Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-55): Punya Anak Dokter

Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-55): Punya Anak Dokter
Dr Muhammad Najib, Duta Besar Indonesia untuk Spanyol dan UNWTO

', layer: '

NAJIB SUJUD COVER

Cover Novel \"Bersujud di Atas Bara\" karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah

'} ];




Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.

Novel “Bersujud Ditas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO


SERI-55

Menyusul Amil yang sudah setahun berada di Jerman untuk melanjutkan studinya, kini Anak keduanya, Ira segera akan menyelesaikan studinya dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Sementara itu, Iin sudah di semester delapan Fakultas Sastra Inggris, di Universitas yang sama dengan kakaknya. Sesuai dengan keinginan Mujahid, Anak laki-laki boleh merantau jauh, tapi anak perempuan harus dekat dan tetap dalam pengawasannya, sekaligus diharapkan agar bisa membantu sang Ibu.

Seperti biasanya, secara rutin Nur mengunjungi sang Suami sembari membawakan makanan kesukaannya. Pada saat-saat seperti ini biasanya Ia bertukar pikiran, berkonsultasi, sekaligus mengambil keputusan bersama sang Suami. Setelah menunggu lama, dan dirasa waktunya pas, Nur mulai mengutarakan, “Mas…. Sebentar lagi Ira akan lulus”.

Ia mengambil nafas panjang, sambil melirik sang Suami dan dengan hati-hati mengutarakan. Mujahid memperhatikan dengan seksama, menunggu
kalimat berikutnya yang akan diutarakan Nur. Tapi Nur terdiam. Ia tidak melanjutkan. Lidahnya tiba-tiba terasa kaku. Mujahid melihat ketegangan dari raut wajahnya. Ia kemudian mendekatinya. Memeluknya dengan erat, kemudian dengan nada menghibur,

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah

“Katakanlah sayang! Tidak ada yang perlu dikhawatirkan”.

“Kelihatannya Ira sudah punya teman dekat”, kata Nur pendek.

“Maksudmu teman laki-laki?”, tanya Mujahid menegaskan.

“Begitulah…….!” .

“Apakah temannya itu pernah datang ke rumah?”.

“Belum…”

“Lalu, bagaimana Kamu bisa tahu?”.

“Secara diam-diam Saya pernah nguping saat Ia menerima telepon. Caranya menerima telpon tidak lazim”.

“Coba Kamu selidiki…”, saran Mujahid.

“Caranya?”, tanya Nur tidak mengerti

“Coba pelan-pelan Kamu ajak Dia bicara. Ingatkan bahwa Dia sudah dewasa. Tidak ada salahnya jika Ia sudah mulai memikirkan masa depannya, termasuk pasangan hidupnya”, kata Mujahid dengan nada lembut.

Hati Nur bergembira, Ia tidak menduga mendapatkan respon begitu menggembirakan. Kekhawatiran bahwa sang Suami akan marah kemudian melabraknya, ternyata tidak terbukti. Ia kemudian kembali pulang dengan hati berbunga-bunga. Tiga hari kemudian, Nur kembali menemui sang Suami.

“Dugaanku benar, Mas …!”, begitu Nur memulai laporannya.

“Mereka tidak pacaran”.

“Lalu ?”.
“Anak laki-laki itu adalah teman sekampusnya, tapi beda fakultas. Ia bernama Firman kuliah di fakultas Teknik Arsitektur. Sebenarnya sejak lama Ia menaruh perhatian dan mencoba untuk mendekati Ira, tapi tidak ditanggapi. Ira tidak ingin konsentrasinya pada pelajaran terganggu, meski Ira tahu Anak itu berwajah tampan dan akhlaknya baik, sehingga banyak disanjung oleh teman-temannya. Tapi laki laki itu tak pernah putus asa, sampai satu saat Ia menyatakan ingin melamarnya”.

“Dimana mereka suka berjumpa?”, tanya Mujahid penuh selidik.

“Di mushola kampus atau di kantin”.

“Coba Kamu undang untuk datang ke rumah!”, saran Mujahid.

“Bilang saja Kamu ingin merenovasi rumah, rumah yang juga dipakai tempat usaha agar tetap nyaman”.

“Lalu?”.

“Kamu undang datang sebelum Magrib. Ajak ngobrol sambil suguhkan kue dan minuman sampai datang waktu Magrib. Perhatikan, apakah Ia shalat atau tidak. Kalau Ia minta izin shalat, katakan bahwa keluarga Kami biasa shalat berjamaah. Karena Ia laki-laki satu-satunya, minta Ia untuk menjadi Imam. Perhatikan lafaznya saat Ia membaca ayat-ayat Al-Quran”.

Baca Juga:

Seminggu kemudian, Nur datang lagi dan melaporkan hasil penyelidikannya.

“Sikapnya santun, Mas! Bacaan shalatnya baik sekali. Ia
ternyata berasal dari Surabaya”.

Mujahid diam saja mendengarkan laporan sang Istri yang terkesan menyanjung. Ia mendengarkan dengan seksama sembari memperhatikan gerak-gerik Istrinya.

“Tanyakan siapa nama ayahnya, alamatnya, kemudian minta bantuan Bapak untuk mencari tahu apakah keluarganya baik-baik?”, saran Mujahid pada sang Istri.

“Ia aktivis HMI di kampusnya, Mas…!”, komentar Nur menegaskan.

“Tidak ada jaminan aktivis HMI taat dalam menjalankan perintah agama”, komentar Mujahid datar.

“Ia juga sudah bekerja sebagai konsultan arsitektur milik dosennya”, tambah Nur.

“Kalau begitu, tanyakan juga bagaimana penilaian dosen itu terhadap prilakunya!”, saran Mujahid lagi.

(Bersambung…..)

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana 
Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ



http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=