Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-204)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-204)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

', layer: '

AGUS 204A

kisahmuslim.com foto ilustrasi rombongan dari kabilah haji Yatsrib di aqabah.

'} ];




Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

bacaanmadani.com Prasasti Perjanjian Aqabah Pertama.

Mereka dari bani An – Najr, dari bani Malik bin An – Najr, bani Zuraiq bin Amir, bani Auf bin Al Khazraj, bani Ghanim bin Auf bin Amr bin Auf bin Al – Khazraj, bani Salim bin Auf bin Amr bin Auf bin Al – Khazraj, bani Al – Ajln bin Zaid bin Ghanim bin Salim, bani Salimah bin Sa’’ad bin Ali – bin A, bani Abdul Asad bin saridah bin Tazad bin Jusyam bin Al – Khazraj, bani Haram bin Ka’ab bin Ghanim bin Ka’ab bin salimah, bani sawwad bin Ghanim bin Ka’ab bin Salimah, bani Abdul Asyhal bin Jusyam bin Al Harits bin Al – Khazraj bin Amr bin Malik bin Al – Aws, bani AMR bin Auf bin Malik bin Al – Aws.

Isi bai’at aqabah pertama adalah 1) Men-Tauhid kan Allah 2) tidak mencuri 3) tidak berzina 3) tidak membunuh anak-anak yang mereka lahirkan dari istri istri mereka 4) tidak membuat ucapan dusta baik di depan umum ataupun sembunyi sembunyi 5) tidak bermaksiat kepadaNya dalam kebaikan. Setelah selesai bai’at Nabi Muhammad kemudian bersabda : ” Jika kalian melaksanakannya kalian mendapatkan surga. Jika kalian melanggar salah satu dari padanya, maka kalian dihukum sesuai dengan hukumannya di dunia dan itu sebagai penebusnya. Jika kalian menyembunyikan pelanggaran kalian sehingga tidak ada yang tahu sampai hari kiamat, maka urusan kalian sepenuhnya ada di tangan Allah. Jika Dia mau, Dia akan menyiksa kalian. Jika tidak, maka boleh jadi Dia mengampuni kalian “.

Ketika mereka pulang ke Yasrib, Rasulullah SAW mengutus Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abduddar bin Qushay menyertai kabilah tersebut untuk mengajarkan Islam dan membacakan ayat-ayat Al – Qur’an. Oleh karena itu, jika disebut Muqri Madinah maka hal itu menyebut Mush’ab. Ia bertempat tinggal di rumah As’ad bin Zurarah bin Udas.

Ibnu Ishaq mengkisahkan, dari kisah Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik yang menceritakan bahwa yang pertama kali melaksankan shalat Jum’at pertama kali di Yatsrib adalah Abu Umamah As’ad bin Zurarah dan pada setiap jum’at ayahnya yaitu Ka’ab bin Malik selalu mendo’akan Abu Umamah ketika selesai suara adzan untuk shalat jum’at. Abdurrahman bertanya pada ayahnya, tentang berapa orang yang saat itu ikut shalat jum’at, yang dijawab berjumlah empat puluh orang laki laki.

Ibnu Ishaq berkisah, tentang peristiwa yang dialami oleh Mush’ab bin Umair di Yatsrib, ketika Mush’ab sedang bersama As’ad bin Zurarah. Mereka berdua di datangi Usaid bin Hudair sepupu As’ad bin Zurarah. Ketika itu, Usaid berjalan mendekati mereka dengan membawa tombak. As’ad berkata pada Mush’ab bahwa Usaid adalah pemimpin kaumnya, dan agar Mush’ab menghadapinya dengan tegar. Ketika Usaid datang langsung berbicara dengan nada marah bahwa As’ad telah datang dengan membawa orang yang tidak disenanginya karena dianggap akan membawa orang yang bodoh diantara mereka untuk mengikuti Mush’ab. Melihat kemarahan itu, Mush’ab kemudian berkata mengapa mereka tidak duduk untuk berbicara, jika Usaid suka maka dapat menerima dan jika tidak suka tidak susah untuk menolaknya. Usaid menerima tawaran untuk berbicara. Kemudian Mush’ab menerangkan tentang apa itu Islam dan membacakannya ayat-ayat Al – Qur’an. Ternyata ketika diterangkan
oleh Mush’ab dan dibacakan Al – Qur’an, maka Usaid mendapatkan hidayah sehingga masuk Islam.

