Dokumen-dokumen tersebut menyebutkan beberapa tokoh Amerika terkemuka, termasuk miliarder teknologi dan penasihat Presiden Donald Trump.
WASHINGTON – Sejumlah dokumen baru terkait Jeffrey Epstein, pelaku kejahatan seksual, yang dirilis Jumat, menyebutkan beberapa tokoh Amerika terkemuka, termasuk miliarder teknologi dan penasihat Presiden Donald Trump.
Dokumen-dokumen dari keluarga Epstein yang dipublikasikan oleh anggota Partai Demokrat di Komite Pengawas DPR menyebutkan nama mantan kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan Trump, Elon Musk; penasihat Steven Bannon; tokoh teknologi Peter Thiel; mantan CEO Microsoft Bill Gates dan Pangeran Andrew dari Inggris.
Sebuah entri tertanggal 6 Desember 2014 menyebutkan Musk pergi ke sebuah “pulau” disertai catatan yang berbunyi, “Apakah ini masih terjadi?”. Sehari sebelumnya, agenda tersebut mencantumkan pesta sarapan “sementara” bersama Gates.
Thiel, miliarder kapitalis ventura pemilik Palantir Technologies, tercatat makan siang bersama Epstein pada 27 November 2017. Bannon tercantum dalam jadwal sarapan bersama Epstein pada 16 Februari 2019.
Pangeran Andrew tercatat sebagai penumpang jet pribadi Epstei
“Harus jelas bagi setiap warga Amerika bahwa Jeffrey Epstein berteman dengan beberapa pria paling berkuasa dan terkaya di dunia. Setiap dokumen baru yang dihasilkan memberikan informasi baru seiring kami berupaya menegakkan keadilan bagi para penyintas dan korban,” ujar juru bicara Oversight Democrats, Sara Guerrero, dalam sebuah pernyataan.
“Oversight Democrats tidak akan berhenti sampai kami mengidentifikasi semua orang yang terlibat dalam kejahatan keji Epstein. Sudah saatnya Jaksa Agung Bondi merilis semua berkas sekarang,” tambahnya.
Dokumen-dokumen tersebut merupakan yang ketiga yang diterima dari pihak keluarga Epstein. Data tersebut mencakup rekaman telepon, salinan catatan penerbangan dan manifes, buku besar keuangan, dan jadwal harian Epstein, menurut anggota panel dari Partai Demokrat. Penyuntingan dilakukan untuk melindungi identitas korban, dan peninjauan sedang berlangsung, tambah kelompok tersebut.
Siapa Jeffrey Epstein?
Jeffrey Epstein (1953–2019) adalah seorang finansier asal Amerika yang membangun kekayaan dan pengaruh melalui manajemen kekayaan pribadi, jaringan relasi tinggi (politikus, selebritas, akademisi, dan anggota kerajaan), serta aktivitas filantropi yang memberi akses ke lembaga-lembaga elit. Ia dikenal karena pola hidup mewah: pulau pribadi, jet pribadi, rumah-rumah besar di New York dan Florida, serta daftar tamu tamu-tamu berpengaruh yang terekam dalam dokumen dan flight logs. Epsteininya juga tercatat memiliki jaringan orang kepercayaan, termasuk Ghislaine Maxwell, yang kemudian terbukti berperan sentral dalam perekrutan korban.
Tuduhan dan dakwaan utama
Kejahatan inti: perekrutan, pemerkosaan dan perdagangan anak di bawah umur untuk tujuan seksual (sex trafficking of minors). Dakwaan federal menuduh Epstein menjalankan skema di mana anak-anak — banyak di antaranya remaja yang rentan — digrooming, dipaksa melakukan aktivitas seksual, dan kemudian dieksploitasi untuk melayani dirinya dan tamu-tamunya.
Peran Ghislaine Maxwell: Maxwell, sosok sosialita Inggris yang lama berkawan dengan Epstein, dituduh dan kemudian dinyatakan bersalah karena merekrut dan memfasilitasi korban untuk Epstein. Ia dijatuhi hukuman federal pada 2021.
Bagaimana modus operandi (cara kejahatan) berlangsung
Berdasarkan dokumen pengadilan, keterangan korban, dan investigasi jurnalis, pola yang teridentifikasi meliputi:
Grooming dan perekrutan: korban (sering remaja) dilacak di area-area rentan (mis. dijanjikan pekerjaan, les pijat, atau bantuan finansial). Mereka diberi “pijat” awal dan kemudian dipaksa melakukan aktivitas seksual. Beberapa korban didekati oleh individu yang bertugas menukar atau merekomendasikan gadis-gadis itu kepada Epstein.
Jaringan tempat dan mobilitas: kejahatan dilakukan di berbagai properti milik Epstein (rumah di Manhattan dan Palm Beach, rumah di New Mexico, dan pulau pribadi di Kepulauan Virgin AS), serta dalam perjalanan melalui jet pribadi yang tercatat dalam flight logs — sehingga membentuk pola lintas-negara dan lintas-wilayah yang mempersulit penelusuran awal. Dokumen flight logs dan jadwal menunjukkan banyak nama kontak dan perjalanan yang kini menjadi bahan penyelidikan dan publikasi.
