PBB ‘sangat khawatir’ atas potensi eskalasi di tengah keretakan Iran-Israel

PBB ‘sangat khawatir’ atas potensi eskalasi di tengah keretakan Iran-Israel
Stephane Dujarric, juru bicara PBB



Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengikuti ketegangan Israel-Iran ‘dengan sangat erat,’ kata juru bicara tersebut

HAMILTON, KANADA – PBB pada hari Jumat menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.

“Ini adalah sesuatu yang dia (Sekretaris Jenderal Antonio Guterres) ikuti dengan sangat cermat. Kami sangat khawatir tentang potensi eskalasi situasi yang tampaknya meningkat setiap hari,” kata juru bicara Stephane Dujarric pada konferensi pers.

Memperhatikan bahwa PBB tidak memiliki “informasi orang dalam mengenai potensi aktivitas militer apa pun yang dilakukan oleh pihak mana pun di kawasan ini,” Dujarric mendesak “untuk menghindari eskalasi apa pun dan berupaya meredakan ketegangan.”

Menteri Luar Negeri Israel pada Rabu mengancam bahwa militer negaranya akan menyerang Iran secara langsung jika Teheran melancarkan serangan dari wilayahnya terhadap Israel.

Pernyataannya muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang bersaing pasca pembunuhan jenderal-jenderal Iran dalam pemboman di konsulat Iran di Suriah awal bulan ini.

“Jika Iran menyerang dari wilayahnya, Israel akan membalas dan menyerang di Iran,” kata Israel Katz dalam sebuah postingan di X dalam bahasa Farsi dan Ibrani.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah untuk membalas negara Yahudi tersebut atas serangan terhadap konsulatnya di Damaskus.

Teheran menganggap Israel bertanggung jawab atas serangan yang meratakan bangunan tersebut, menewaskan 12 orang. Israel belum mengakui keterlibatannya, meskipun mereka telah menunggu tanggapan Iran terhadap serangan tersebut, sebuah peningkatan signifikan dalam perang bayangan mereka yang sudah berlangsung lama.

Serangan tersebut menewaskan Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang tokoh senior di Garda Revolusi Islam Iran yang memimpin Pasukan Quds di Lebanon dan Suriah hingga tahun 2016. Sebelas orang lainnya yang tewas termasuk enam anggota Garda Revolusi, empat warga Suriah, dan seorang anggota milisi Hizbullah.

SUMBER: ANADOLU AGENCY
EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=