Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Presiden Prabowo dalam lawatannya ke beberapa negara baru-baru ini sering mengungkapkan keinginan kuatnya untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan kelaparan yang dilanda rakyat Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan program penyediaan makanan gratis pada anak-anak.
Media CNA yang berbasis di Singapura tanggal 27 November 2024 menurunkan sebuah artikel yang berjudul “Indonesia’s free meal initiative to begin pilot next month; aims to benefit 82.9 million people by 2027, Each meal is estimated to cost the government about 15,000 rupiah (US$0.95)”. Dalam artikel itu disebutkan bahwa Inisiatif makanan gratis Indonesia, yang akan memulai uji coba bulan depan, akan memberi manfaat bagi sekitar 82,9 juta orang dalam dua tahun pertama operasinya. Program ini kemudian akan diluncurkan secara nasional pada awal tahun depan, menurut Kepala Badan Gizi Nasional Indonesia Dadan Hindayana.
CNA mengutip pernyataan pak Dadan bahwa targetnya untuk tahun 2027 adalah 82,9 juta orang. Pada Desember 2024, akan dimulai proyek percontohan dari Sabang (di Aceh) ke Merauke (di Papua Selatan) tetapi pada Januari 2025 pemerintah akan melaksanakan program ini secara besar-besaran, dan program pemberian makan gratis itu juga akan menciptakan sekitar 1,5 juta pekerjaan di Indonesia.
Program Makanan Gratis itu akan secara resmi dimulai pada 2 Januari dan akan dimulai dengan 923 dapur makanan dalam tiga bulan pertama operasi. Ini kemudian akan diperluas menjadi 2.000 pada April 2025 dan kemudian 5.000 dapur antara Juli dan Agustus. Badan Gizi Nasional Indonesia telah mendirikan basis unit layanan di berbagai daerah di Tanah Air, dengan masing-masing dapur diharapkan dapat melayani sekitar 3.000 orang. “Untuk tiga bulan pertama mulai Januari, kami akan mulai dengan tiga juta anak, (dalam tiga bulan ke depan), kami menggandakan target,” kata Dadan seperti dikutip Kompas.
Seperti diketahui program ini merupakan janji kampanye pemilu unggulan oleh Presiden Prabowo Subianto, program ini awalnya ditetapkan untuk hanya mencakup anak-anak prasekolah dan siswa yang bersekolah sebagai bagian dari langkah untuk mengatasi kekurangan gizi anak di negara itu, dengan prioritas pada pencegahan stunting. Tetapi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan pada bulan Agustus bahwa program tersebut akan diperluas untuk mencakup wanita hamil, ibu menyusui serta balita. Diperkirakan 6,3 juta anak di bawah usia lima tahun di Indonesia mengalami pertumbuhan terhambat, menurut kementerian kesehatan.
Kondisi stunting pada anak tidak hanya menghambat perkembangan fisik dan mental tetapi juga dapat meningkatkan risiko kondisi seperti kanker dan penyakit kardiovaskular. Untuk mencegah stunting, seorang anak perlu diberi makan makanan bergizi setidaknya selama 1.000 hari dari tahap janin hingga usia sekitar dua tahun.
Oleh karena itu, Prabowo telah berjanji untuk menyediakan satu makanan gratis per orang setiap hari kepada sekitar lima juta wanita hamil dan ibu menyusui serta 65 juta balita dan anak-anak sekolah hingga kelas sembilan, atau antara usia lima dan 15 tahun. Badan Gizi Nasional menyatakan bahwa setiap makanan diperkirakan akan menelan biaya pemerintah sekitar 15.000 rupiah (US$0,95), menurut APBN Tahunan Indonesia. Sekitar 71 triliun rupiah telah dialokasikan untuk program tahun 2025 seperti yang dilaporkan oleh media lokal. Namun, jumlah yang dialokasikan untuk setiap makanan akan tetap fleksibel tergantung pada biaya makanan di setiap wilayah, kata Dadan. Badan Gizi Nasional juga tidak akan membayar makanan yang dimasak tetapi sebaliknya akan menggunakan dana untuk membeli bahan mentah yang akan dimasak oleh anggota stafnya, mencatat bahwa menu harus memenuhi standar nutrisi yang ditetapkan.
CNA mengutip media di Indonesia yang melaporkan bahwa setiap dapur makanan akan memiliki ahli gizi yang bertanggung jawab untuk memastikan hal ini. Setiap dapur juga akan membutuhkan sebanyak 50 pekerja. kata Dadan, tergantung pada teknologi yang tersedia dalam menyiapkan makanan. “Kami membutuhkan petugas kebersihan, orang-orang untuk memasak makanan, memotong sayuran, mengemas makanan yang sudah disiapkan dan mengantarkan makanan,” katanya. “Jika ada 30.000 dapur makanan di Indonesia (ke depan), Badan Gizi akan bersiap untuk menampung sekitar 1,5 juta orang untuk bekerja untuk program tersebut.”
Semoga program yang muncul dari janji-jani pak Prabowo pada waktu kampanye itu benar-benar terwujud dan bersih dari praktik-praktik korupsi. Hal ini memerlukan pengawasan yang ketat dari aparat pemerintah dan masyarakat.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Kita Harus Faham DNA Media Barat
Bukti Gamblang, Kebenaran Takdir Allah
Keikhlasan Kunci Keberhasilan
Akurasi Membaca Kemunculan Pratanda Pilbup Kulon Progo
Para Pejabat Negara Perlu Belajar Ilmu Komunikasi
BUMN Indonesia menyedihkan, Bagaimana Mau Setara Temasek
Membantah Penilaian The Economist: Presiden Prabowo dan Kabinetnya Memiliki Visi Kuat
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (Bagian 2): “Profesor Kancil”, “Don Dasco”, dan “Mr. Dasco”
Pemberian Bantuan Negara Tidak Boleh Riya’
Negara Swasta: Transformasi Negara Menjadi Korporasi Oligarki
No Responses