Oleh: Muhammad Chirzin
Diskusi tentang ilmu dan peradaban niscaya bertitik tolak dari sejumlah pertanyaan: Apa itu ilmu? Apa itu peradaban? Bagaimana hubungan antara ilmu dan peradaban? Apakah perkembangan ilmu selalu meningkatkan mutu peradaban? Apa unsur-unsur ilmu? Apa unsur-unsur peradaban? Apakah agama mensupport pengembangan ilmu dan peradaban seluas-luasnya? Apa tanggung jawab ilmuwan terhadap keselamatan hidup umat manusia? Bagaimana dengan pesan Nabi Muhammad saw, bahwa siapa yang bertambah ilmu tetapi tidak bertambah petunjuk, maka ia tak akan bertambah kecuali jauh dari Tuhan?
Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya menggunakan ilmu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ilmu yang tidak diiringi dengan petunjuk dan keimanan dapat membawa manusia semakin jauh dari Tuhan.
Ilmu adalah pengetahuan yang sistematis dan terstruktur tentang alam semesta, manusia, dan masyarakat. Ilmu dapat diperoleh melalui penelitian, eksperimen, dan observasi.
Peradaban adalah tingkat kemajuan masyarakat yang ditandai oleh perkembangan teknologi, ekonomi, politik, dan budaya. Peradaban mencakup aspek-aspek seperti sistem pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan nilai-nilai sosial.
Ilmu dan peradaban memiliki hubungan yang sangat erat. Ilmu dapat meningkatkan peradaban dengan menyediakan pengetahuan dan teknologi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas hidup. Sebaliknya, peradaban juga dapat mempengaruhi perkembangan ilmu dengan menyediakan sumber daya dan dukungan untuk penelitian dan pengembangan.
Perkembangan ilmu tidak selalu meningkatkan mutu peradaban. Perkembangan ilmu dapat memiliki dampak positif dan negatif pada peradaban. Misalnya, penemuan teknologi nuklir dapat digunakan untuk membangkitkan energi, tetapi juga dapat digunakan untuk membuat senjata pemusnah massal.
Ilmu harus berdasarkan pada fakta dan data yang objektif; harus disusun secara sistematis dan terstruktur; diverifikasi melalui eksperimen dan observasi.
Peradaban ditandai oleh perkembangan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas hidup, memiliki sistem ekonomi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, memiliki sistem pemerintahan yang dapat menjaga stabilitas dan keamanan, serta nilai-nilai sosial dan budaya yang dapat membentuk identitas masyarakat.
Agama mendukung pengembangan ilmu dan peradaban dengan menyediakan nilai-nilai etis dan moral yang dapat membimbing manusia dalam menggunakan ilmu dan teknologi. Namun, agama juga membatasi pengembangan ilmu dan peradaban jika diinterpretasikan secara dogmatis dan tidak toleran.
Ilmuwan memiliki tanggung jawab untuk menggunakan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup dan keselamatan umat manusia. Mereka juga harus mempertimbangkan dampak negatif yang dapat timbul dari penemuan dan pengembangan ilmu dan teknologi.
Ilmu dan teknologi diibaratkan pisau bermata dua, sejalan dengan ungkapan: the man behind the gun. Ilmu dan teknologi memang dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua, karena dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan. Ungkapan “the man behind the gun” juga menekankan bahwa teknologi itu sendiri tidak baik atau buruk, tetapi bagaimana manusia menggunakannya yang menentukan.
Ilmu dan teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup: contohnya, teknologi medis dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit, teknologi pertanian dapat meningkatkan produksi pangan. Ilmu dan teknologi dapat digunakan untuk menghancurkan: contohnya, teknologi nuklir dapat digunakan untuk membuat senjata pemusnah massal, teknologi cyber dapat digunakan untuk melakukan serangan siber.
