Oleh: M. Isa Ansori
Kolumnis dan warga Surabaya
Di tengah dinamika pemilihan kepala daerah, Surabaya kembali menghadapi pilihan penting yang akan menentukan arah masa depan kotanya. Di satu sisi, ada Eri Cahyadi dan Armuji dengan visi misi menuju Surabaya yang semakin maju, humanis, dan berkelanjutan. Di sisi lain, hanya ada bumbung kosong—sebuah simbol tanpa substansi, tanpa program, tanpa arah yang jelas. Meski keberadaan bumbung kosong adalah sah secara politik dan demokratis, namun menjadi penegas bahwa ini merupakan simbol kegagalan partai poliik untuk mencari kader yang layak menjadi pemimpin.
Visi Kota Dunia yang Maju dan Humanis
Eri Cahyadi dan Armuji membawa gagasan besar untuk menjadikan Surabaya sebagai kota dunia. Mereka tidak hanya berbicara soal pembangunan infrastruktur yang masif, tapi juga menekankan pentingnya membangun kota yang humanis. Surabaya, menurut mereka, harus menjadi tempat di mana setiap warganya merasa dihargai, baik dari segi pelayanan publik, akses pendidikan, hingga kesehatan.
Program kerakyatan yang mereka tawarkan mencerminkan visi ini. Dari pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil melalui UMKM, hingga peningkatan layanan publik berbasis teknologi untuk memudahkan warga, semuanya dirancang untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat. Salah satu program unggulan mereka adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, dua hal fundamental yang menjadi landasan kokoh dalam membangun masa depan yang lebih cerah.
Menuju Pembangunan Berkelanjutan
Eri dan Armuji juga menyadari pentingnya keberlanjutan dalam pembangunan. Mereka menekankan perlunya kebijakan yang ramah lingkungan, seperti memperluas ruang terbuka hijau, mengelola sampah secara lebih efektif, serta meningkatkan kualitas transportasi umum yang bersih dan terjangkau. Ini sejalan dengan visi untuk menciptakan kota yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga harmonis dengan alam.
Melawan Kotak Kosong: Urgensi Memilih Pemimpin dengan Program Nyata
Bumbung kosong dalam pemilihan ini bukan sekadar kotak kosong secara fisik, tapi juga simbol dari ketiadaan ide, visi, dan program untuk membawa Surabaya maju. Memilih kotak kosong berarti memilih stagnasi, bahkan mungkin kemunduran. Tanpa kepemimpinan yang jelas, kota akan kehilangan arah dan momentum untuk terus tumbuh dan berkembang.
Ketika kita memilih pemimpin seperti Eri dan Armuji, kita memilih harapan, visi yang konkret, dan program yang nyata. Mereka telah membuktikan melalui berbagai kebijakan dan langkah nyata bahwa mereka mampu membawa perubahan yang positif. Dalam situasi seperti ini, memilih kotak kosong bukanlah pilihan bijak. Surabaya butuh pemimpin yang memiliki pandangan ke depan dan komitmen untuk mewujudkan perubahan, bukan sekadar menjadi penonton dalam perjalanan pembangunan kotanya.
Untuk mewujudkan visi “Surabaya sebagai kota dunia yang maju, humanis, dan berkelanjutan,” Eri Cahyadi dan Armuji menawarkan berbagai program kerakyatan yang berfokus pada kesejahteraan dan kualitas hidup warga. Program yang dirancang ini merupakan agenda kerakyatan yang mereka susun sebagai sebuah komitmen dan janji politik yang harus ditagih oleh rakyat kelak bila mereka berdua memimpin Surabaya.
Beberapa program kerakyatan yang menjadi unggulan mereka meliputi:
1.Pengembangan UMKM dan Ekonomi Rakyat Pasangan ini berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program ini mencakup pelatihan kewirausahaan, bantuan permodalan, serta peningkatan akses pasar digital agar produk lokal Surabaya bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Dengan demikian, warga Surabaya tidak hanya akan menjadi konsumen, tetapi juga pelaku ekonomi yang produktif.
