Perubahan iklim dapat mengurangi jumlah satelit yang dapat beroperasi secara berkelanjutan di luar angkasa

Perubahan iklim dapat mengurangi jumlah satelit yang dapat beroperasi secara berkelanjutan di luar angkasa



Studi MIT terbaru menemukan perubahan iklim membuat orbit Bumi rendah lebih padat

ANKARA – Perubahan iklim membentuk kembali lingkungan ruang angkasa dekat Bumi dengan cara yang dapat secara signifikan membatasi jumlah satelit yang dapat beroperasi dengan aman di orbit Bumi rendah pada akhir abad ini, sebuah studi baru oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) memperingatkan.

Penelitian tersebut, yang diterbitkan Senin di majalah Nature Sustainability, menemukan bahwa emisi gas rumah kaca menyusutkan atmosfer bagian atas, khususnya termosfer, tempat Stasiun Luar Angkasa Internasional dan sebagian besar satelit mengorbit.

Saat termosfer menyusut, udara di atmosfer bagian atas menjadi lebih tipis, mengurangi hambatan alami yang biasanya memperlambat satelit lama dan puing-puing antariksa, menyebabkannya jatuh dan terbakar.

Dengan hambatan yang lebih sedikit, satelit yang tidak berfungsi dan sampah antariksa akan tetap berada di orbit lebih lama, meningkatkan risiko tabrakan dan membuat orbit Bumi rendah lebih padat, kata studi tersebut.

Para peneliti memperkirakan bahwa pada tahun 2100, daya tampung wilayah orbit utama dapat turun hingga 50%-66% jika emisi terus meningkat.

Studi ini juga menggarisbawahi perlunya pengurangan emisi dan manajemen peluncuran satelit yang cermat.

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=