Oleh : Ridwan Saidi
Ketika 2015 gagasan kereta cepat Jakarta – Bandung diluncurkan, pemerintah tegaskan bahwa ongkos bukan dari APBN.
Tahun 2021, enam tahun kemudian, ongkos kereta cepat dari APBN. Hal ini mungkin karena pengusung proyek lagi alami kesulitan. China pikirkan dirinya sendiri yang bakal dihancurkan oleh AUKUS dkk. Beberapa BUMN yang ikut mengusung proyek kondisinya tidak lagi seperti enam tahun lalu.
Kenapa tak dibatalkan saja macam yang dibuat pemerintah Malaysia?
Tak mudahnya itu, kita sudah gemakan proyek ini bertalu-talu, mana boleh batal?
Kereta cepat modernisasi transportasi. Jakarta – Bandung 46 menit. Tapi tak seimbang dengan biaya proyek yang semula 86 T lalu alami obesitas jadi 114 T.
Jaman Orde Lama ke Bandung 7 jam kalau naik bus. Naik KA sering terlambat, dan terlambatnya tidak kira-kira.
Pilihan yang enak suburban. Tiba di Bandung penumpang diantar ke tujuan masing-masing. Di Jakarta pangkalan suburban tersebar: Depan SKA Beos Kota, Koja, Asem Lama, dan depan SKA Jatinegara.
Itu masa lalu. Sekarang era new normal, tapi dalam hal proyek transportasi banyak yang tidak sukses: monorel Palembang sepi penumpang, MRT dilupakan penduduk Jakarta, kereta bandara penumpangnya dikit, LRT Jakarta olahan Jakpro Kelapa Gading – Rawamangun tak ada khobar lagi, LRT Bekasi – Jakarta tanda tanya .
Bagaimana kereta cepat? Dengan tiket diprakira sejalan 300 ribu apa penumpang bakal bejubel? Rasanya tidak. Lokasi stasion di Jakarta di Halim dekat tol ke Cikampek. Yang di Bandung di Bojong Sowang yang aksesnya ke kota Bandung masih harus ditata.
Apalagi faktor sosiologi tak disimak. Trend elit dalam hal transport yang mereka perlukan privacy, solusi pesawat pribadi. Trend menengah ke bawah perlu efficiency, irit ongkos, yang penting nyampe. Lalu kereta cepat memburu segmen yang mana?
Bekerja harus dengan perencanaan, bermimpi memang tidak perlu direncanakan. Tapi asyiq lo. (RSaidi)
EDITOR : REYNA
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

Negeri di Bawah Bayang Ijazah: Ketika Keadilan Diperintah Dari Bayangan Kekuasaan

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (3-Tamat): Korupsi Migas Sudah Darurat, Presiden Prabowo Harus Bertindak!

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (2): Dari Godfather ke Grand Strategi Mafia Migas

Wawancara Eksklusif dengan Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra (1): “The Gasoline Godfather” Dan Bayangan di Balik Negara

Republik Sandiwara dan Pemimpin Pura-pura Gila




MasumJanuary 19, 2022 at 2:00 pm
Masum
[…]just beneath, are numerous absolutely not connected internet sites to ours, however, they’re surely worth going over[…]
pompe de caldura aerNovember 26, 2024 at 2:22 pm
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catetan-babe-cabe-ridwan-saidi-halim-bojong-sowang/ […]