Angkutan Umum Surabaya Ruwet, Tidak Terkoneksi Dengan Baik

ZONASATUNEWS.COM–Siapapun yang bepergian di kota Surabaya, apalagi bila menggunakan angkutan umum, akan merasakan hal yang sama. Ruwet. Tidak terkoneksi dengan baik antar moda angkutan.

Jalur angkutan umum dari dan menuju bandara, pelabuhan, stasiun kereta, terminal bus, terminal angkutan kota, menuju area wisata, belum saling terhubung melalui moda angkutan umum. Ini bukti Pemkot Surabaya belum serius dalam membuat perencanaan transportasi umum.

Padahal sarana angkutan umum bagi sebuah kota adalah kebutuhan vital. Warga bisa bepergian dengan biaya yang lebih murah. Juga berdampak pada menurunnya kemacetan kota.

Apakah ini disebabkan jumlah angkutan umum yang kurang? Tidak. Jumlahnya cukup banyak. Tetapi perencanaan dan penataannya yang buruk.

Contoh Suroboyo Bus. Jadwal keberangkatan dan kedatangan Suroboyo Bus yang masih belum teratur membuat penumpang tidak bisa menentukan jadwal mereka sendiri dan jumlah penumpang yang tidak merata tiap harinya.

Waktu tempuh Suroboyo Bus juga masih belum sesuai dengan yang dijadwalkan. Seringkali penumpang Suroboyo Bus harus menunggu kurang lebih selama 30 menit saat petugas bus menurunkan sampah plastik dan melakukan pembersihan ringan bagian dalam bus.

Idealnya transportasi dengan kinerja yang baik memiliki waktu tunggu 5-10 menit. Berdasarkan pengalaman penumpang Suroboyo Bus pada saat menunggu kedatangan bus, banyak penumpang yang seringkali merasa kepanasan dan bahkan ada yang kehujanan dikarenakan masih banyak bus stop yang tidak memiliki atap dan tempat duduk untuk penumpang yang sedang menunggu bus.

Tempat pemberhentian bus tanpa halte

Yang lebih menyedihkan, banyak halte bus tidak tersedia di tempat-tempat pemberhentian bus. Ini berdampak pada penumpang. Mereka tidak nyaman, tidak aman dari hujan dan panas. 

Pemkot Surabaya, khususnya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bapeko) kurang memikirkan aspek manusia (penumpang) dalam merencanakan transportasi umum. Bertahun-tahun warga kota Surabaya tidak menjadi prioritas dalam pembangunan.

Di Surabaya, hanya taman kota saja yang bisa diandalkan. Dijaga dengan sungguh-sungguh siang malam. Bila perlu dengan marah-marah.

EDITOR : SETYANEGARA

Related Posts