2.Layanan Kesehatan Gratis dan Berbasis Teknologi Eri dan Armuji bertekad untuk meningkatkan layanan kesehatan dengan memperluas akses layanan kesehatan gratis bagi warga kurang mampu, khususnya bagi lansia dan ibu hamil. Selain itu, mereka juga akan memperkuat layanan berbasis teknologi seperti telemedicine, sehingga warga bisa mendapatkan konsultasi medis dari rumah. Ini sejalan dengan upaya mereka untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang humanis, di mana setiap warganya mendapatkan hak dasar atas layanan kesehatan yang layak.
3.Program Pendidikan Berkualitas untuk Semua Dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang unggul, Eri dan Armuji akan meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperkuat sinergi antara sekolah, pemerintah, dan dunia usaha. Mereka akan meluncurkan program beasiswa untuk siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, serta memperkuat fasilitas pendidikan, khususnya di kawasan padat penduduk. Peningkatan akses terhadap pendidikan inklusif dan digital juga menjadi salah satu prioritas agar Surabaya siap bersaing di era global.
4.Revitalisasi Kampung dan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Masyarakat Salah satu program kerakyatan yang mereka usung adalah revitalisasi kampung-kampung padat penduduk. Eri dan Armuji berencana memperbaiki infrastruktur dasar seperti jalan, drainase, dan sarana air bersih, serta menyediakan ruang-ruang terbuka hijau di sekitar pemukiman. Selain itu, mereka akan membangun lebih banyak rusunawa (rumah susun sewa) untuk mengatasi masalah perumahan warga kurang mampu, serta menciptakan lingkungan yang layak huni dan ramah anak.
5.Surabaya Kota Layak Anak dan Lansia Sebagai bagian dari visi kota yang humanis, Eri dan Armuji menekankan pentingnya menjadikan Surabaya sebagai kota layak anak dan lansia. Program ini mencakup penyediaan ruang bermain dan belajar yang aman dan nyaman untuk anak-anak, serta layanan khusus bagi lansia, seperti posyandu lansia dan fasilitas kesehatan yang ramah lansia. Mereka juga akan memperluas program bantuan sosial dan ekonomi bagi keluarga pra-sejahtera yang memiliki anak-anak usia sekolah.
6.Transportasi Publik Ramah Lingkungan Untuk mendukung visi pembangunan berkelanjutan, Eri dan Armuji akan meningkatkan kualitas transportasi publik yang ramah lingkungan. Program ini mencakup pengadaan bus listrik dan pengembangan jalur sepeda yang lebih aman, sehingga warga Surabaya dapat bepergian dengan lebih nyaman, murah, dan mengurangi emisi karbon. Mereka juga akan memperluas konektivitas antarwilayah dengan memperbaiki infrastruktur jalan dan transportasi umum di kawasan terpencil.
Program-program ini menegaskan komitmen Eri Cahyadi dan Armuji untuk menciptakan kota yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan warganya. Melalui langkah-langkah konkret ini, mereka ingin membawa Surabaya menjadi kota dunia yang progresif dan inklusif, di mana setiap warga merasa diperhatikan dan diberdayakan.
Kesimpulan
Di antara pilihan yang ada, Eri Cahyadi dan Armuji menawarkan visi yang jelas dan terukur untuk masa depan Surabaya. Dengan program-program kerakyatan yang humanis dan keberlanjutan sebagai landasan, mereka siap membawa kota ini menjadi lebih maju. Memilih mereka berarti memilih kemajuan, sedangkan memilih kotak kosong adalah melepaskan peluang emas untuk membawa Surabaya menuju masa depan yang lebih baik.
Surabaya, 12 Oktober 2024
EDITOR: REYNA
Related Posts
Imbangan Analisis Psikologis Prabowo Subianto
Psikologi Prabowo Subianto: Di Persimpangan Jalan Yang Kompleks Dalam Hubungannya Dengan Jokowi dan Gibran
Kurikulum : Dari Shallow ke Deep Learning
Pendidikan Sekolah Perlu Mengajarkan Intuisi dan Penguatan Nurani Untuk Kesuksesan Sejati
Mosaik Kepemimpinan Dalam Al Quran
ITS Ibu Yang Luhur
Mengapa Amandemen UUD 1945 Itu Berkaitan Dengan Kemunduran Ekonomi
Anak Semester I itu Lafran Pane, Pendiri HMI
Peringatan 10 Nopember Sepi
Dimensi Ketuhanan Dalam Firman
No Responses