Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-207)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-207)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem




Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Yang telah berhijrah tersebut pada umumnya tidak dapat digoyahkan oleh informasi-informasi menyesatkan yang beresiko membahayakan. Namun ada pula yang dapat diperdaya sehingga dapat ditangkap di bawa ke Makkah dan disiksa seperti yang dialami oleh Ayyasy bin Abu Rabi’ah yang diperdaya oleh Abu Jahl bin Hisyam dan Al-Harits bin Hisyam. Namun peristiwa tersebut justru menghentikan kepergian orang Quryas Makkah ke Yatsrib untuk membujuk kaum muslim agar mau kembali, karena perbuatan bohongnya telah diketahui.

Pada akhirnya, sebagian besar kaum muslim Makkah dapat melakukan hijrah, meskipun terdapat kaum muslim yang tidak dapat keluar dari Makkah dan ada muslim yang di perdaya sehingga dapat dibawa kembali ke Makkah kemudian di siksa. Tersisa Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib dan Nabi Muhammad yang masih di Makkah dan pasti akan pergi ke Yatsrib. Mereka bertiga dalam pengawasan ketat kaum Qurays Makkah. Sedang Nabi Muhammad menunggu perintah dari Allah untuk keluar dari Makkah.

Kaum kafir Qurays menyadari bahwa kaum muslim setelah hijrah akan siap berperang dengan mereka apabila mereka diganggu atau diperangi. Kabilah dagang Makkah bila ke Yatsrib bisa mendapat masalah dari kaum muslim. Sedang Yatsrib adalah kota penting untuk menuju kota di Yordan, Syam dan Yerusalem.

Para tokoh Qurays kemudian berkumpul untuk bermusyawarah memutuskan suatu perkara mereka. Musyawarah bertempat di Daar An-Nadwah rumah pertemuan bani Qurays peninggalan Qushay bin Kilab yang letaknya di depan hijir Ismail. Musyawarah adalah cara pengambilan keputusan bersama bani Qurays yang telah berjalan selama ratusan tahun. Kali ini mereka membahas tentang Rasulullah SAW dan kekhawatiran mereka atas hijrahnya kaum muslim ke Yatsrib.

Ibnu Ishaq berkisah dari kisah Abdullah bin Abbas r.a, bahwa pada hari musyawarah terdapat peserta asing yang mengaku dari daerah Najd ingin ikut musyawarah perkara Muhammad untuk memberikan nasihatnya kepada pemuka kaum Qurays, dan padanya diberikan ijin untuk mengikuti musyawarah.

Para pemuka bani Qurays yang hadir antara lain dari bani Syams adalah Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah dan Abu Sufyan bin Harb. Dari bani Nawfal bin Abdu Manaf adalah Thu’aimah bin Adi, Jubayr bin Muth’im, Al-Harits bin Amir bin Nawfal. Dari bani Abduddar bin Qushay yang hadir hanya An-Nadhr bin al-Harits bin Kaladah. Dari bani Asad bin Abdul Uzza adalah Abu al-Bhaktari bin Hisyam, Zama’ah bin al-Aswad bin Al-Muthalib, Hakim bin Hisyam. Dari bani Makhzum hanya Abu Jahl bin Hisyam. Dari bani Sahm adalah Nubaih bin al-Hajjaj, Munabbih bin Al Hajjaj. Dari bani Jumah adalah Umayyah bin Khalaf. Dan masih ada beberapa orang lainnya.

pwmu.co foto peta 3D tentang tata kota berdasarkan sejarah pada masa Rasul SAW yang dibuat oleh Abdulaziz Imad Al – Ateeq dalam bukunya A Comprehensive and Contextual Biography. Darul Nadwa terletak di depan hijir Ismail.

Dalam musyawarah tersebut ada yang mengusulkan agar Muhammad di usir ada yang mengusulkan dipenjara. Namun usulan tersebut selalu di cela oleh orang yang mengaku dari Najd yang selalu menunjukkan kerugian dan resiko yang akan dialami oleh kaum kafir Qurays Makkah. Akhirnya muncul usul dari Abu Jahl, yaitu mengerahkan pemuda pemuda yang tangguh untuk membunuh Muhammad, yang didukung banyak kabilah sehingga bani Abdu Manaf tidak kuasa membalas dendam. Jika meminta ganti rugi akan diberikan. Orang dari Najd tersebut langsung memuji usulan tersebut. Usulan Abu Jahl tersebut diterima peserta musyawarah untuk di laksanakan dan setiap kabilah harus mengirimkan seorang pemuda yang tangguh untuk melaksanakan misi membunuh nabi Muhammad. Abdullah bin Abas r.a mengkisahkan bahwa orang dari Najd itu adalah iblis yang menyaru sebagai manusia.

Ibnu Ishaq berkisah, usai pertemuan para tokoh Qurays tersebut, langsung turun wahyu kepada Nabi Muhammad sebagaimana Qs Al – Anfal 30 dan Qs ath-Thur 30 – 31, yang maknanya Allah telah memberitahukan pada nabi Muhammad bahwa para musuhnya telah berencana membunuhnya. Dengan pemberi tahuan tersebut maka nabi Muhammad mulai menunggu wahyu berikutnya tentang perintah apa yang akan dijalankannya. Ibnu Hisyam berkisah, dengan turunnya wahyu tersebut maka Allah telah mengijinkan nabi Muhammad untuk hijrah.

