
', layer: '
AGUS 209A
quiziz.com perkiraan litasan perjalanan hijrah Nabi Muhammad danAbu Bakar as-Shidiq.
'} ];
Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
Amir membawa dua unta milik Abu Bakar sedang Abdullah bin Arqath membawa untanya sendiri. Asma’ telah membawa perbekalan, namun lupa membawa tali, sehingga harus melepas ikat pinggangnya yang kemudian dibaginya menjadi dua, yang sepotong tali di gunakan untuk mengikat perbekalan. Oleh karena itu Asma’ dipanggil dengan sebutan Wanita Dua Ikat Pinggang.
Abu Bakar bermaksud menghadiahkan unta yang terbaik diantara dua untanya kepada nabi Muhammad, namun nabi bersikeras untuk membelinya dan Abu Bakar tidak bisa menolaknya. Nabi Muhammad harus pergi hijrah dengan hartanya sendiri, bukan pemberian orang lain. Unta itu menjadi milik nabi Muhammad dan diberi nama Qaswa yang menjadi unta kesayangan nabi Muhammad.
Setelah siap dengan semua barang bawaannya, Nabi Muhammad dan Abu Bakar berangkat melakukan perjalan hijrah dengan penunjuk jalan orang badui padang pasir yang hafal jalan jalan berliku yang jarang orang mengenali jalan tersebut untuk menghindar bertemu dengan orang.
Namun masih terdapat seorang pemburu hadiah yang masih belum menyerah untuk menemukan buruannya. Orang tersebut Suraqah bin Malik yang dengan kudanya masih sangat sabar mencari jejak. Akhirnya dia menemukan jejak itu, kemudian mulai memacu kudanya untuk mengejar buruannya. Tiba tiba kudanya tersandung sehingga dirinya terlempar dari kudanya. Ditungganginya lagi kudanya namun kembali kudanya tersandung dan Suraqah terlempar lagi. Suraqah bergumam : “ benar – benar sial “. Kemudian di tungganginya lagi kudanya dan memacu nya lagi mengikuti jejak buruannya.
Setelah beberapa lama, dari kejauhan nampak 3 ekor unta dikendari orang. Suraqah merasa yakin dia menemukan buruannya, sehingga semakin cepat memacu kudanya. Ketika sudah dekat dengan buruannya, tiba tiba kaki kudanya terperosok dan dirinya terlempar dengan keras. Ketika dilihatnya kudanya menarik kakinya yang terperosok itu, dari lubang bekas kaki kudanya, dilihatnya keluar asap tipis. Melihat itu Suraqah sadar bahwa buruannya adalah orang luar biasa yang tidak mungkin bisa disentuhnya.
Suraqah kemudian berteriak : “ Aku Suraqah bin Ju’syum. Tunggulah aku. Aku ingin katakan sesuatu pada kalian. Demi Allah, aku tidak berniat buruk pada kalian “. Rasulullah SAW kemudian berkata pada Abu Bakar : “Beri ia tulisan sebagai tanda bahwa kita pernah bertemu dengannya “. Abu Bakar kemudian menuliskan sesuatu pada tembikar, kemudian dilemparkannya pada Suraqah yang segera mengambil tulisan tersebut dan setelah dibacanya kemudian di simpannya di tempat anak panahnya. Setelah itu, nabi Muhammad dan Abu Bakar melanjutkan perjalanannya. Perjalan panjang ke Madinah yang melelahkan dimulai, sedang Suraqah balik ke Makkah.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-207)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-208)
Ibnu Ishaq dan ibnu Hisyam mengkisahkan, perjalan hijrah nabi awalnya bergerak ke arah barat menuju pesisir laut aqabah kemudian menempuh jalur berkelok ke utara tidak terlampau jauh dari pantai menghindari jalan yang sering digunakan oleh kabilah dagang. Dari bukit Tsur ke kawasan al – Hudaibiyah kemudian berputar ke timur terus ke utara menuju kawasan al-Usfan bawah.
Setelah itu ke timur ke barat ke utara, melewati daerah barat Qudaid atau Kadid kemudian ke al-Kharrar menuju wilyah selatan al- Juhfah kearah timur laut kemudian ke utara menuju kawasan Tsaniyyatul Murrah kemudian melewati Liqf atau Laqaf. Kemudian ke utara melintasi Madlaj Liqf, memasuki Madlaj Mijaj, kemudian Dzi Al-Gudzwaini kemudian masuk ke Marjih, terus ke Dzu Kasyra kemudian Al-Jadajid, Al-Ajrad, Dzu Salam atau Dzu Saimi, kemudian ke timur dan timur laut, menurun memasuki kawasan Al-Araj atau Al-Arju menjauh dari jalan yang biasanya di lewati kabilah, memasuki Madlaj Ta’hin kemduian ke Al-Ababid atau al-Ababaib kemduian ke al-Istyaninah lanjut ke al-Fajah ada yang mengatakan al-Qahah. Suatu perjalanan yang sangat panjang pada musim panas terik, berat, dan melelahkan, naik turun perbukitan dan menelusuri padang pasir. Perjalanan yang sangat menguras stamina. Tidak dikisahkan dalam perjalanan tersebut melintasi oase kecil atau pemukiman kecil padang pasir atau menemui orang yang sedang melakukan perjalanan. Dengan demikian, rute yang ditempuh adalah rute yang betul betul jarang di lewati orang.
Setelah melewati kawasan Al-Arju Rasulullah mengalami kelelahan. Pada saat itu, seseorang yang telah masuk Islam yaitu Aws bin Hajar bersama budaknya yang bernama Mas’ud bin Hunaidah ternyata melihatnya dan kemudian mendekatinya. Aws bin hajar sangat gembira karena yang dijumpainya adalah orang orang yang ditunggu penduduk Yatsrib. Nabi Muhammad kemudian dinaikkan ke untanya yang bernama ibnu Ar-Rada’ melewati wilayah Tsaniyatul Ghair kemudian turun ke Batn Rim menuju Quba’.
Penduduk Quba’ terutama kaum muslim baik dari kaum muhajirin maupun anshar, telah lama menunggu kedatangan nabi Muhammad. Mereka berbondong bondong ke perbatasan jalan masuk Quba’ untuk menyongsong kedatangan nabi Muhammad. Mereka telah memperhitungkan waktu, bahwa waktu kedatangan nabi Muhammad dan Abu Bakar telah terlambat dari waktu tempuh yang seharusnya. Kaum Muhajirin saat itu kebanyakan masih berada di Quba’. Sedang yang mendapatkan tempat tinggal sementara di Yatsrib juga berdatangan ke Quba’ untuk menyongsong kedatangan orang yang sangat ditunggu tunggu tersebut. Namun mereka tidak mengerti bahwa nabi Muhammad dan Abu Bakar harus menempuh jalan yang tidak umum untuk menghindari pertemuan dengan kabilah yang dapat menimbulkan persoalan yang tidak terduga.
(bersambung ………….)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-245)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-244)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-243)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-242)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-241)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-240)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-239)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-238)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-237)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-236)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-211) - Berita TerbaruFebruary 9, 2023 at 9:15 am
[…] Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-209) […]