Penyamaran lewat jasa “pijat” dan persona profesional: beberapa laporan dan bukti pengadilan menunjukkan bahwa aktivitas seksual sering dimulai dengan sesi pijat yang disamarkan sebagai layanan profesional, lalu berkembang menjadi eksploitasi yang terorganisir.
Department of Justice
Peran fasilitator dan “persekongkolan” finansial: Epstein diduga membayar kompensasi kepada beberapa pelaku perekrutan dan menyediakan “imunitas” atau hadiah bagi mereka yang membantu skema — pola yang muncul dalam tuntutan sipil dan dokumen internal.
Penanganan hukum: kegagalan dan upaya penegakan
Kesepakatan 2008 (NPA): Kasus pertama terhadap Epstein berujung pada plea deal kontroversial di Florida pada 2008: ia hanya menjalani hukuman singkat di penjara county dengan kerja keluar (work-release) setelah penyelidikan dugaan pelecehan terhadap banyak gadis remaja. Kesepakatan ini kemudian dikritik luas karena dianggap mengabaikan korban dan memberi Epstein perlindungan yang tidak proporsional.
Penangkapan 2019 & dakwaan federal: Pada Juli 2019 dia ditangkap di New York atas dakwaan sex trafficking; DOJ dan FBI membuka penyelidikan yang lebih luas. Namun Epstein meninggal di selnya pada Agustus 2019; kematian itu resmi dinyatakan bunuh diri, namun memicu kontroversi, investigasi internal BOP/OIG, dan teori konspirasi karena berbagai kelalaian prosedural di fasilitas penjara. Laporan Office of the Inspector General (OIG) meninjau kondisi penjara dan prosedur pengawasan terkait kematiannya.
Dokumen terbuka, flight logs, dan “nama-nama”
Sejumlah dokumen pengadilan dan catatan — termasuk flight logs, jadwal harian, email, dan jadwal pertemuan yang disita — telah dibuka sebagian dan menjadi sumber utama jurnalisme investigatif. Dokumen-dokumen tersebut memuat daftar kontak yang luas; sebagian nama adalah tokoh publik yang dinyatakan hadir pada acara atau perjalanan tertentu, namun dokumen itu tidak sama dengan bukti keterlibatan kriminal; pengadilan dan analis menekankan bahwa tercantumnya nama tidak otomatis berarti terlibat dalam kejahatan. Pengungkapan terbaru (termasuk dokumen yang dirilis oleh DPR AS) terus memicu penyelidikan dan protes publik atas bagaimana kasus-kasus awal ditangani.
Dampak dan status saat ini
Epsteinnya sendiri telah meninggal sehingga dakwaan pidana terhadapnya tidak dilanjutkan; namun kasus ini melahirkan tuntutan sipil yang menuntut pertanggungjawaban finansial terhadap aset dan estate-nya, serta penyelidikan terhadap kroni dan fasilitatornya.
Ghislaine Maxwell dihukum dan menjalani hukuman penjara; upaya pembukaan arsip pengadilan dan dokumen terus berlangsung, sehingga wawasan baru (mis. jadwal, email, dan daftar kontak) masih muncul dan menjadi bahan liputan serta penyidikan kongres.
Awal Kehidupan dan Latar Keluarga
Jeffrey Edward Epstein lahir pada 20 Januari 1953 di Brooklyn, New York City, tepatnya di kawasan Coney Island. Ia dibesarkan dalam keluarga Yahudi kelas menengah. Ayahnya, Seymour G. Epstein, bekerja untuk Departemen Taman Kota New York, sedangkan ibunya, Pauline (Polly), adalah seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja paruh waktu sebagai guru sekolah.
Tidak ada “keanehan” luar biasa yang tercatat saat kelahirannya. Lingkungan tempat tinggalnya di Brooklyn tergolong sederhana, penuh keluarga pekerja. Epstein kecil tumbuh dalam atmosfer masyarakat urban yang keras namun sarat peluang, di mana pendidikan dipandang sebagai salah satu jalan untuk mobilitas sosial.
Masa Kecil dan Kebiasaan
Epstein dikenal sebagai anak yang cerdas secara akademik, terutama dalam bidang matematika dan sains. Ia menonjol di sekolah negeri tempatnya belajar. Namun, ia juga digambarkan introvert, kurang populer di kalangan teman sebaya, dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan buku.
Sejak kecil, ia menunjukkan rasa percaya diri yang besar dan kecenderungan ingin dekat dengan orang-orang “penting”. Dalam lingkungan keluarga, tidak ada catatan bahwa ia hidup dalam kekerasan, tetapi ada dorongan kuat untuk “naik kelas” secara sosial.
Masa Remaja dan Lingkungan Pergaulan
