Oleh: Budi Puryanto
Pemimpin Redaksi
Dalam suasana hangat penuh makna, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad melakukan kunjungan kehormatan ke kediaman keluarga Bung Hatta di Jakarta. Pertemuan tersebut tidak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap sang Proklamator, namun juga momen refleksi dan penegasan kembali pentingnya cita-cita ekonomi kerakyatan yang menjadi warisan ideologis Mohammad Hatta.
Kunjungan itu diterima langsung oleh Meutia Farida Hatta, putri Bung Hatta, yang juga dikenal sebagai tokoh nasional dengan kiprah panjang dalam dunia akademik dan kebudayaan. Meutia merupakan istri dari Prof. Dr. Sri Edi Swasono, Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Perguruan Tamansiswa (MLPPT), yang selama ini menjadi penjaga nilai-nilai perjuangan Bung Hatta dalam bidang ekonomi dan pendidikan.
Dalam pertemuan hangat tersebut, Dasco mengungkapkan rasa hormatnya kepada keluarga Bung Hatta dan menyatakan bahwa nilai-nilai ekonomi kerakyatan yang diperjuangkan oleh sang Bapak Koperasi Indonesia harus terus dihidupkan di tengah tantangan zaman modern.
“Bung Hatta bukan hanya proklamator kemerdekaan, beliau adalah pemikir yang jauh melampaui zamannya. Gagasan ekonomi kerakyatan, koperasi, dan kemandirian bangsa adalah peta jalan yang semakin relevan hari ini. Kunjungan ini adalah bentuk komitmen kami di DPR untuk terus menyuarakan semangat itu dalam kebijakan negara,” ujar Dasco kepada media seusai pertemuan.
Barata: “Sikap Visioner Dasco Harus Diapresiasi”
Kunjungan tersebut mendapat perhatian dan apresiasi dari berbagai kalangan, terutama Koperasi Barisan Alumni Tamansiswa Nusantara (Barata). Dalam siaran pers resminya, Barata menyebut langkah Sufmi Dasco Ahmad sebagai “isyarat penting bahwa ekonomi kerakyatan bukan romantisme masa lalu, tetapi jawaban masa depan.”
Ketua Harian Barata, Yuda Prasetya, mengatakan bahwa Tamansiswa dan Bung Hatta memiliki visi yang sama tentang pentingnya pembangunan manusia seutuhnya sebagai fondasi bangsa yang merdeka, mandiri, dan bermartabat.
“Apa yang dilakukan Bung Hatta melalui koperasi, dan Ki Hadjar Dewantara melalui pendidikan Tamansiswa, adalah dua sayap bagi kemerdekaan yang sesungguhnya: merdeka dalam berpikir dan merdeka dalam ekonomi. Pak Dasco tampaknya memahami ini dengan sangat dalam,” kata Yuda.
Pertemuan Penuh Nilai Sejarah
Dalam percakapan akrab dengan Meutia Hatta, Dasco juga menyampaikan pentingnya rekonsiliasi ideologis antara generasi muda dan nilai-nilai pendiri bangsa. Ia menyebut bahwa banyak nilai luhur yang telah dilupakan dalam euforia pembangunan modern, padahal di sanalah fondasi kokoh Indonesia berdiri.
“Kita sedang menghadapi tantangan global yang menggerus nilai-nilai gotong royong. Bung Hatta mengajarkan bahwa koperasi bukan sekadar badan usaha, tapi jiwa kolektif bangsa. DPR harus menjadi penjaga semangat itu,” ujar Dasco.
Meutia Farida Hatta sendiri menyambut baik perhatian dan ketulusan Wakil Ketua DPR tersebut. Ia berharap kunjungan ini tidak hanya menjadi simbolik, tetapi membuka jalan nyata untuk membumikan kembali gagasan ekonomi kerakyatan dan pendidikan karakter berbasis budaya bangsa.
Menjembatani Gagasan dan Kebijakan
Langkah Dasco tersebut menjadi sinyal kuat bahwa parlemen tengah membuka ruang dialog dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk komunitas intelektual dan pewaris ideologi bangsa. Ia menegaskan bahwa DPR akan mendorong kebijakan yang menempatkan rakyat sebagai subjek utama pembangunan.
“Saya kira sudah saatnya kita keluar dari paradigma pembangunan yang top-down. Kita harus dengarkan suara rakyat, koperasi rakyat, pendidikan rakyat. Itulah hakikat demokrasi ekonomi yang diperjuangkan Bung Hatta,” imbuh Dasco.
Kunjungan ini juga menandai babak baru komunikasi antara lembaga negara dengan institusi kebudayaan dan pendidikan seperti Tamansiswa dan Majelis Luhur. Menurut Dasco, sinergi antara pemikiran Bung Hatta dan Ki Hadjar Dewantara adalah kekuatan strategis untuk menciptakan Indonesia yang berdaulat secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Penutup: Momentum Kebangkitan Gagasan
Kunjungan Sufmi Dasco Ahmad ke kediaman keluarga Bung Hatta bukan sekadar silaturahmi. Ini adalah simbol kebangkitan gagasan. Di tengah gelombang ekonomi global yang semakin liberal dan individualistis, menghidupkan kembali semangat koperasi dan ekonomi berbasis rakyat bukan hanya relevan, tapi mendesak.
Barata, Tamansiswa, dan keluarga besar Bung Hatta berharap bahwa kunjungan ini akan menjadi inspirasi bagi generasi muda dan seluruh pemangku kebijakan untuk menelusuri kembali akar-akar ideologis bangsa.
Seperti yang dikatakan Dasco di akhir pertemuan, “Negara besar tidak dibangun dari kekayaan, tapi dari karakter bangsanya. Dan karakter itu tumbuh dari nilai, dari sejarah, dari pemikiran besar para pendiri bangsa.”
EDITOR: REYNA
Baca juga artikel terkait:
Related Posts

Warna-Warni Quote

Kunjungan Jokowi Dan Gibran Ke Keraton Kasunanan Mataram Surakarta Hadiningrat

Krisis Spiritual di Balik Krisis Ekonomi

Tambang Ilegal Diduga Kebal Hukum, LSM Gresik Minta APH Setempat Dan Polda Jatim Bertindak Tegas

Insentif Untuk Berbuat Dosa

Kalimantan Timur: Gratifikasi IUP Batubara dan Kerugian Negara miliaran

Bengkulu: Pelabuhan, Perizinan dan Korupsi Tambang Batubara

Lahat, Sumatera Selatan: Izin Usaha Pertambangan Yang Merugikan Negara Ratusan Miliar

Dharma dan Karma Prabowo

Pakar Intelijen : Dua Tokoh Nasional Diduga Menitip MRC ke Mantan Dirut Pertamina



No Responses