The man behind the gun. Teknologi itu tidak memiliki moralitas, tetapi bagaimana manusia menggunakannya yang menentukan. Seorang dokter dapat menggunakan teknologi medis untuk menyembuhkan pasien, tetapi seorang penjahat dapat menggunakan teknologi yang sama untuk melakukan kejahatan. Seorang ilmuwan dapat menggunakan teknologi untuk mengembangkan energi terbarukan, tetapi seorang politikus dapat menggunakan teknologi yang sama untuk melakukan propaganda politik.
Presiden, wakil presiden, para menteri dan politisi serta praktisi harus berilmu dan bermoral tinggi agar dpt bertindak saksama dan membawa keselamatan dan kemaslahatan.
Dengan memiliki ilmu yang cukup, mereka dapat membuat keputusan yang tepat dan berdasarkan data yang akurat; imu yang mendalam dapat membantu mereka memahami kompleksitas masalah dan menemukan solusi yang efektif; dengan memiliki ilmu yang kuat, mereka dapat membuat kebijakan yang berbasis bukti dan tidak hanya berdasarkan pada asumsi atau kepentingan pribadi.
Dengan bermoral tinggi mereka dapat membangun kepercayaan masyarakat dan meningkatkan integritas pemerintahan; dengan moral yang tinggi, mereka dapat membuat keputusan yang etis dan tidak hanya berdasarkan pada kepentingan pribadi atau kelompok; dengan moral yang tinggi dapat membantu mereka memprioritaskan kesejahteraan masyarakat dan membuat keputusan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan memiliki ilmu dan moral yang tinggi, mereka dapat membuat keputusan yang adil dan setara bagi semua masyarakat.
Ilmu dan moral yang tinggi dapat membantu mereka mengelola sumber daya yang efektif dan efisien untuk kepentingan masyarakat.
Dengan memiliki ilmu dan moral yang tinggi, mereka dapat membangun kepercayaan masyarakat dan meningkatkan legitimasi pemerintahan.
Memilih pemimpin yang memiliki ilmu dan moral yang tinggi sangat urgen untuk dapat mengambil keputusan yang dapat membawa keselamatan dan kemaslahatan bagi masyarakat.
Indonesia sedang tidak baik2 saja. Solusi untuk Indonesia dari perspektif ilmu dan peradaban melibatkan beberapa aspek penting. Pertama, mengintegrasikan Ilmu Agama dan Ilmu Umum dengan menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum dalam sistem pendidikan untuk menciptakan generasi yang seimbang dan berwawasan luas; menerapkan pendekatan interdisipliner dalam pengajaran dan penelitian untuk memecahkan masalah kompleks; mengembangkan kurikulum yang memadukan nilai-nilai keislaman dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua, membangun karakter dan akhlak mulia dengan menanamkan nilai-nilai keislaman dan moralitas dalam pendidikan untuk membentuk karakter dan akhlak mulia; mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengasah keterampilan dan kreativitas generasi muda; membangun lingkungan pendidikan yang kondusif untuk menumbuhkan semangat belajar dan akhlak mulia.
Ketiga, mengembangkan inovasi dan kreativitas dengan mendorong pengembangan inovasi dan kreativitas dalam berbagai bidang, seperti teknologi, ekonomi, dan sosial; mengembangkan wirausahawan muda yang dapat membuka lapangan kerja dan menggerakkan perekonomian; mengaktifkan partisipasi generasi muda dalam proses demokrasi dan pengambilan kebijakan publik.
Keempat, meningkatkan kualitas Pendidikan dengan meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengembangkan kurikulum yang relevan dan efektif; melatih pendidik untuk memiliki wawasan filsafat Islam, sains, dan sejarah peradaban; mengembangkan program pelatihan guru dan penguatan riset interdisipliner.
Dengan mengimplementasikan solusi-solusi tersebut, Indonesia dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memajukan perekonomian, dan membangun peradaban yang lebih baik.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang

“Purbayanomics” (3), Tata Kelola Keuangan Negara: Terobosan Purbaya

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Habil Marati: Jokowi Mana Ijasah Aslimu?

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi



No Responses