Epstein bersekolah di Lafayette High School di Brooklyn. Pada masa remaja, ia tidak melanjutkan pendidikan formal secara mulus. Setelah SMA, ia masuk Cooper Union dan kemudian New York University (NYU), tetapi tidak pernah menuntaskan gelarnya. Meski begitu, ia tetap dikenal sebagai pengajar privat matematika yang berbakat.
Lingkungan remajanya di New York tahun 1960–1970-an adalah dunia yang penuh dinamika: pergerakan politik, kebudayaan bebas, dan kapitalisme yang kian terbuka. Epstein tumbuh dalam dunia yang mendorong ambisi, sekaligus memberi ruang bagi mereka yang berani mengambil jalan pintas.
Awal Karier dan Jalan ke Dunia Bisnis
Meski tanpa gelar resmi, Epstein berhasil menjadi guru matematika dan fisika di Dalton School, sebuah sekolah elit di Manhattan, pada pertengahan 1970-an. Di sinilah ia pertama kali bersentuhan dengan anak-anak dari keluarga superkaya di New York. Jaringan inilah yang kelak membuka pintu dunia finansial.
Seorang orang tua murid memperkenalkan Epstein ke dunia perbankan investasi. Ia kemudian direkrut ke perusahaan Bear Stearns, bank investasi besar kala itu. Di Bear Stearns, ia belajar cepat tentang pasar saham, keuangan, dan strategi bisnis tingkat tinggi. Epstein terkenal pandai membangun koneksi, bahkan lebih daripada kepiawaiannya dalam analisis keuangan.
Pada awal 1980-an, ia meninggalkan Bear Stearns dan mendirikan perusahaan pengelola keuangan sendiri. Melalui firma kecilnya, ia mengklaim hanya menerima klien dengan kekayaan minimal ratusan juta dolar. Dari sinilah ia masuk ke lingkaran miliarder, politisi, akademisi, dan bangsawan.
Kekayaan, Gaya Hidup, dan Lingkungan Sosial
Dengan cepat, Epstein membangun reputasi sebagai “penasehat keuangan orang superkaya”. Ia memiliki properti mewah di Manhattan, Palm Beach, New Mexico, Paris, hingga sebuah pulau pribadi di Virgin Islands. Kehidupannya glamor, penuh pesta, dan didatangi tamu dari kalangan elit global.
Namun, gaya hidup mewah ini diselimuti rahasia. Banyak laporan menyebutkan bahwa di balik pesta dan jet pribadinya, ada praktik perekrutan gadis-gadis muda yang diberi janji palsu pekerjaan atau beasiswa.
Dari Bisnis ke Kejahatan
Kejahatan Epstein mulai terungkap pada 2005 ketika kepolisian Florida menerima laporan bahwa ia membayar anak-anak di bawah umur untuk melakukan “pijat” yang berakhir dengan eksploitasi seksual.
Apakah kejahatannya terkait bisnisnya? Secara langsung, tidak. Bisnis finansialnya berjalan terpisah dari skema kejahatan seksual. Namun, relasi bisnisnya justru memperkuat kejahatan itu:
Akses finansial: kekayaannya memungkinkan Epstein membeli rumah, pulau pribadi, jet pribadi — ruang tertutup untuk melancarkan aksinya.
Jaringan elit: status sebagai penasihat keuangan memberi legitimasi sosial, membuat korban maupun orang luar sulit menolak ajakan atau mencurigainya.
Pengaruh hukum: koneksi dengan tokoh berkuasa memberi “perlindungan” ketika pertama kali diselidiki, misalnya lewat plea deal kontroversial tahun 2008 yang membuatnya hanya dipenjara singkat meski puluhan korban bersaksi.
Dengan kata lain, bisnis adalah alat legitimasi dan perisai, sementara kejahatan seksual adalah bagian dari pola hidupnya yang memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan.
Kesimpulan
Jeffrey Epstein bukan berasal dari keluarga bangsawan atau superkaya. Ia lahir di Brooklyn dalam keluarga sederhana, tumbuh dengan kecerdasan akademik, tetapi tanpa gelar resmi. Ambisi sosial dan keterampilan membangun jaringan membawanya ke lingkaran elit finansial.
Namun, di balik karier finansialnya, ia membangun dunia gelap: perdagangan seks anak di bawah umur, difasilitasi oleh harta, properti, dan jaringan bisnisnya. Bisnis memberi ia akses dan perlindungan, sementara kejahatan memberi ia kekuasaan atas orang lain.
Sumber: Anadolu Agency, dan berbagai sumber lain yang diolah kembali.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

Negeri di Bawah Bayang Ijazah: Ketika Keadilan Diperintah Dari Bayangan Kekuasaan

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (3-Tamat): Korupsi Migas Sudah Darurat, Presiden Prabowo Harus Bertindak!

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (2): Dari Godfather ke Grand Strategi Mafia Migas

Wawancara Eksklusif dengan Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra (1): “The Gasoline Godfather” Dan Bayangan di Balik Negara

Republik Sandiwara dan Pemimpin Pura-pura Gila





No Responses