Ketika Usaid kembali ke kaumnya dan kaum yang lain yang lebih besar yang dipimpin Sa’ad bin Muadz di suatu tempat pertemuan yang mereka sudah menunggu kabar dari Usaid, maka ketida ia datang kemudian menyatakan bahwa dirinya telah mendebat Mush’ab bin Umair dan As’ad bin Zurarah. Namun ternyata mereka berdua adalah orang yang tidak membahayakan. Kemudian kaumnya mengatakan bahwa bani Haritsah memburu As’ad bin Zurarah sepupunya itu untuk dibunuh.

Oleh karena itu kaumnya akan membatalkan perjanjian dengan Sa’ad bin Muadz. Seketika itu pula Sa’ad bin Muadz merebut tombak yang dipegang oleh Usaid dan pergi untuk menemui Mush’ab dan As’ad bin Zurarah. Ketika Sa’ad bertemu dengan dua orang yang dimusuhinya itu, kemudian terjadi hal yang sama dengan yang dialami Usaid. Sa’ad bin Mu’adz kemudian masuk Islam. Sa’ad kemudian kembali ke kaumnya dan mengabarkan bahwa dirinya telah masuk Islam, dan kaumnya kemudian mengikuti langkah Sa’ad bin Mu’adz.

Peristiwa tersebut diatas merupakan peristiwa yang sering dihadapi oleh Mush’ab bin Umair dan As’ad bin Zurarah. Namun karena ketegaran dan kesabarannya dalam berdakwah, membuat semakin banyak orang orang Yatsrib yang masuk Islam karena dakwah mereka. Ada beberapa perkampungan bahkan telah masuk Islam terutama perkampungan al – Khazraj dan al – Aws, namun masih sangat banyak yang belum masuk Islam. Bani al – Kahzraj dan al – Aws adalah bani yang mempunyai hubungan persaudaraan dengan nabi Muhammad. Di Yatsrib mulai tumbuh kaum muslim yang nantinya disebut kaum Anshar. Masuknya Islam juga mengundang para penyair Yatsrib yang menanggapi kondisi itu dengan membuat puisi-puisi yang menunjukkan mulai ada friksi yang semakin lama semakin kuat pada penduduk Yatsrib.

Baca Juga:

Suku-suku Yahudi juga mulai memperhatikan masuknya Islam ke Yatsrib. Di dalam suku-suku Yahudi mulai banyak yang membicarakan tentang utusan terakhir. Ada sedikit yang menganjurkan agar menemui nabi  Muhammad, jika ternyata sesuai dengan ciri ciri dalam kitab mereka, maka orang-orang yang sedikit tersebut menganjurkan agar mengikuti rasul terakhir. Namun sebagian besar kaum Yahudi justru mulai berkeras mengingkari kitab sucinya sendiri dengan menyatakan rasul terakhir adalah dari kaum mereka. Mulai ada ketegangan pada kaum yahudi yang ingkar pada kitabnya sendiri dan bahkan mulai menunjukkan permusuhan dengan kaum muslim Yatsrib.

Sikap kaum Yahudi itu membuat kaum muslim Yatsrib menjadi terheran, karena justru mereka kaum Yahudi yang awalnya menunjukkan bahwa akan datang rasul terakhir dari Makkah dan mereka mengatakan bahwa bersama rasul terakhir mereka akan menghancurkan kaum musyrik. Suku Aws dan suku Khazraj mulai menyadari keculasan orang-orang Yahudi terhadap nabi Muhammad yang sebelumnya mereka mengakuinya sebagai utusan terakhir. Mereka juga mulai menyadari bahwa perselisihan diantara suku Aws dan suku Khazraj pasti disebabkan oleh kaum Yahudi sekutu mereka di Yatsrib dan oleh karena itu mereka takut dengan kedatangan nabi Muhammad.

Friksi pada penduduk Yatsrib mulai menunjukkan situasi yang berbahaya. Banyak tokoh yang masuk Islam namun masih banyak tokoh yang tetap pada keyakinan pagannya. Ada diskusi kuat hampir tiap hari dan diantara penduduk, yang kemudian ada yang berpikir untuk mendatangkan nabi Muhammad. Ketika musim haji segera tiba, Mush’ab bin Umair pulang ke Makkah. Suku-suku Arab dari Yatsrib juga mulai menuyusul ke Makkah berangkat haji. Diantara yang berangkat tersebut terdapat rombongan kaum muslim dari suku Khazraj dan Aws. Kali ini, kabilah haji dari Yatsrib lebih banyak dari biasanya. Jumlah rombongan mencapi 73 orang laki laki dan 2 orang perempuan yaitu Nasibah binti Ka’ab Ummu Imarah dari bani Mazin bin An-najjr dan Asma’ binti Amr bin Adi dari bani Salimah yang mempunyai panggilan Ummu Manii’.

kisahmuslim.com foto ilustrasi rombongan dari kabilah haji Yatsrib di aqabah.

(bersambung ………………)

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=