Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-17): Perang Salib di Front Ketiga

Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-17): Perang Salib di Front Ketiga
Dr Muhammad Najib, Dubes RI untuk Spanyol dan UNWTO

', layer: '

IKLAN BUKU PAK DUBES

'} ];




Novel “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” karya Masterpiece Dr Muhammad Najib ini terinspirasi dari kisah Jalur Sutra atau Tiongkok Silk Road, yang kini muncul kembali dalam bentuk baru: One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI).

Penulis yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO ini meyakini, Indonesia sebagai Jamrud Katulistiwa ini sebenarnya juga memiliki warisan sejarah yang bernilai. Sayangnya, kita belum mampu mengapitalisasi warisan leluhur yang dimiliki, seperti yang dilakukan Tiongkok, meski peluang Indonesia sama besarnya.

Novel ini sendiri merupakan fiksi murni. Di sini, penulis mencoba mengangkat fakta-fakta sejarah, diramu dengan pemahaman subjektif penulis sendiri terhadap situasi terkait.

Ada berbagai peristiwa sejarah di masa lalu, yang seakan terjadi sendiri-sendiri dan tidak saling berkaitan. Maka dalam novel ini, penulis berupaya merangkai semua dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Sehingga Novel ini menjadi sangat menarik. Ceritanya mengalir, kaya informasi, dan enak dibaca. Selamat membaca dan menikmati.



Foto Ilustrasi: Jalur Sutra (garis merah), jalur Rempah (garis biru)

**********************************************************

SERI-17

Perang Salib di Front Ketiga

“Di masa itu kondisi ekonomi umat Islam sedang dalam masa puncak. Tingkat kemakmuran umat Islam jauh lebih baik dibanding bangsa Eropa. Ilmu pengetahuan maju pesat. Anak-anak muda Eropa berbondong-bondong datang ke kota-kota besar di Andalusia, seperti Cordoba, Toledo, Sevilla dan Granada, untuk menimba ilmu. Mereka belajar sains dan teknologi, serta cara produksi modern. Banyak juga yang menekuni musik, arsitektur dan seni lainnya, seperti sastra. Kuliner Islam juga sangat beragam dan memberikan pengaruh. Masakan ini kaya akan rempah-rempah. Bumbu masaknya memanjakan lidah. Hingga kini, kuliner tetap menjadi daya tarik bagi Barat,” jelas Usted panjang lebar.

“Apakah Perang Salib mencapai tujuannya?” ujar Van Basten tiba-tiba bertanya.

“Tidak mudah menjawabnya. Tergantung aspek mana. Dari segi wilayah, pasukan Salib berhasil membebaskan Iberia dari penguasa Muslim. Tetapi Kristen juga kehilangan wilayah yang sangat luas di Eropa Timur sampai Balkan, jauh melebihi Iberia. Turki Usmani menguasai wilayah luas ini selama ratusan tahun. Lalu tentang penguasaan Yerusalem; Kenyataannya, umat Kristen hanya mampu menguasai kota ini selama puluhan tahun. Sesudah itu Yerusalem kembali jatuh ke genggaman Islam. Nah, dilihat dari unsur-unsur tersebut, bisa saja orang menilai Kristen gagal. Tetapi jika dikaji dari sudut pandang lain, dapat dikatakan bahwa Perang Salib justru membawa berkah bagi bangsa Eropa.”

“Berkah?” Van Basten mengerutkan dahi.

“Seperti sudah dijelaskan, bangsa Eropa belajar dari umat Islam di Andalusia sejak ratusan tahun sebelum Perang Salib dimulai. Namun sesudah Paus mendeklarasikan Perang Salib, terjadi proses belajar yang lebih masif. Bangsa Eropa tampaknya menyadari ketertinggalan mereka. Ada introspeksi diri. Mereka mencari tahu penyebab kemunduran Kristen. Kesadaran inilah yang pada gilirannya mengantarkan mereka masuk ke masa Renaissance.”

“Apakah gerakan Protestan ada hubungannya dengan semua ini?” tanya Van Basten kembali.

“Tentu. Gerakan Protestan kan muncul di kalangan agamawan. Tapi ada gerakan lain yang lebih radikal, yang tumbuh di kalangan intelektual dan akademisi, yakni sekularisme dan liberalisme. Beberapa gagasan penting progresif juga menyertai dua ide ini. Sebut saja demokrasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia atau HAM serta emansipasi perempuan. Semua ini menjadi unsur penting negara modern, seperti yang kita saksikan sekarang ini,” jelas Usted.

“Seberapa besar peran Paus dalam Perang Salib?” tanya Alfonso.

