, ia memohon agar kami melindunginya, berpihak kepadanya dan membawanya ke negeri kita “. Orang tua tersebut kemudian meletakkan kedua tangannya di kepalanya sambil berkata : “ Hai bani Amir, apakah dia masih ada disana ? Kalian telah menyia nyiakan apa yang datang pada kalian. Demi Tuhan, sesungguhnya anak keturunan Ismail itu tidak pernah sekalipun berdusta dalam perkataannya. Perkataannya selalu benar. Dimana kecerdasan yang selama ini kalian miliki ?.

Baca Juga:

Ibnu Ishaq berkisah, pada musim haji tahun berikutnya, Nabi Muhammad melakukan cara dakwah yang sama pada kabilah kabilah haji dari berbagai penjuru jazeerah Arabiya maupun daerah daerah diluar jazeerah Arabiya. Pada saat di kawasan al – Aqabah, nabi Muhamma bertemu dengan kabilah yatsrib suku kkhazraj. Nabi bertanya kepada kabilah khazraj, apakah mereka mempunyai hubungan baik dengan orang orang yahudi di Yastsrib. Suku khazraj adalah suku yang pada awalnya merupakan sekutu suku yahudi di Yatsrib, namun saat itu hubungannya sedang tidak baik. Mereka sering mendengar dan diberi tahu oleh para rabi Yahudi tentang sudah dekatnya waktu datangnya utusan terakhir. Bahkan sering kali para rabi tersebut mengatakan bahwa kaum yahudi akan bergabung dengan rasul terakhir tersebut dan bersama sama akan menghabisi para penyembah berhala, seperti pembantaian yang terjadi pada kaum A’ad dan kaum Iram.

Ketika Nabi mendapatkan jawaban bahwa mereka mengaku punya hubungan dengan kaum yahudi, maka hal itu menjadi pintu masuk bagi nabi Muhammad untuk berdakwah, karena Allahnya kaum yahudi sama dengan Allah nya Islam sama juga dengan Allahnya suku suku Arabiya, namun suku suku arabiya telah masuk dalam kemusyrikan karena mempersekutukan Allah dengan tuhan tuhan lainnya. Sedang kaum yahudi tidak masuk dalam kemusyrikan dan mempunyai keyakinan berdasarkan kitab sucinya yaitu kitab nabi nabinya, bahwa akan datang rasul terakhir.

Suku suku Arabiya di Yatsrib telah mengetahui keseharian kehidupan religius kaum yahudi di Yatsrib, sehingga sedikit banyak mereka telah mengetahui tentang ajaran monotheis agama yahudi. Nabi Muhammad kemudian minta ijin duduk bersama mereka, kemudian memperkenalkan diri sebagai nabi, kemudian menyampaikan dakwahnya kepada suku Khazraj.

Setelah mendengar dakwah nabi Muhammad, diantara mereka ada yang membenarkan ajakan Rasulullah SAW dan mengatakan pada kaumnya : “ Wahai kaumku. Demi Tuhan, inilah nabi yang diceritakan oleh orang orang Yahudi kepada kalian. Oleh karena itu, kalian jangan kalah cepat menerimanya dari orang orang yahudi itu “. Ada enam orang yang kemudian menyatakan keimanannya kepada nabi Muhammad SAW. Bahkan mereka berjanji akan mengajak kaum yahudi dan akan mengajaknya mengikuti agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad.

Enam orang tersebut yang dari bani Malik bin An – Najr bin Tsa’labah bin Amr bin al – Khazraj bin Haritsah yaitu As’ad bin Zurarah bin Udas bin Ubaid bin Tsa’labah bin Ghanim bin Malik bin An – Najr, kemudian Awf bin al – Harits bin Rifa’ah bin Sawwad bin Malik bin Ghanim bin Malik bin An – Najr. Dari bani Zuraiq yaitu Rafi’ bin Malik bin al – Ajln bin Amr bin Amir bin Zuraiq. Dari bani Salimah yaitu Quthbah bin Amr bin Hadidah bin Amir bin Ghanim bin Sawwad. Dari bani Haram bin Ka’ab yaitu Jabir bin Abdullah bin Riab bin An – Nu’man bin Sinan bin Ubaid.

Ibnu Ishaq berkisah, ketika mereka pulang ke Yatsrib, mereka kemudian menginformasikan tentang pertemuan mereka dengan nabi Muhammad dan mengajak kaumnya untuk ikut beriman kepada Islam. Hampir tiap hari mereka terlibat dalam pembicaraan dengan kaumnya tentang nabi Muhammad. Pada haji tahun berikutnya terdapat 12 orang yang mengikuti bai’at masuk Islam di aqabah, yang kemudian dikenal dengan bai’at aqabah pertama.

(bersambung ……………)

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=