Saatnya Muhammadiyah Hadir di Eropa (Bagian 2)

Saatnya Muhammadiyah Hadir di Eropa (Bagian 2)
Duta Besar Indonesia untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib



Peluang Muhammadiyah

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Bagaimana peluang Muhammadiyah untuk mengembangkan Islam di Spanyol dan kawasan Eropa?

Kalau Muhammadiyah akan mengembangkan dakwah di Eropa, bisa dipilih negara atau wilayah yang paling kondusif, yang paling cocok untuk memulainya. Spanyol merupakan salah satu pilihan.

Dubes Muhammad Najib menyebutkan ada 2 lembaga dakwah yang pengaruhnya sangat kuat di Eropa ini, yaitu lembaga dakwah dari Arab Saudi dan dari Turki.

Saudi Arabia, mengembangkan dakwah di Spanyol ini dengan menggunakan bendera Rabitah Alam Islamy, atau sering disebut OKI/OIC. Sebagian besar kegiatannya adalah ibadah mahdoh. Dan ini bagus karena banyak muallaf yang belajar di pusat-pusat dakwah Saudi Arabia. Pusat Dakwah Saudi mendidik belajar membaca Al Quran, yang hal itu baik untuk anak-anak, ibu-ibu dan orang dewasa pada umumnya. umber dananya sebagian besar dari pemerintah Arab Saudi.

Yang lain adalah pusat dakwah dari Turki. Bedanya, kalau pusat dakwah Aran Saudi dananya dari pemerintah, tetpai kalau pusat dakwah Turki dananya berasal dari masyarakat. Banyak organisasi dakwah yang berasal dari Turki. Sebagian besar mereka bergerak di Belanda dan di Jerman.

Menurut Dubes Najib, pusat dakwah Turki ini sukses besar. Ciri-cirinya mereka itu selain membangun masjid, mengembagkan pendidikan dan juga mengembangkan ekonomi.

“Ini yang tidak dilakukan oleh pusat-pusat dakwah Saudi Arabia,” papar Dubes Najib.

Dananya dari masyarakat. Muhammadiyah bisa melakukan hal serupa, dengan meniru apa yang dilakukan oleh Turki.

Muhammadiyah itu besar sekali bila dibandingkan dengan pusat dakwah Turki ini. Muhammadiyah punya universitas lebih dari 100 kampus. Punya rumah sakit yang banyak.

Masyarakat internasional baik yang muslim maupun non muslim itu kagum dengan Muhammadiyah. Karena itu, Dubes Muhammad Najib berfikir sudah waktunya Muhammadiyah masuk ke Eropa ini.

“Membuat pusat dakwah Muhammadiyah di Eropa. Sekali lagi tempatnya boleh dipilih, dari mana hasus memulai. Cukup satu saja, tidak usah banyak-banyak. Karena, sekali lagi, Eropa ini seperti sebuah negara saja. Bahkan lebih kecil dari Indonesia,” terangmya.

Bagaimana memulainya? Mulai dari sesuatu yang kongkrit. Dubes Najib memberikan contoh: membuat boarding school atau pesantren modern. Kalau dibuat untuk tingkat SMP dan SMA, darimana siswanya?

Yang pertama, jangan lupa, warga negara Indonesia di kawasan Eropa ini cukup besar, khususnya di Belanda. Mereka perlu sekolah berstandar Eropa, kualitas Eropa, berbahasa Eropa mungkin perlu ditambah bahasa Indonesai dan bahasa Arab. Tapi aspek keagamaannya terjaga.

Yang kedua, dari tanah air, kelas menengah itu besar sekali. Karena kompetisi semakin ketat, dan dunia (global) sempit, mereka sejak SMP mengirimkan anak-anaknya ke luar negeri. Memang mereka mendapatkan apa yang mereka cari, tetapi aspek keagamaanya seringkali agamanya, imannya tidak terjaga.

Baca Juga:

“Karena harus masuk sekolah yang tidak memberikan aspek-aspek (keagamaan) itu. Saya ingin merujuk pengalaman Buya Hamka ketika mendirikan Al Azhar di Jakarta. Waktu itu Buya Hamka duduk PP Muhammadiyah. Dia mengusulkan bagaimana ini anak-anak kelas menengah muslim kok sekolah di santa ini, santa itu (sekolah-sekolah kristen). Sementara sekolah di Muhammadiyah kualitasnya belum memadai waktu itu,” jelasnya.

Buya Hamka menghadapi tantangan banyak sekali waktu itu. Diantaranya, sekolah yang berkualitas itu mahal. Perlu biaya tinggi. Darimana Muhammadiyah bisa mendaptkan dana sebesar itu.

Yang kedua, kata Dubes Najib, Muhammadiyah didirikan ini karena semnagat Surat Al Ma’un, untuk menyantuni para duafa dan orang-orang miskin. Kalau Muhammadiyah membuat sekolah mahal, memang kualitasnya dapat, tetapi orang miskin siapa yang urus.

Karena gagasan Buya Hamka tidak bisa diterima saat itu, maka dibuatlah Yayasan Al Azhar. Sampai sekarang sekolah Al Azhar berkembang tidak hanya di Jakarta dans sekitarnya, bahkan di ibukota-ibukota Propinsi ada sekolah Al Azhar. Dan kualitasnya rata-rata jauh lebih tinggi dari sekolah Muhammadiyah.

