CABE, Catetan Babe (300): Big Mouth Elite dan Narasi Sejarah

CABE, Catetan Babe (300): Big Mouth Elite dan Narasi Sejarah
Ridwan Saidi




Oleh: Ridwan Saidi

(Budayawan, Sejarawan, Politisi Senior)

Ilustrasi Big Mouth

Dalam bahasa Betawi big mouth disebut Gedé Bacot. Omongan tak cocok dengan realita.

Se-hari2, terutama dalam dunia politik, hal ini banyak kita jumpai. Transformasi big mouth malah di sekolah melalui pelajaran sejarah yang kontennya ditulis lebih banyak berdasarkan khayal.

Buku “sejarah” pertama diterbitkan Belanda tahun 1894 Hikayat Tanah Hindia. Buku ini ditulus berbasis bual.

Kemudian di abad XX didatangkan kepala library Paris George Codees. Prasasti Kedukan Bukit tentang weltaanschuwung kaum Saba di-claim sebagai “bukti” adanya sebuah kerajaan.

Belanda kemudian telorkan seorang yang disebutnya “maha sejarahwan” Prof Dr RM Ng Purbotjaroko. Pak Maha claim ada kerajaan Tarumanagara nun di abad IV M.

Pak Maha gunakan dua alat bukri: prasasti Campea dan Batu Tumbuh. Dua prasasti itu dibuat migran Khmer medio XIII M dengan aksara Venggi bahasa Khmer Hind.

Kebobongan ini lanjut sampai kini. Tanpa disadari hal ini turut menyumbang pembentukan behaviour Gedé Bacot. Proyek apa pun yang didahulukan gembar gembor reklame yang ujung2nya mangkrak.

Apakah ini sifat dasar orang Indonesia? Bukan. Nama2 perikakas kelamin tidak ada yang asli Indonesia, semua bahasa serapan. (RSaidi)

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=