Oleh: Ridwan Saidi
(Budayawan, Sejarawan, Politisi Senior)
Ismail Marzuki (1914-1958) putra Kwitang asli. Ayah yang mengerti puteranya menyukai musik membelikan Mail biola.
Mail ambil course music pada guru-guru music handal. Dalam usia 20 tahun Mail gabung dengan grup music paten Lief Java.
Tahun 1936 Mail sudah menulis lagu. Yang pertama ditulisnya Sarinah kemudian Bunga Anggrek.
Mail ikut bermain sebagai pemusik dalam film Terang Bulan dengan filmstar Miss Roekiah tahun 1938.
Mail tak rehat mencipta sampai terbit kemerdekaan. Ketika Belanda duduki Jakarta kembali 1946 Mail turut mengungsi ke Bandung. Ia menulis.
Banyak lagu di Bandung a.l Halo-halo Bandung, Bandung Selatan di waktu malam. Mail juga menulis Panon Hideung syair lagu Fúr Elisse.
Tahun 1950 Bung Karno mulai kampanye batalkan KMB dan kembalikan Irian Barat ke Ibu Pertiwi. Mail menulis lagu Irian Samba.
Yo menari lenso berhadap-hadapan
Empat nona manis dan empat jantan
Irama memikat Samba Irian
Siapa melihat hati tertawan.
Panitia Pemilihan Indonesia pemilu 1955 menetapkan lagu ciptaan Ismail Marzuki Pemilihan Umum Kesana Beramai sebagai lagu resmi.
Pemilihan umum
kesana beramai
Marilah2 saudara semua
Marilah bersama memberi suara
Suara yang bebas serta rahasia
Kalau Bang Thamrin hobinya berkendara mobil sport, Bang Maing kesenangannya ikut club motor.
Betawi angkatan Isnail Mz yang juga pencipta lagu dan juga produktif adalah Ucin Muhasin, putera Tenabang.
Bang Maing juga setelah beristri pindah dari Kwitang ke Tenabang.
Ismail Marzuki wafat pada tahun 1958.
Betapa hatiku tak ‘kan sedih
Telah gugur pahlawanku.
(RSaidi)
EDITOR: REYA
Related Posts
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-17): Perang Salib di Front Ketiga
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-16): Perang Salib di Front Ketiga
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-15): Perang Salib di Front Kedua
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-14): Perang Salib di Front Kedua
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-13): Perang Salib di Front Pertama
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-12): Perang Salib di Front Pertama
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-11): Granada, Keemiran Terakhir di Andalusia
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-10): Sevilla Sebagai Kota Raja
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-9): Cordoba Menjadi Jantung Andalusia
Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-8): Perang Salib
No Responses
You must log in to post a comment.