Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini tanggal 5 April 2025 melakukan perbincangan melalui telepon dengan empat pemimpin negara ASEAN. Mereka membicarakan respons yang akan dilakukan terkait penerapan tarif impor resiprokal AS atau timbal balik, yang diumumkan beberapa waktu lalu. Empat kepala negara itu antara lain, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.
Jujur saya tidak membahas apa isi percakapan telpun Presiden Prabowo dengan para pemimpin negara-negara ASEAN itu, namun saya sebagai orang awam heran karena Pak Prabowo melakukan percakapan telpun itu menggunakan HP dan secara terbuka fotonya ditayangkan diberbagai media. Sepengetahuan saya para pemimpin negara maju seperti Amerika Serikat dan Rusia tidak pernah menggunakan HP dalam melakukan komunikasi dengan pihak lain, namun menggunakan “secured line” atau sambungan telpun yang aman dari penyadapan. Perangkat telpun mereka sudah di rancang oleh badan intelijen masing-masing negara agar tidak mudah dikuping oleh pihak negara lain, karena umumnya yang mereka bicarakan adalah hal-hal yang bersifat “Classified” atau rahasia.
Saya melihat gambar/foto Pak Prabowo berbicara lewat HP itu dengan rasa “miris” sambil berguman bahasa Surabaya yang khas “lho gak bahaya ta?”.
Kasus penyadapan telpun itu sudah sering terjadi di negara lain, misalnya – seingat saya lebih dari 9 tahun lalu WikiLeaks membocorkan bahwa badan intelijen Amerika Serikat – NSA atau National Security Agency pernah menyadap telpun Kanselir Jerman Angela Merkel. WikiLeaks itu melaporkan bahwa tidak hanya Kanselir Jerman yang disadap tapi juga para penasihat terdekatnya dan dilakukan selama bertahun-tahun. WikiLeaks mengatakan NSA menargetkan 125 nomor telepon pejabat tinggi Jerman untuk pengawasan jangka panjang .
WikiLeaks membocorkan juga apa yang dikatakannya sebagai tiga intersepsi NSA dari percakapan Merkel, dan data yang dikatakan mencantumkan nomor telepon untuk kanselir, pembantunya, kantornya dan bahkan mesin faksnya.
“Nama-nama yang terkait dengan beberapa target menunjukkan bahwa memata-matai Kanselir mendahului Angela Merkel karena termasuk staf mantan Kanselir Gerhard Schroeder (menjabat 1998-2002), dan pendahulunya Helmut Kohl,” tambah WikiLeaks dalam sebuah pernyataan.
Kita juga ingat skandal penyadapan Australia-Indonesia adalah kasus dokumen rahasia yang dibocorkan pada tahun 2013 oleh mantan mata-mata Amerika Serikat Edward Snowden yang kemudian dikutip oleh Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan surat kabar The Guardian. Dokumen tersebut berisi berisi daftar target penyadapan percakapan telepon pada tahun 2009 yang menunjukkan sejumlah nama diantaranya adalah Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, istri presiden Kristiani Herawati, Wakil Presiden Boediono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, juru bicara urusan luar negeri Dino Patti Djalal, juru bicara urusan dalam negeri Andi Mallarangeng, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Widodo Adi Sucipto, Menteri BUMN Sofyan Djalil, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Seingat saya intelijen Australia itu menyadap HP milik para pejabat tinggi negara kita.
Balik soal pak Prabowo melakukan hubungan telepun dengan para pemimpin negara lain menggunakan HP, apakah pihak sekuriti Kepresidenan atau BIN-Badan Intelijen Nasional tidak memberikan masukan kepada Pak Presiden tentang bahayanya menggunakan saluran telpun yang terbuka – yang tidak “secured” – dengan menggunakan HP.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Jejak Kekuatan Riza Chalid: Mengapa Tersangka “Godfather Migas” Itu Masih Sulit Ditangkap?

Penjara Bukan Tempat Para Aktifis

FTA Mengaku Kecewa Dengan Komposisi Komite Reformasi Yang Tidak Seimbang

Keadaan Seperti Api Dalam Sekam.

Ach. Sayuti: Soeharto Layak Sebagai Pahlawan Nasional Berkat Jasa Besarnya Dalam Fondasi Pembangunan Bangsa

SPPG POLRI Lebih Baik Dibanding Yang Lain Sehingga Diminati Sekolah

Pak Harto Diantara Fakta Dan Fitnah

Surat Rahasia Bank Dunia: “Indonesia Dilarang Membangun Kilang Minyak Sendiri”



No Responses