Dr. Daniel McBride: Sebuah Perjalanan Menemukan Cahaya Islam

Dr. Daniel McBride: Sebuah Perjalanan Menemukan Cahaya Islam
Ilustrasi

Oleh: Soegianto
Fakultas Sain dan Teknologi UNAIR

Soegianto, Pengajar di Universitas Airlangga Surabaya

Dr. Daniel McBride, seorang ahli saraf terkemuka asal Amerika, menjalani perjalanan hidup yang luar biasa dalam pencariannya akan kebenaran. Lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik, Dr. McBride selalu memiliki pertanyaan mendalam tentang keberadaan Tuhan dan cara menyembah-Nya dengan benar. Sepanjang hidupnya, ia merasa ada sesuatu yang kurang dalam pemahamannya tentang Tuhan yang satu, dan hal ini terus menghantui pikirannya.

Segala sesuatunya berubah ketika Dr. McBride membaca otobiografi Malcolm X. Ia menemukan betapa Islam telah mengubah kehidupan sang aktivis yang dulunya penuh kemarahan dan pencarian jati diri. Dengan rasa penasaran, Dr. McBride mulai mencari tahu lebih dalam tentang Islam. Namun, saat ia mendalami lebih jauh, ia menyadari bahwa ajaran Nation of Islam yang dianut Malcolm X tidak cocok untuknya. Allah menuntunnya melalui seorang teman yang memberinya sebuah salinan Al-Qur’an terjemahan dalam bahasa Inggris. Dr. McBride memutuskan untuk masuk Islam setelah membaca sebagian besar Al-Qur’an dalam terjemahan bahasa Inggris, yang ia peroleh saat masih bersekolah di Chiropractic School di Atlanta

Ketika mulai membaca Al-Qur’an, Dr. McBride menemukan sesuatu yang benar-benar mengubah hidupnya. Ia menemukan ayat-ayat yang tidak hanya berbicara tentang ketuhanan, tetapi juga sains, sesuatu yang sangat dekat dengan bidang keahliannya. Salah satu penemuan yang paling mengesankan baginya adalah dalam Surah Al-‘Alaq, khususnya ayat 15-16:

كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ، نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
“Ketahuilah! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al-‘Alaq: 15-16)

Ayat ini menyebutkan “ubun-ubun” (forelock), bagian depan otak manusia yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan. Dalam ilmu neurosains modern, diketahui bahwa lobus frontal, yang terletak di bagian depan otak, adalah pusat pengendalian keputusan dan perilaku manusia, termasuk tindakan baik dan buruk. Ilmu ini baru ditemukan pada abad ke-20 dengan perkembangan teknologi modern, sedangkan Al-Qur’an telah menyebutkannya lebih dari 1.500 tahun yang lalu.

Dr. McBride terpesona dengan bagaimana Al-Qur’an bisa menjelaskan hal-hal yang hanya dapat diketahui dengan penelitian ilmiah mutakhir. Bagaimana mungkin seorang manusia pada abad ke-7 dapat memiliki pengetahuan sedemikian mendalam tentang otak manusia? Pertanyaan ini membawa Dr. McBride pada kesimpulan yang tak terbantahkan baginya: bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah, Sang Pencipta yang Maha Mengetahui.

Selain itu, Dr. McBride juga menemukan keselarasan yang luar biasa dalam ajaran Al-Qur’an tentang keesaan Tuhan yang tidak dapat dibagi. Islam mengajarkan bahwa Tuhan itu satu, tidak beranak, dan tidak diperanakkan, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Ikhlas:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، اللَّهُ الصَّمَدُ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya.'” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Ayat-ayat ini memberikan kepadanya sebuah panduan hidup yang jelas dan sederhana, bebas dari kerumitan konsep ketuhanan yang selama ini ia pertanyakan.

Akhirnya, Dr. McBride memutuskan untuk menghubungi seorang imam dan mengucapkan syahadat, tanda keimanannya kepada Allah. Ia mengganti namanya menjadi Abdul Rahman, sebagai tanda perjalanannya yang baru. Setelah menerima Islam, ia menemukan ketenangan dan kejelasan hidup yang selama ini ia cari. Keluarganya yang semula meragukan keputusannya, akhirnya ikut menerima Islam setelah melihat keteguhan dan penjelasan yang diberikan oleh Abdul Rahman.

Kini, Dr. Abdul Rahman McBride berdedikasi untuk menyebarkan kebenaran Islam dan mengajak orang lain menemukan cahaya yang ia temukan dalam Al-Qur’an. Perjalanannya adalah bukti bahwa siapa pun yang mencari kebenaran dengan hati yang tulus akan dituntun oleh Allah menuju jalan-Nya.

Semoga kisah Dr. Abdul Rahman McBride menginspirasi kita semua untuk terus mencari ilmu dan kebenaran, serta memperkuat iman kita kepada Allah, Sang Pencipta alam semesta.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K