Oleh: Sutoyo Abadi
Dalam politik, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Jika itu terjadi, Anda bisa bertaruh itu direncanakan seperti itu, kata Franklin D. Roosevelt.
Kajian politik Merah Putih terus menerus mengendus informasi dan mencermati jejak digital yang masih segar dalam ingatan dari persaksian kejadian, Dato’ Sri Tahir ( adik ipar James Riady ) adalah pelaksana skenario sebelum, selama dan paska penetapan Gibran menjadi Wakil Presiden RI.
Sebelum ditetapkan sebagai Calon Wakil Presiden ( Cawapres ) Tuan Dato’ Sri Tahir sudah menyebut Gibran sebagai Wakil Presiden.
Selama rekayasa menjadi cawapres Tuan Dato’ Sri Tahir menenangkan Gibran jangan khawatir semua proses sedang di jalankan dan semua akan aman.
Paska menjadi Wakil Presiden kembali di yakinkan jangan takut dengan semua tuntutan akan di makzulkan semua bisa dikendalikan dan di atasi. Lebih dramatis di tanamkan sugesti yakinlah bahwa Gibran akan jadi Presiden – semua akan saya atur.
Kejadian terkoneksi dengan terpantau nya Presiden Prabowo Subianto bolak balik sowan Jokowi. Apakah seorang Jokowi sangat sebat setelah menjadi Presiden dua periode. Jawabnya jelas tidak.
Tetapi harus di akui Jokowi sukses menjadi boneka Oligarki. Setelah gagal untuk tiga periode, sukses menempatkan Gibran sebagai Wakil Presiden dan Jakowi tetap di perankan sebagai pengendali Presiden penggantinya dengan panduan Oligarki.
Peringatan Franklin D. Roosevelt, tetap aktual “Dalam politik, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Jika itu terjadi, Anda bisa bertaruh itu direncanakan seperti itu*.
Tuan Dato’ Sri Tahir (adik ipar James Riady – defakto penguasa Indonesia) tetap pemegang pelaksanaan skenario mengendalikan Indonesia tidak sendirian, berjalan dibawah kendali James Riady.
Jokowi akan tetap berkuasa dengan perannya sebagai pelaksana skenario Oligarki, sebagai mediator (maklar) pengendali Presiden Prabowo Subianto, sekaligus mengantarkan Gibran.
Dari sinilah macam macam panduan Oligarki suka atau tidak Prabowo Subianto harus bolak balik sowan Jokowi.
Bagi James Riady, jangankan hanya mengendalikan Presiden Indonesia Pilpres di Amerika James Riady adalah aktor yang disebut pihak otoritas Amerika Serikat berperan sebagai agen Republik Rakyat Cina ketika skandal sumbangan ilegal untuk kampanye calon presiden Bill Clinton terbongkar.
Masih terjadinya rimba belantara politik di Indonesia, ketika sang Presiden tidak percaya diri, dalam keraguan dalam ambil kebijakan dampaknya apa yang disampaikan kepada masyarakat sesungguhnya palsu, semu dan hanya tipuan.
Kata ahir layak di katakan bahwa Prabowo Subianto tidak percaya diri, memalukan ini tidak perlu terjadi. Ini bukan sekedar hipotesis tetapi realitas yang sedang terjadi.
Bagaimana dengan masa depan Indonesia Wallahu a’lam
EDITOR: REYNA
Related Posts
Kita Harus Faham DNA Media Barat
Bukti Gamblang, Kebenaran Takdir Allah
Keikhlasan Kunci Keberhasilan
Akurasi Membaca Kemunculan Pratanda Pilbup Kulon Progo
Para Pejabat Negara Perlu Belajar Ilmu Komunikasi
BUMN Indonesia menyedihkan, Bagaimana Mau Setara Temasek
Membantah Penilaian The Economist: Presiden Prabowo dan Kabinetnya Memiliki Visi Kuat
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (Bagian 2): “Profesor Kancil”, “Don Dasco”, dan “Mr. Dasco”
Pemberian Bantuan Negara Tidak Boleh Riya’
Negara Swasta: Transformasi Negara Menjadi Korporasi Oligarki
No Responses