Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Sampaikan Duka Mendalam Atas Banjir dan Lonsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Sampaikan Duka Mendalam Atas Banjir dan Lonsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar
FOTO: Puing-puing kendaraan berserakan di sebuah desa yang terdampak banjir bandang di Agam, Sumatera Barat, Indonesia, pada 1 Desember 2025 [Ade Yuandha/AP]

JAKARTA – Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI) menyampaikan duka cita yang mendalam atas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bencana ini telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan mengganggu kehidupan sosial-ekonomi masyarakat, termasuk para pekerja/buruh dan keluarganya.

Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia ( ASPIRASI), Mirah Sumirat,SE menyampaikan belasungkawa mendalam kepada masyarakat yang terdampak.

“Kami menyampaikan duka cita yang sangat mendalam bagi seluruh korban bencana. Ini merupakan musibah besar yang meninggalkan kerugian fisik, ekonomi, dan emosional bagi masyarakat. ASPIRASI hadir memberikan solidaritas dan dukungan penuh,” ungkap Mirah Sumirat,SE dalam keterangan pers tertulisnya pada Media, Selasa (2/11/2025).

Mirah Sumirat: Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI)

Kami mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BNPB, TNI–Polri, hingga para relawan dalam penanganan evakuasi dan pemulihan awal.

Namun demikian, kami menegaskan bahwa bencana ini harus menjadi peringatan nasional untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu kami mendorong pemerintah untuk:

1. Memberikan perlindungan sosial darurat bagi masyarakat, pekerja/buruh yang terdampak dan kehilangan mata pencaharian.

2. Mempercepat pemulihan infrastruktur vital, seperti akses jalan, listrik, air, dan fasilitas publik lainnya.

3. Melakukan investigasi menyeluruh terhadap penyebab bencana, termasuk adanya dugaan penebangan hutan dan praktik penambangan ilegal yang diduga turut mengakibatkan kerusakan ekologis dan memperparah dampak banjir bandang

4. Menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas ilegal yang merusak hutan dan membuat masyarakat semakin rentan terhadap bencana.

5. Memperkuat mitigasi bencana dan tata kelola lingkungan yang transparan dan berbasis data, agar kejadian serupa bisa dicegah ke depan.

“Jika benar terdapat aktivitas penebangan hutan dan penambangan ilegal yang berlangsung tanpa pengawasan, ini adalah ancaman serius bagi keselamatan rakyat. Negara harus turun tangan dengan tegas. Tidak boleh ada toleransi terhadap praktik yang merusak lingkungan dan membahayakan nyawa manusia,” tegas Mirah Sumirat.

ASPIRASI mengajak seluruh elemen bangsa, pekerja/buruh, masyarakat, perusahaan, hingga organisasi kemanusiaan untuk memperkuat solidaritas dan memberikan bantuan nyata kepada para korban melalui donasi, dukungan logistik, maupun pendampingan sosial. Pungkas Mirah dalam menutup keterangan persnya.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K