Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (32)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (32)
Duta Besar RI untuk Spanyol Dr Muhammad Najib (kiri) menerima kunjungan Ketua ICMI dan Rektor IPB Prof Dr Arif Satria (kanan)




Seruan Kepada ICMI

Dalam kesempatan menyambut kunjungan Ketua ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) yang juga merupakan Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si. di KBRI Madrid, Dubes Najib juga mendorong agar ICMI Cabang Eropa segera didirikan, mengingat PCIM (Pimpinan Cabang Internasional Muhammadiyah), NU Cabang Eropa, dan KAHMI Cabang Eropa sudah berdiri sebelumnya.

Karena Dubes meyakini kehadiran Muhammadiyah, NU, KAHMI, dan ICMI akan baik bukan saja untuk umat Islam, tetapi baik untuk bangsa secara keseluruhan, apapun agama, etnis, maupun afiliasi politiknya.

Duta Besar RI untuk Spanyol Dr Muhamma Najib (kiri) menerima kunjungan Ketua ICMI dan Rektor IPB Prof Dr Arif Satria (kanan)

“Ini selalu saya dengungkan. Islam itu harus membawa rahmat bagi sekalian alam. membawa kebaikan dan manfaat bagi seluruh uamt manusia dimanapun berada,” kata Dubes Najib.

Pada saat itu Dubes juga menceritakan Seminar di Cordoba, Cordoba Forum yang digelar oleh Foundation for Islamic Culture & Religious Tolerance (FICRT) di Cordoba, Spanyol pada 16-17 Mei. Dubes Najib menjadi salah satu pembicara di forum tersebut.

Mengambil tema “From The Islamo-Christian Dialogue to The Abrahamic Family”, Cordoba Forum bertujuan untuk mendorong dialog di antara berbagai agama dan kultur demi menciptakan stabilitas dan perdamaian.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Najib berusaha memperkenalkan toleransi beragama di Indonesia yang telah mendarah-daging bagi bangsa ini.

Masyarakat Indonesia yang majemuk, yang beragam budaya, ras dan kepercayaannya, telah berabad-abad terbiasa hidup berdampingan secara damai.

Indonesia juga merupakan negara yang unik karena dengan banyaknya perbedaan, negara kepulauan terbesar dunia ini menjadi wajah toleransi.

Bhinneka Tunggal Ika namanya. Itu adalah akar persatuan di tengah perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia.

“Negara Indonesia merupakan hasil kompromi antara nasionalis sekuler dan nasionalis religius,” ungkap Dubes Muhammad Najib.

Ia menegaskan, keberhasilan Indonesia mempertahankan status quo telah membuktikan bahwa demokrasi dan Islam dapat berjalan beriringan satu sama lain.Buktinya, sebagai masyarakat yang majemuk, Indonesia terbiasa hidup berdampingan secara damai.

 

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=