“Tentu sangat besar. Perang Salib yang berlangsung selama ratusan tahun melibatkan sumber daya manusia, logistik dan finansial yang sangat besar, dilengkapi berbagai kalkulasi politik dan strategi perang yang rumit. Perang Salib diputuskan, direstui dan dikawal oleh Paus. Dan selama ratusan tahun itu, ada banyak Paus yang bertakhta. Tentu di antara para Paus ini ada yang memiliki kecerdasan dan karisma lebih yang berujung pada keberhasilan,” tuturnya.

Kuliah pun berakhir. Alfonso mendekatiku. “Sebenarnya banyak yang ingin saya tanyakan. Tapi saya khawatir asal bertanya. Terus-terang saya sama sekali tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hal ini.”

Yuk, kita diskusi lagi,” usulku ke Alfonso.

Ia setuju. Kami memutuskan berbincang di perpustakaan. Van Basten turut bergabung. Di perpustakaan Kami bertiga duduk melingkar saling berhadapan.

“Kelihatannya Anda memiliki pemahaman mendalam tentang isu tadi. Apakah ada hal baru yang menarik perhatian Anda?” tanya Alfonso.

“Ya. Saya baru tahu bahwa Paus berperan penting dalam menggerakkan pasukan Kristen di Iberia, yang kini terbagi antara Spanyol dan Portugal. Untuk dua titik atau front Perang Salib lainnya, saya sudah lama tahu,” jawabku singkat.

Sebenarnya, Aku memiliki pandangan tersendiri – pandangan yang belum tentu bisa diterima orang lain, bahkan oleh Muslim sekali pun. Jadi lebih baik pikiran ini kusimpan saja dulu.

Baca Juga:

Aku berpandangan bahwa sesungguhnya yang membangun peradaban Islam di Andalusia adalah Dinasti Bani Umayyah sejak dipimpin Abdurrahman ad-Dakhil. Sultan ini memiliki visi yang kuat dan kemampuan politik, militer, serta sains dan teknologi yang mumpuni.  Di bawah kepemimpinannya, wajah Islam yang moderat, toleran dan berwatak rahmatan lil alamin terpancar kuat. Kekhalifahan Umayyah di Andalusia mulai meredup saat Hisyam naik takhta pada usia sangat muda, 11 tahun. Hisyam dikendalikan oleh para pejabat berwatak buruk. Memasuki periode 1013-1086, Bani Umayyah terpecah menjadi beberapa dinasti kecil, seperti Toledo, Sevilla, Cordoba dan Granada.

Meski terpecah-belah, saat itu kerajaan-kerajaan Kristen di Eropa belum bisa mengambil alih Andalusia dari Islam. Apa pasal? Karena keberadaan Dinasti Murabithun, yang berpusat di Maroko. Murabithun sangat berperan penting dalam mencegah jatuhnya Andalusia ke tangan kerajaan-kerajaan Kristen. Kerajaan Castilla pada 1085 berhasil merebut Toledo dari Islam. Khawatir penaklukan ini meluas, dinasti-dinasti kecil Islam lainnya di Andalusia meminta bantuan Bani Murabithun. Tentara Murabithun mampu mengalahkan koalisi Castilla dan Aragon di Pertempuran Zallaqah tahun 1086. Maka bisa dikatakan, saat era Bani Umayyah di Andalusia meredup, ada Dinasti Murabithun yang menopang umat Islam di sini. Namun sayang, dinasti ini ternyata mengembangkan fundamentalisme Islam. Meski dengan cara ini keutuhan wilayah bisa dipertahankan, tetapi kelompok non Muslim, utamanya Kristen dan Yahudi, merasa diperlakukan diskriminatif. Ilmu pengetahuan juga tidak lagi berkembang bebas. Kemudian,  Murabithun digantikan oleh Dinasti Al-Muwahhidun, yang lebih fundamentalis lagi. Penganut Kristen makin banyak yang eksodus. Mereka pergi bergabung dengan umat Kristen di bagian Utara. Lama-kelamaan, kerajaan-kerajaan Kristen menjadi semakin kuat. Sebaliknya, keemiran Islam di Selatan terus melemah.

Aku juga berpandangan bahwa watak moderat dan toleran menggambarkan kekuatan dan kepercayaan diri. Sementara, sikap eksklusif dan tidak toleran merupakan sikap tidak percaya diri dan tidak siap berkompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negara. Tetapi biarlah, sementara ini, semua pandangan tersebut kupendam sendiri. Aku tidak ingin timbul masalah dengan mereka yang tidak sepaham, yang hanya bisa mengumbar prasangka, tanpa dibekali landasan ilmu dan wawasan yang memadai.

BERSAMBUNG

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ

Buku-buku novel karya Dr Muhammad Najib juga bisa dibeli di Shopee melalui link: https://shp.ee/ks65np4



http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=