Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Bumi terdiri dari ekosistem yang beragam dan saling berhubungan: atmosfir, air, lautan, tanah, hutan, keanekaragaman hayati dan sistem sosial, mereka juga memiliki hubungan symbiosis dan seringkali rapuh dan saling ketergantungan satu sama lain. Khusus air merupakan kehidupan dan pusat konservasi alam. Air merupakan sumber kehidupan bagi ekosistem lokal bersama dengan flora dan fauna.
Masalah lingkungan hidup yang menyangkut ekosistem yang kompleks itu sejak lama sampai sekarang menjadi fokus pembicaraan para pemimpin dunia dalam berbagai kesempatan, khususnya masalah penyediaan air bersih bagi rakyat semua negara. Masalah lingkungan terutama air memang merupakan masalah yang kompleks. Namun bagi UNUSA menganilsa masalah kompleks konservasi air, yang diperburuk oleh perubahan iklim, melalui pendekatan pemikiran sistem dapat membantu praktisi dan inovator memecah sistem yang kompleks menjadi proses yang lebih kecil dan mengatasi akar penyebab daripada mengatasi masalah secara singkat atau jangka pendek.
UNUSA sebagai perguruan tinggi NU yang berusia muda namun sudah mengantongi predikat Unggul itu dalam strategic planning nya juga memikirkan hal-hal yang berhunungan dengan isu lingkungan terutama konservasi air tersebut. Berbagai diskusi dengan pakar lingkungan sudah diselesenggarakan oleh UNUSA. Namun UNUSA menyadari bahwa dibanyak negara berkembang sudah sering para pengampu negara, politisi, akademisi dan pemuka agamanya sudah mengumandangkan narasi pentingnya menjaga lingkungan dengan berbagai dalil ilmu ekonomi, lingkungan bahkan agama. Namun pada kenyataannya banyak negara-negara berkembang masih mengalami masalah konservasi air ini. UNUSA tidak mau terjebak dalam pembicaraan yang kosong tanpa bertindak (NATO – No Actions Talk Only), maka UNUSA dengan seluruh kekuatan civitas akademikanya melakukan action dalam penyediaan air bersih dimasyarakat terutama dikalangan pesantren. UNUSA yang memiliki filosofi “Berlari” itu mengimplementasikan berbagai pembicaran akademik menjadi sebuah tindakan nyata.
Pada tanggal 29 Desember 2023 lalu UNUSA telah menjalin kerjasama – kemitraan strategis dengan Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (Baznas RI) untuk menyediakan pasokan air bersih yang memadai di Pondok Pesantren (Ponpes) serta mengatasi tantangan ketersediaan air bersih di lingkungan pendidikan santri di wilayah Jabodetabek. Kolaborasi ini juga melibatkan Perhimpunan Pengembangan dan Masyarakat (P3M).
Sebagai the prime mover dari kegiatan itu Unusa memaksimalkan research center kelas dunia yang dimilikinya dan fokus menangani masalah kesehatan lingkungan pesantren di Indonesia yaitu, Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP). Salah satu produk teknologi tepat guna yang dihasilkan oleh CEHP Unusa adalah UNU-Water yang merupakan sistem filtrasi air yang mudah, murah dan menggunakan bahan dasar yang tersedia di sekitar pesantren. UNU-Water telah teruji mampu menjernihkan berbagai jenis air limbah dan air sungai sehingga layak untuk keperluan higyne sanitasi seperti mandi, mencuci, wudhu serta juga mampu untuk menyediakan air minum bagi pesantren. Sistem ini telah dipasang di beberapa pesantren di Jawa Timur sejak pertama kali diperkenalkan tahun 2021.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, mengungkapkan, kerjasama ini bukan hanya mengenai pemberian bantuan, tetapi juga tentang memberdayakan Ponpes agar dapat mengelola sumber daya air bersih secara mandiri. Ini sejalan dengan visi Unusa sebagai agen perubahan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Menurut Prof.Jazidie, CHEP Unusa memiliki komitmen untuk menyediakan air bersih untuk sekitar 16.000 pesantren tradisional di Indonesia.
Kegiatan penyediaan air bersih itu pada dasarnya adalah kegiatan yang memiliki multifacet tujuan yang strategis yaitu tidak hanya memberikan bantuan fasilitas air bersih untuk berwudhu atau kehidupan sehari-hari pesantren, tapi lebih dari itu kegiatan itu merupakan cerminan komitmen yang tinggi dari UNUSA untuk melestarikan lingkungan, menghadapi global climate change atau perubahan iklim global, meningkatkan taraf kesehatan masyarakat yang multiplier effect – atau dampak gandanya akan berakibat pada peningkatan produktifitas dan perekonomian rakyat. Ketua LPPM UNUSA, Achmad Syafiuddin, Ph.D, mengungkapkan pentingnya pendekatan holistik yang diusung dalam proyek ini dengan menekankan bahwa upaya penyediaan air bersih tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga melibatkan edukasi dan pelatihan untuk memberdayakan masyarakat pesantren seperti pemeliharaan sumber air, pengelolaan limbah, dan pentingnya menjaga kebersihan air yang disediakan.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Dari Api Surabaya ke Api Perubahan: Anies Baswedan dan Gerakan Mencerdaskan Bangsa

Warna-Warni Quote

Kunjungan Jokowi Dan Gibran Ke Keraton Kasunanan Mataram Surakarta Hadiningrat

Krisis Spiritual di Balik Krisis Ekonomi

Tambang Ilegal Diduga Kebal Hukum, LSM Gresik Minta APH Setempat Dan Polda Jatim Bertindak Tegas

Insentif Untuk Berbuat Dosa

Kalimantan Timur: Gratifikasi IUP Batubara dan Kerugian Negara miliaran

Bengkulu: Pelabuhan, Perizinan dan Korupsi Tambang Batubara

Lahat, Sumatera Selatan: Izin Usaha Pertambangan Yang Merugikan Negara Ratusan Miliar

Dharma dan Karma Prabowo




No Responses