ZONASATUNEWS.COM— Hasil survei yang dilakukan LSI, menyatakan bahwa 79 persen generasi muda di Indonesia tidak tertarik berpolitik. Atau bersikap A-Politis.
Padahal politik itu bagaikan udara. Suka atau tidak suka, kita tetap membutuhkan dan menghirup udara untuk hidup. Karena, semua
instrumen kehidupan kita ditentukan oleh keputusan politik. Harga beras, minyak, gula sampai harga listrik ditentukan oleh keputusan politik. Karena semua kebijakan ditentukan melalui keputusan politik.Termasuk wajah bangsa ini, merah, hitam, atau putih juga
ditentukan melalui keputusan politik.
Hal itu dikatakan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menjadi keynote speaker pada Rakernas ke-14 Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia 9BEM SI), Senin (27/9/2021).
“Itulah pentingnya mahasiswa membangun kesadaran untuk ikut menentukan arah perjalanan bangsa melalui ruang-ruang yang dapat dimasuki. Di sinilah keterkaitan dengan Tema yang diberikan panitia kepada saya kali ini,” katanya.
- Didepan Rakernas ke-14 BEM SI (2), LaNyalla : Oligarki Penyebab Keadilan Sosial Sulit Terwujud
- Didepan Rakernas ke-14 BEM SI (3), LaNyalla : Amandemen Konstitusi ke-5 Jadi Momentum Koreksi Arah Perjalanan Bangsa
Sejak dilantik sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia pada Oktober 2019 lalu, dia langsung turun ke daerah.
Keliling ke seluruh Indonesia. Dari Sabang, Merauke sampai Rote. Untuk melihat dan mendengar secara langsung aspirasi dan permasalahan yang dihadapi daerah dan stakeholder yang ada di daerah.
Dari perjalanan tersebut, dia mengaku menemukan satu kesimpulan, mengapa hampir semua permasalahan di daerah sama. Mulai dari persoalan sumber daya alam daerah yang terkuras, hingga kemiskinan dan indeks kemandirian fiskal daerah yang jauh dari kata mandiri.
“Setelah saya petakan, ternyata akar persoalannya ada di HULU. Bukan di HILIR. Akar persoalan yang ada di Hulu tersebut adalah Ketidakadilan Sosial. Padahal keadilan sosial adalah tujuan hakiki dari lahirnya negara ini. Seperti dicita-citakan para pendiri bangsa dan menjadi sila pamungkas dari Pancasila,” ungkapnya.
Mengapa keadilan sosial sulit terwujud? Ternyata karena adanya kekuatan modal dan kapital dari segelintir orang untuk mengontrol dan menguasai kekuasaan.
“Inilah yang belakangan sering disebut dengan istilah Oligarki. Dimana oligarki dibangun atas dasar kekuatan modal kapital yang tidak terbatas, sehingga mampu menguasai dan mendominasi simpul-simpul kekuasaan. Dan kemudian oligarki beroperasi dalam kerangka kekuasaan yang menggurita secara sistemik,” tegas LaNyalla.
EDITOR : REYNA
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Mengapa OTT Kepala Daerah Tak Pernah Usai?

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Jejak Kekuatan Riza Chalid: Mengapa Tersangka “Godfather Migas” Itu Masih Sulit Ditangkap?

Penjara Bukan Tempat Para Aktifis

FTA Mengaku Kecewa Dengan Komposisi Komite Reformasi Yang Tidak Seimbang

Keadaan Seperti Api Dalam Sekam.

Ach. Sayuti: Soeharto Layak Sebagai Pahlawan Nasional Berkat Jasa Besarnya Dalam Fondasi Pembangunan Bangsa

SPPG POLRI Lebih Baik Dibanding Yang Lain Sehingga Diminati Sekolah



Albino Penis Envy Mushroom PsilocybinDecember 28, 2024 at 11:09 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/nasional/didepan-rakernas-ke-14-bem-si-ketua-dpd-minta-mahasiswa-tidak-apolitis/ […]
you can check hereJanuary 4, 2025 at 4:54 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/nasional/didepan-rakernas-ke-14-bem-si-ketua-dpd-minta-mahasiswa-tidak-apolitis/ […]