', layer: '
IKLAN BUKU PAK DUBES
'} ];
Novel “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” karya Masterpiece Dr Muhammad Najib ini terinspirasi dari kisah Jalur Sutra atau Tiongkok Silk Road, yang kini muncul kembali dalam bentuk baru: One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI).
Penulis yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO ini meyakini, Indonesia sebagai Jamrud Katulistiwa ini sebenarnya juga memiliki warisan sejarah yang bernilai. Sayangnya, kita belum mampu mengapitalisasi warisan leluhur yang dimiliki, seperti yang dilakukan Tiongkok, meski peluang Indonesia sama besarnya.
Novel ini sendiri merupakan fiksi murni. Di sini, penulis mencoba mengangkat fakta-fakta sejarah, diramu dengan pemahaman subjektif penulis sendiri terhadap situasi terkait.
Ada berbagai peristiwa sejarah di masa lalu, yang seakan terjadi sendiri-sendiri dan tidak saling berkaitan. Maka dalam novel ini, penulis berupaya merangkai semua dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Sehingga Novel ini menjadi sangat menarik. Ceritanya mengalir, kaya informasi, dan enak dibaca. Selamat membaca dan menikmati.
**********************************************************
SERI-36
Konsultasi ke Pak Dubes
Sekarang Aku baru mulai faham apa yang disampaikan oleh Pak Dubes saat bersilaturahim dulu, karena itu untuk memastikan sekaligus untuk lebih mendalaminya Aku akan menemuinya lagi. Untuk menemui beliau paling praktis pada Hari Jum’at, karena kebiasaannya tidak bikin acara pada hari istimewa itu kecuali kalau terpaksa. Selain itu menemuinya sesudah Shalat Jum’at merupakan cara yang tidak perlu bikin janji segala.
“Bagaimana perkembangan program S3-nya?”, tanya Pak Dubes langsung kepadaku.
“Alhamdulillah tanpa terasa kini sudah hampir dua tahun berjalan, kerangkanya sudah dapat hanya tinggal melengkapi sejumlah data saja”, kataku merendah.
“Data primer yang harus dicari sendiri di lapangan atau data sekunder yang bisa didapat di perpustakaan ?”, katanya.
“Dua-duanya”, kataku.
“Bagaimana rencana dan target saudara ?”.
“Musim panas mendatang Saya akan gunakan untuk kembali mengunjungi Toledo, kemudian Zaragoza, dan Lisabon, sisanya tinggal studi literatur”, jawabku.
“Terkait dengan itu juga Saya ingin konsultasi ke Bapak ?”, kataku masuk ke tema dan tujuanku menemuinya kali ini.
“Tentang apa ?”, jawabnya sambil tersenyum.
“Tentang Renaissance yang dulu pernah Bapak sampaikan ?”, kataku.
“Serius ?”, katanya ragu.
“Ya !”, jawabku lugas.
“Saya lupa, Kita pernah diskusi tentang Renaissance dikaitkan dengan apa ?”, katanya lagi.
“Setelah Saya banyak membaca dan diskusi dengan teman-teman dan dosen pembimbing, baru mulai terbayang apa yang dulu Bapak singgung bahwa kemajuan Barat buah dari ilmu yang Umat Islam ajarkan kemudian bermuara pada lahirnya Renaissance di Eropa”, kataku mencoba memantik ingatannya.
“Renaissance di Dunia Islam terjadi jauh lebih dahulu”, katanya pendek.
“Serius?”, komentarku tak yakin.
TERKAIT :
- Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-34): Mengunjungi Alimentaria di Barcelona
- Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-35): Mengunjungi Alimentaria di Barcelona
“Ceritanya dimulai di Bagdad saat Harun Al Rasyid memimpin Bani Abbasiah sebagai Khalifah. Harun yang sangat mencintai buku kemudian membuat perpustakaan, dilanjutkan oleh anaknya Al Makmun yang mengubah perpustakaan warisan ayahandanya menjadi Baitul Hikmah yang arti harfiyahnya Rumah Kebajikan. Baitul Hikmah semula bertujuan untuk menterjemahkan berbagai buku asing kedalam Bahasa Arab, lembaga ini kemudian berkembang menyerupai lembaga riset atau perguruan tinggi. Dari sini menyebar ke seluruh Dunia Islam khususnya Andalusia dimana banyak ilmuwan Eropa di abad pertengahan menimba ilmu yang kemudian melahirkan Renaissance di Barat”, katanya.
“Bagaimana cara ilmuwan Muslim mempengaruhi masyarakat Eropa ?”, tanyaku untuk menggali lebih detail apa yang dikatakannya.
“Disamping melalui proses belajar-mengajar seperti fungsi perguruan tinggi saat ini, buku-buku karya ilmuwan Islam yang semula berbahasa Arab diterjemahkan ke dalam berbagai Bahasa mareka”, katanya.
“Buku karya siapa saja yang memiliki pengaruh besar di Eropa ?”, kataku.
“Banyak sekali, tetapi yang sangat terkenal diantaranya karya Ibnu Rush. Bagi Barat beliau adalah ‘Bapak Liberalisme’ karena beliaulah yang mengajarkan liberalisasi di Dunia Barat”, katanya.
“Bagaimana ceritanya ?”, tanyaku tak yakin.
“Pada abad pertengahan masyarakat di Barat tidak diijinkan membaca kitab sucinya sendiri bahkan dibuat buta huruf, sehingga yang bisa baca-tulis dan pandai hanya tokoh agamanya, begitu juga kerajaan memiliki kewenangan absolut, sehingga kekuasaan sepenuhnya berada di istana dan yang diijinkan belajar hanya keluarga istana. Dengan kata lain rakyat dibelenggu baik oleh gereja maupun raja, yang mengakibatkan rakyat kebanyakan menjadi bodoh dan miskin. Gagasan Ibnu Rush sebenarnya bersumber dari Kalimah Syahadat yang memerdekakan manusia dari rasa takut kepada siapapun kecuali kepada Allah, dan tidak mengambil contoh atau uswah dari siapapun kecuali Rasulullah. Kemudian menjadikan Al Qur’an sebagai bacaan utama dan mewajibkan seluruh ummat Islam untuk membacanya. Dengan demikian terjadi melek huruf di kalangan umat Islam dan terjadi proses pencerdasan secara besar-besaran. Hal inilah yang menjadi rujukan Ibnu Rush dalam mengembangkan pemikirannya. Disamping ada semangat pembebasan juga ada semangat persamaan atau equality, ditambah fraternity yang berasal dari Hadits yang menyatakan bahwa orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Inilah korelasi pemikiran Ibnu Rush dengan slogan Revolusi Perancis: Liberte, Egalite, Fraternite”, katanya dengan bersemangat.
BERSAMBUNG
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Related Posts
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-20): Ziarah ke Tarim (TAMAT)
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-19): Pencakar Langit Pertama di Dunia
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-18): Istana Ratu Bilqis
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-17): Mengunjungi Yaman
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-16): Madrasah di Buchara
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-15): Makam Imam Buchari
Cerpen: Piye kabare? Enak jamanku to?.. Nggih mbah
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-14): Kota Samarkand
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-13): Antara Ataturk dan Erdogan
Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-12): Antara Dua Masjid
No Responses
You must log in to post a comment.