“Nah sekarang ini, bisa dibuat paralel, jangan dibenturkan idenya. Kaya bisa bayar mahal, sedangkan yang miskin dapat subsidi, kalau perlu (yang miskin) tidak bayar. Bisa dalam bentuk beasiswa. Nah, kalau substansinya ditangkap dan dbuat oleh Muhammadiyah untuk memualinya di Eropa, ini efeknya akan dahsyat,” tegas Dubes Najib.

Dubes Najib meyakini, Universitas Muhammadiyah (UM) Malang secara sendirian saja bisa melakukan, apalagi kalau mengajak UM yang lain di Jawa Timur (UM Surabaya, UM Jember, UM Sidoarjo, UM Gresik). Apalagi hal ini diorganisir oleh PP Muhammadiyah, tentu hasilnya akan dahsyat sekali.

Untuk tingkat Universitas, sambung Dubes Najib, pusat dakwah ini bisa dijadikan tempat transit bagi dosen-dosen muda untuk mempersiapkan diri mengambil S2 dan S3. Taruh 6 bulan pusat dakwah itu untuk memperdalam bahasa terlebih dahulu.

“Yang lain adalah persiapkan mereka disini untuk mendaptkan beasiswa LPDP. Karena LPDP itu banyak dananya tetapi tidak bisa dimanfaatkan. Karena terlalu sedikit yang bisa memenuhi syarat,” paparnya.

Sekolah-sekolah di Eropa banyak yang menawarkan beasiswa, kalau para siswa dipersiapkan mereka akan bisa memasuki perguruan tinggi di Eropa dengan cara yang lebih mudah.

Kegiatan lain bagi pusat dakwah Muhammadiyah di Eropa itu, misalnya, mempersiapkan dosen-dosen Muhammadiyah untuk kerjasama dengan perguruan tinggi di Eropa, seperi join riset dan publikasi bersama, agar gradenya naik.

Bisa juga dengan kerjasama dosen, mengirim dosen UM untuk mengajar di perguruan tinggi Eropa, lalu meminta dosen dari Eropa untuk mengajar di tanah air. Itu akan lain, ada suasana internasional. Jumlah mahasiswa luar negeri diperbanyak.

Yang terakhir, lanjut Dubes Najib, saya ingin mengatakan bahwa opportunity bisnis juga ada. Misalnya dimulai dari unit-unit usaha kecil untuk melatih jiwa entrepreneirship mereka, bisa jadi pengusaha-pengusaha hebat disini. Saya bertemu dengan pengusaha Indoensia yang berbasis disini sukses besar.

“Saya ingin mengatakan bahwa dengan melakukan ini akan terjadi percepatan peningkatan kualitas PTM-PTA di Indonesia.Jangan lupa perguruan tinggi asing sudah mulai amsuk ke Indonesia. Maka itu saatnya PTM-PTA keluar agar bisa mengimbangi. Harus diakui kualitas perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia tertinggal jauh dibanding di luar negeri, bahkan dengan perguruan tinggi negeri di tanah air saja masih tertinggal. Ini harus disadari, dan harus dikejar. Sementara diluar negeri banyak perguruan tinggi swasta yang lebih hebat dari perguruan tinggi negeri,” sambungnya.

Yang terakhir, Dubes Muhammad Najib mengingatkan bahwa Univeristas Muhammadiyah Malang ini telah dipercaya oleh negara dengan bukti 2 orang terbaiknya diangakt menjadi Menteri, yaitu Pak Malik Fajar dan Pak Muhajir Effendi.

Awalnya kampus UMM malang yang megah itu, dibangun oleh generasi awal pada masa Pak Malik Fajar dalam kondisi tidak memiliki modal. Bahkan untuk membagun kampus saja harus meminjam bank dengan jaminan sertifikat milik pak Malik Fajar, yang saat itu pinjam bank masih menjadi kontroversial. Ijtihat Malik Fajar berhasil, dan ditiru oleh UM Surakarta dan Bandung.

“Oleh karena itu generasi sekarang harus dapat meningkatkan kualitasnya lebih baik lagi dibandingkan saat generasi awal. Mudah-mudahan ini memberikan spirit tambahan, motivasi tambahan, tetapi juga wawasan baru sekaligus opportunity baru. Saya berharap selama saya berada di Madrid ini saya bisa membantu teman-teman yang ingin melakukan lompatan, dan saya selalu membuka pintu. Rencanakan dengan baik, peru keberanian sekaligus perlu kehati-hatian karena aset-aset itu amanah milik persyarikatan, milik umat yang harus dijaga dengan baik. Tetapi itu tidak boleh menjadi alasan untuk tidak berani melakukan lompatan demi kemajuan pesyarikatan dan pada saatnya juga bagi bangsa dan negara secara keseluruhan. Terima kasih,” tutup Dubes Najib mengakhiri ceramahnya.

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=

5 Responses

  1. llucabetOctober 22, 2024 at 10:47 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/internasional/saatnya-muhammadiyah-hadir-di-eropa-bagian-2/ […]

  2. saci filtrantiNovember 26, 2024 at 4:44 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/saatnya-muhammadiyah-hadir-di-eropa-bagian-2/ […]

  3. live camsDecember 6, 2024 at 5:42 am

    … [Trackback]

    […] Here you can find 84285 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/internasional/saatnya-muhammadiyah-hadir-di-eropa-bagian-2/ […]

  4. 纸飞机下载December 25, 2024 at 5:07 pm

    … [Trackback]

    […] Here you will find 40684 more Information to that Topic: zonasatunews.com/internasional/saatnya-muhammadiyah-hadir-di-eropa-bagian-2/ […]

  5. online chatJanuary 3, 2025 at 10:39 am

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/saatnya-muhammadiyah-hadir-di-eropa-bagian-2/ […]

Leave a Reply