DANANTARA: Keajaiban Yang Diselimuti Teka-Teki

DANANTARA: Keajaiban Yang Diselimuti Teka-Teki

Oleh: Kholiq Anhar

Saya bukan ekonom. Saya insinyur. Saya terbiasa merancang dan menciptakan mesin. Sehingga saya tahu struktur dan komponen bagaimana mesin itu akan bekerja dengan baik atau tidak.

Ketika saya hendak menciptakan mesin, saya akan mengumpulkan bahan dan komponen yang tersedia di pasaran. Itu adalah ‘barang memiliki standard’ pasar. Itu pekerjaan yang mudah. Tapi terkadang, saya mengambil sebagian dari komponen itu dari suku cadang yang ada di pasar loak. Inilah seni mencipta di Indonesia.

Membangun DANANTARA, bagi saya, adalah seni menciptakan mesin, yakni “mesin ekonomi” dalam skala negara.

FENOMENA DANANTARA

Ketika digagas oleh Presiden Prabowo dan diresmikan pada 24-2- 2025, tanggal itu bukan kebetulan. Prabowo dalam hal ini memulainya dengan perhitungan cara betfikir matematika non linier. Jika dijumlahkan, angkanya menjadi 8—lambang ketakberhinggaan atau kelimpahan. Seolah Presiden ingin mengisyaratkan, ini adalah langkah besar menuju transformasi ekonomi ‘Indonesia yang Makmur’

DANANTARA hadir sebagai upaya besar dalam mengubah wajah ekonomi negara ini. Salah satu misinya adalah mentransformasikan BUMN—identitas ekonomi negara—agar lebih modern, efisien, dan berorientasi pada kemakmuran bersama. Namun, ini bukan hanya sekedar tentang bisnis. Ini tentang membentuk ulang karakter ekonomi dan budaya bangsa.

Tantangan besarnya adalah mengubah mentalitas. Ketika saya merancang sebuah mesin, ada dua faktor utama yang menjadikan mesin itu berfungsi dengan baik. Yang Pertama, disain struktur. Yang kedua adalah komponen yg bekerja dalam struktur. Setiap komponen memiliki fungsi dan wataknya sendiri (material property). Jika komponen punya agenda sendiri atau watak yang tidak selaras, itu akan membuat mesin ‘turbulensi’ dan akhirnya gagal berfungsi.

Kita tahu, BUMN selama ini identik dengan birokrasi yang lambat, ada kebocoran, dan praktik korupsi. Korupsi bukan sekadar uang yang hilang, tetapi cerminan pola pikir bahwa negara adalah “milik segelintir orang”. Ini yang berbahaya, kebocoran uang hanyalah akibat. Jika mentalitas ini tidak berubah, sebesar apa pun strategi yang dirancang, hasilnya tetap akan sama.
Maka, Presiden Prabowo sesungguhnya sedang menghadapi tantangan berat. Ia harus membangun mesin ekonomi dari komponen yang tidak seragam, dengan variasi berbagai watak. Ada komponen yang kualitasnya standar, ada yang kualitasnya sudah menurun layaknya barang di pasar loak. Di sinilah seni penciptaan menjadi bagian yang menantang.

PILAR DANANTARA

Sebagaimana perancang sukses sebelumnya seperti Temasek, DANANTARA perlu berdiri di atas lima pilar utama:

1. Kepemimpinan dan Independensi

Dikelola dengan pendekatan bisnis yang profesional, tanpa intervensi politik yang merusak. Jika ‘cawe-cawe’ Politik ikut masuk, itu pertanda Indonesia bakal tambah melarat.

Pemimpin yang ditunjuk harus memiliki rekam jejak baik dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang. Mereka adalah pemegang mandat dari misi ekonomi negara. Jika Presiden adalah pemegang mandat hajat hidup rakyat, Pemimpin DANANTARA adalah pemegang mandat ekonomi rakyat.

Struktur Kepemilikan dan Tata Kelola yang Jelas. Sebagai contoh pemerintah Singapura memiliki Temasek melalui Kementerian Keuangan, tetapi tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan bisnis sehari-hari. Dewan direksi dan manajemen terdiri dari profesional berkompeten, bukan pejabat politik.

2. Tata Kelola Investasi

DANANTARA tidak hanya mengandalkan investasi dalam negeri, tetapi memiliki portofolio global yang tersebar di berbagai sektor seperti keuangan, teknologi, kesehatan, dan energi.

