Penulis : Tere Liye
Menteri Kesehatan Ceko mundur Agustus kemarin, karena penderita pandemi di negara melonjak.
Menteri Kesehatan Polandia juga mundur Agustus kemarin, karena dikritik tidak becus menangani pandemi.
Menteri Kesehatan Chile mundur Juni kemarin, karena kontroversi menghitung angka kematian pandemi.
Menteri Kesehatan Belanda mundur Maret lalu, karena merasa kondisi fisiknya tidak cukup kuat bekerja menghadapi pandemi.
Menteri Kesehatan Brasil lebih seru lagi, Si A menteri pertama dipecat Presiden, di ganti Si B, terus Si B nggak tahan sama Presidennya yang aneh sekali pendapatnya soal pandemi, mundur.
Menteri Kesehatan Selandia Baru mundur Juli lalu, ampun dah, gara2nya sepele, receh. Muncul kasus baru di sana. Malu dia, mundur. Padahal kasus barunya cuma hitungan jari.
Adik-adik sekalian, inilah contoh orang2 yang lemah, pergi meninggalkan gelanggang. Duh, mereka kacau deh, mudah banget mundur. Mentalnya lemah.
Padahal kalau mereka mau nyontoh di Indonesia, enjoy saja. Di sini, bahkan ada Menteri yang melanggar hukum (seperti menyebar link bajakan), atau bikin pernyataan menyesatkan, keliru data, dll, atau pandemi dibuat becandaan, atau malah, ngasih diskon tiket pesawat, obral wisata, dll pas pandemi dunia mulai serius, mereka tetap asyik2 saja.
Maka, kalian jangan ngikutin langkah orang2 yang mundur ini. Itu contoh buruk. Kalau merujuk pendapat Ketua KPK yang ono itu, mundur dari gelanggang itu tidak terhormat.
Apalagi merujuk pendapat keluarga penguasa dan netizen para penjilat pantatnya. Yang ada itu adalah, mari anak, cucu, mantu, keluarga semuanya diajak masuk gelanggang.
Bodo amat apakah dia berkualitas atau kagak, semua masuk gelanggang. Harus. Wajib dilaksanakan. Peduli amat apapun akibatnya, karena konstitusi bilang, hak dipilih itu harus dilaksanakan.
Mereka-mereka ini keluarga yang sederhana, tidak neko-neko, sederhanaaa sekali. Penginnya cuma satu kok: berkuasa. Hanya itu. Sederhana kan.
Tidak ada itu kata mundur. Maju! Majuuuuu Indonesia.
*Tere Liye, penulis novel “Negeri Para Bedebah”
Related Posts
IMF Meramal Indonesia 5 Besar di Tahun 2027
Gibran, Pembuka Kotak Pandora Jokowi
Geneologi Politik dan Kosmologi Politik Indonesia (Bagian-2)
Korupsi Turun Temurun
Bantuan Sosial Pangan atau Beras oleh Bapanas dan Bulog Melanggar UU Pangan dan UU Kesejahteraan Sosial
Kartini VS Tjut Nya Dien: Jawaban Untuk KH Adian Husaini
Salamuddin Daeng: Perang VS Transisi Energi
Putusan MK Bergantung Keberanian Hakim
Geneologi Politik dan Kosmologi Politik Indonesia (Bagian-1)
Mau Perang Tapi Kere Bagaimana?
No Responses
You must log in to post a comment.