Baca Juga:

Setelah itu, pada suatu siang tiba-tiba Rasulullah SAW datang kerumah Abu Bakar yang terkejut dengan kedatangannya. Biasanya Rasul jika ke rumahnya pada sore hari. Jadi kedatangannya pasti membawa berita yang sangat penting. Setelah mengucapkan salam, Rasul bertanya siapa saja yang ada di rumah Abu bakar. Abu Bakar menjawab bahwa saat itu dirumah hanya ada Aisyah dan saudara perempuan Abu Bakar yaitu Asma’. Rasul kemudian memberi tahu bahwa Allah telah memberi ijin kepadanya untuk hijrah. Abu Bakar kemudian  bertanya apakah kepergian Rasul akan disertai dirinya. Rasul mengiyakan pertanyaan Abu Bakar tersebut. Aisyah berkisah, bahwa ayahnya langsung menangis karena sangat gembira dapat mengiringi langsung hijrahnya Rasul.

Setelah reda kegembiraannya, Abu Bakar kemudian mengatakan bahwa dirinya telah menyediakan dua ekor unta untuk dirinya dan rasul. Unta tersebut dititipkannya pada seorang musyrik bernama Abdullah bin Uraiqith yang akan diambilnya pada saat diperlukan. Dengan menitipkan unta pada seorang musyrik tersebut Abu Bakar telah menyembunyikan maksud sebenarnya dari pembeliannya untuk menghindari kecurigaan kaum musyrik qurays. Siang itu pula, Abu Bakar mengambil untanya dari Abdullah bin Uraiqith dan ditaruh dirumahnya. Setelah itu Abu Bakar pergi untuk berkumpul di rumah Rasul tanpa membawa unta tersebut sehingga tidak memunculkan kecurigaan penduduk.

Ali bin Abu Thalib juga mendapatkan pesan khusus dari Rasul, jika nanti Rasul sudah berangkat hijrah, agar barang-barang penduduk Makkah yang dititipkan kepada Rasul agar dikembalikan kepada pemiliknya. Kaum musyrik Makkah, meskipun merasa benci kepada nabi, namun karena kejujuran nabi Muhammad, mereka jika bepergian masih menitipkan barang barang berharganya kepada nabi Muhammad.

Ibnu Ishaq berkisah dari kisah Abdullah bin Abbas yang berkata: “ Malam itu, malaikat Jibril menemui Rasulullah SAW dan berkata – malam ini kau tidak boleh tidur di kasurmu – “. Dirumah tersebut, saat itu ada nabi Muhammad, Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib dan para wanita. Rasulullah kemudian memerintahkan Ali bin Abu Thalib tidur di kasurnya. Beliau berkata : “Tidurlah diranjangku dan selimuti seluruh badanmu dengan selimut berwarna hijau ini “. Selimut hijau itu adalah selimut nabi Muhammad yang selalu dipakai dalam tidurnya.

Saat tengah malam, para pemuda Qurays dengan ditemani Abu Jahl bergerak menuju rumah nabi Muhammad SAW. Mereka kemudian mengepung di depan pintu maupun jendela rumah. Tidak mungkin ada lubang yang bisa digunakan untuk meloloskan diri dari kepungan para pemuda yang telah menghunus pedang dan memegang tombak. Mata mereka semua telah tertuju pada pintu dan jendela. Mereka tidak merangsek masuk kerumah karena hal itu akan menjadi aib bagi mereka, apalagi di rumah itu ada beberapa wanita, sehingga mereka menunggu nabi Muhammad keluar rumah kemudian akan mereka sergap. Mereka melihat dari lubang jendela kamar nabi Muhammad dan dilihatnya masih ada orang tidur dengan berselimut pada seluruh tubuhnya dari kepala hingga ke kaki.

Ketika perintah telah turun bahwa nabi Muhammad harus memulai perjalanan hijrahnya, kemudian nabi Muhammad membaca wahyu Allah sebagaimana pada Qs Yaasiin : 1 – 9, kemudian bersama Abu Bakar mulai mengayunkan kakinya menuju pintu rumah.

Saat itu Abu Jahl sedang berkata pada pemuda Qurays tersebut : “Sesungguhnya Muhammad menduga bahwa jika kalian mengikutinya, maka kalian akan menjadi pemimpin bagi orang-orang Arab dan orang-orang non arab, setelah kalian mati maka kalian dibangkitkan dan kalian dianugerahi surga laksana taman taman Yordania. Namun jika tidak mengikutinya, maka kalian akan dibunuh, lalu setelah mati kalian akan dibangkitkan lalu diadzab di neraka”.

Ketika Abu Jahl berkata seperti itu, pada saat itu pula nabi Muhammad yang tangannya telah menggenggam tanah kemudian keluar pintu rumah sambil menaburkan tanah keatas kemudian tanah tersebut menebar diatas kepala mereka semua dan menimpa kepala mereka namun mereka tidak merasakan adanya tanah yang jatuh di kepala mereka. Sambil menaburkan tanah tersebut nabi Muhammad berkata : “ Memang benar, aku pernah mengatakan seperti itu dan engkau wahai Abu Jahl termasuk salah seorang penghuni neraka“.

(bersambung ……………)

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=