Oleh : Ridwan Saidi, Budayawan
Berdasar teori linguistic Prof Kern 1951, bangsa Maya tiba di Andunisi pada IX SM. Banyak jejak linguistic tak kurang juga archaeologic, misalnya candi-candi Sukuh, Che To, Penataran. Juga penggalian di Damasraya Sumbar itu Maya, bukan Sriwijaya seperti claim archaeolog.
Jembatan Merah ada di Jakarta, Bogor, Surabaya, setidaknya. Bogor kenapa tidak Jambatan Beureum? Surabaya kenapa tidak Jembatan Abang? Dulu mana ada jembatan, apa namanya?
Dalam case Jakarta Jembatan Merah di Mangga Dua, di sana tidak ada kali (lihat peta di bawah). Dalam konteks ini jembatan bukan bridge. Jamba Tana Mera. Bukan Jembatan Merah, tapi Jamba Tana Mera. Jamba = hunian. Ingat lagu Jamba Laya? Tana Mera = Carribea. Ingat lagu Guantanamera? Harusnya Gua(n) Tana Mera. Aku orag Tana Mera. Di Papua juga ada Tana Mera.
GUA/GUE bukan dari China. Lu/elu yang di depan si Aku, dari bahasa Melayu. Kedatangan pak RT di-elu2-kan warga. Dia dari dihiya. Harusnya orang ketiga perempuan (she). Kalau orang ketiga lelaki? Dulu disebut namanya. Mereka? Betawi mula-mula tak pakai mereka. Tapi yang dipakai di Betawi dia orang, atau dia-dia. Kemudian dipakai Betawi tapi jadi marika atau marika orang.
Sekarang mari kita ke Tangerang. Di sana ada Kampung Gaga, ada juga Poris Gaga. Ingat Lady Gaga? Gaga bahasa Latino artinya unggul. Poris metatesis polis dari bahasa Greek yang artinya kota.
Kalau ke Karawang tentu bertemu Cilamaya. Itu Che La Maya. Kesalahan yang bersifat mutlaq haqiqi dalam memahami toponim ketika Ci diartikan air, dari bahasa Sunda cai. Cilandak tak ada Kali. Ci dari Che. Orang dulu hormat pada sumber kehidupan karenanya diberi panggilan kehormatan Che.
Dari toponim terdapat indikasi datangnya migran itu dari pelbagai negeri. Kitab sejarah resmi penuh sesak dengan orang India yang baru kesini tahun 1873 dan China yang datang baru di akhir XVII M. Haiya. (RSaidi)
EDITOR : REYNA
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

Negeri di Bawah Bayang Ijazah: Ketika Keadilan Diperintah Dari Bayangan Kekuasaan

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (3-Tamat): Korupsi Migas Sudah Darurat, Presiden Prabowo Harus Bertindak!

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (2): Dari Godfather ke Grand Strategi Mafia Migas

Wawancara Eksklusif dengan Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra (1): “The Gasoline Godfather” Dan Bayangan di Balik Negara

Republik Sandiwara dan Pemimpin Pura-pura Gila




tp9-sf-mete-sOctober 30, 2024 at 1:56 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/terkini/catetan-babe-cabe-ridwan-saidi-jamba-tana-mera-guan-tana-mera-bangsa-maya-tiba/ […]
dumbbell sale Hempstead town NYDecember 16, 2024 at 12:35 am
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/terkini/catetan-babe-cabe-ridwan-saidi-jamba-tana-mera-guan-tana-mera-bangsa-maya-tiba/ […]
DiyalaaJanuary 3, 2025 at 9:52 am
… [Trackback]
[…] There you will find 82506 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/terkini/catetan-babe-cabe-ridwan-saidi-jamba-tana-mera-guan-tana-mera-bangsa-maya-tiba/ […]