Fokus pada investasi berorientasi jangka panjang dengan manajemen risiko yang ketat. Investasi harus berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan, bukan hanya keuntungan jangka pendek.

BUMN yang menjadi ‘komponen dasar’ DANANTARA harus diarahkan agar memiliki daya saing tinggi. Tak ada komponen mesin terangkai karena ‘sekedar ada’. Justru hal seperti ini akan sangat berbahaya, bisa beresiko merusak bahkan bisa menghancurkan sistem. Idealnya, setiap komponen memiliki spesifikasi yg bisa dipertanggung-jawabkan. Pengelolaan harus berbasis korporasi modern, di mana transparansi dan kinerja menjadi ukuran utama.

3. Integrasi dan Sinergi BUMN

DANANTARA bukan lembaga sosial, melainkan entitas yang harus menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan untuk negara. Investasi dilakukan berdasarkan prinsip komersial, bukan semata-mata kebijakan politik. Mengutamakan pertumbuhan nilai aset dalam jangka panjang dibandingkan keuntungan instan.

Tidak boleh ada lagi ego sektoral. Selama ini, banyak BUMN berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi yang efektif. Dengan sistem holding, berbagai sektor industri di bawah BUMN bisa saling menopang dan memperkuat mata rantai ekonomi nasional.

4. Transparansi dan Akuntabilitas

Manajemen keuangan yang terbuka serta pengawasan ketat untuk membangun kepercayaan publik.

Mekanisme audit yang ketat untuk mencegah kebocoran anggaran dan memastikan efisiensi penggunaan dana. Setiap tahun, DANANTARA menerbitkan laporan keuangan yang dapat diakses publik, yang mencerminkan profesionalisme dan akuntabilitas.

Menjalankan prinsip zero tolerance terhadap korupsi dan konflik kepentingan dalam pengambilan keputusan. Semua investasi dan kebijakan didasarkan pada data yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Adaptasi dan Inovasi

DANANTARA terus melakukan investasi di sektor teknologi, energi hijau, dan ekonomi digital untuk menyesuaikan diri dengan tren global.
Aktif berinvestasi dalam perusahaan rintisan (startup) dan inovasi yang berpotensi menciptakan dampak besar di masa depan. Berani keluar dari zona nyaman dengan terus melakukan transformasi strategi bisnisnya.

DANANTARA bukan sekadar restrukturisasi BUMN, tetapi upaya menciptakan ulang sistem ekonomi negara. Jika dikelola dengan benar, ini bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi—bukan hanya di Asia, tetapi juga di dunia.

DANANTARA menghadapi dua tantangan besar:

1. Penyatuan BUMN yang Beragam

Setiap BUMN memiliki karakter, kondisi keuangan, dan model bisnis yang berbeda. Tidak semua bisa langsung disatukan begitu saja. Diperlukan strategi klasifikasi: Mana yang sehat, mana yang statusnya ‘pasar loak’. Mana yang perlu restrukturisasi, mana yang bisa dipacu pertumbuhannya, mana yang perlu dikubur hidup-hidup.

2. Perubahan Mental dan Cara Berfikir

Selama ini, banyak pejabat dan pegawai BUMN yang terbiasa dengan gaya berfikir “Raja-raja kecil’ Jika ingin sukses, DANANTARA harus memastikan transformasi ini terjadi di semua lini struktur, dari atas ke bawah. Sistem ‘kompetensi dan evaluasi’ dari tiap komponen BUMN sebagai penopang Mesin DANANTARA harus dikerjakan dengan cermat dan ketat. Mereka yang bekerja dengan baik akan mendapatkan penghargaan, sementara yang merusak sistem harus segera diamputasi.

Secara bisnis, DANANTARA harus mengikuti model holding yang efisien seperti Temasek di Singapura. Namun, disisi yang lain, ini bukan sekadar mesin ekonomi, tetapi juga wahana bagi bangsa untuk belajar tentang integritas, tanggung jawab, dan masa depan

Karena itu, pengelolaan DANANTARA sebaiknya tidak hanya berbasis angka dan keuntungan semata, tetapi juga memperhitungkan aspek sosial dan moral. Bukan sekadar mengejar profit, tetapi bagaimana menciptakan ekonomi yang benar-benar membawa manfaat luas bagi masyarakat.

DANANTARA bukan sekadar proyek ekonomi. Ini adalah ujian besar bagi kita semua: apakah kita benar-benar ingin berubah atau hanya berganti kemasan tanpa menyentuh akar masalahnya.

Alaska, 3 Maret 2025

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K