Oleh: Soegianto
@pengamat dan pelaku pendidikan, Fakultas Sain Dan Teknologi UNAIR
Sistem pendidikan saat ini tak hanya dipandang perlu berbenah dari sisi metode dan penilaian, namun juga dalam hal pengembangan keterampilan batin seperti intuisi dan nurani. Banyak pihak menilai, sistem pendidikan formal cenderung mengabaikan aspek intuisi dalam proses belajar, padahal intuisi adalah kemampuan penting yang sering membantu seseorang mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Intuisi yang terasah menjadi modal dalam perjalanan hidup, terutama di dunia kerja yang seringkali membutuhkan kepekaan dan keputusan sigap.
Intuisi dan nurani tak hanya relevan untuk kebutuhan akademik, tetapi juga dalam mendukung perjalanan sukses seseorang. Banyak tokoh sukses yang mengaku keputusan-keputusan penting mereka tak lepas dari peran intuisi dan kepekaan nurani. Sayangnya, aspek ini kurang ditekankan dalam pendidikan formal, yang lebih menitikberatkan pada hafalan dan penalaran yang terstruktur.
Pengasahan nurani juga menjadi esensi yang tak boleh diabaikan. Nurani berperan sebagai kompas moral yang membantu seseorang menentukan mana yang benar dan salah. Seseorang yang memiliki nurani kuat cenderung lebih bijak dalam menghadapi tantangan, dan tak mudah goyah dalam menghadapi kesulitan atau godaan. Di dunia kerja dan dalam kehidupan sehari-hari, nurani yang sehat membuat seseorang mampu menimbang dampak dari tindakannya, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain.
Ketika pendidikan mampu menggabungkan pengetahuan akademik dengan penguatan intuisi dan nurani, siswa tak hanya akan lebih siap menghadapi dunia kerja, tetapi juga lebih tangguh menghadapi kehidupan. Mereka akan memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, mengambil keputusan yang tepat, serta memiliki kepekaan dalam melihat peluang dan tantangan. Intuisi dan nurani ini, yang digabungkan dengan kecerdasan akademik, dapat menjadi kunci kesuksesan sejati dan menciptakan generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga berintegritas.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Kita Harus Faham DNA Media Barat
Bukti Gamblang, Kebenaran Takdir Allah
Keikhlasan Kunci Keberhasilan
Akurasi Membaca Kemunculan Pratanda Pilbup Kulon Progo
Para Pejabat Negara Perlu Belajar Ilmu Komunikasi
BUMN Indonesia menyedihkan, Bagaimana Mau Setara Temasek
Membantah Penilaian The Economist: Presiden Prabowo dan Kabinetnya Memiliki Visi Kuat
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (Bagian 2): “Profesor Kancil”, “Don Dasco”, dan “Mr. Dasco”
Pemberian Bantuan Negara Tidak Boleh Riya’
Negara Swasta: Transformasi Negara Menjadi Korporasi Oligarki
No Responses