ITALIA – Keamanan pasokan terancam karena negara-negara dengan cadangan dan sumber daya yang besar memberlakukan pembatasan untuk memastikan produksi tetap di dalam negeri, kata pakar
Kekhawatiran atas pasokan mineral penting akibat meningkatnya jumlah negara di bidang ini menimbulkan risiko bagi rantai pasokan global di tengah peralihan cepat ke energi yang lebih bersih di seluruh dunia, menurut sebuah laporan terbaru.
Laporan World Energy Review 2025 dari perusahaan energi Italia, Eni, menunjukkan bahwa mineral seperti kobalt, litium, nikel, mangan, dan grafit sangat penting untuk produksi baterai dan adopsi energi terbarukan secara luas.
Kobalt sangat terkonsentrasi di Republik Demokratik Kongo, tempat 56,1% cadangan kobalt dunia berada, sementara 77,9% produksi grafit terjadi di Tiongkok, 76% di Republik Demokratik Kongo, dan lebih dari 60% produksi nikel di Indonesia.
Sekitar 40% cadangan tanah jarang dunia dan 69% produksi global berada di Tiongkok, yang memposisikan negara tersebut sebagai pemimpin global dalam pengolahan mineral penting dan produksi unsur tanah jarang, menurut laporan tersebut.
Produksi mineral penting dunia meningkat rata-rata 5,5% year-on-year pada tahun 2024, dengan peningkatan paling signifikan pada produksi kobalt, sementara produksi mangan dan nikel menurun dan sebagian mengimbangi peningkatan global di seluruh mineral penting.
Keberhasilan besar beberapa negara di bidang ini menimbulkan risiko besar terhadap keamanan pasokan dan melemahkan persaingan pasar, yang menyebabkan kenaikan tajam harga banyak bahan baku penting dalam beberapa tahun terakhir karena transisi energi mendorong peningkatan permintaan, sehingga menciptakan kerapuhan strategis, menurut laporan tersebut.
Monopoli mineral kritis Tiongkok memunculkan risiko ketergantungan geopolitik
Caner Zanbak, koordinator lingkungan di Asosiasi Penambang Turki, mengatakan kepada Anadolu bahwa Tiongkok telah membuat kemajuan signifikan dalam penambangan dan pemrosesan mineral kritis selama kurang lebih dua dekade terakhir, karena menjadi pendorong utama energi hijau dan rantai pasokan teknologi canggih.
Tiongkok memberlakukan pembatasan ekspor pada energi hijau dan teknologi canggih tertentu pada tahun 2020 dan pembatasan ketat lebih lanjut pada tanah jarang dan teknologi produksi sebagai tanggapan atas tarif AS.
“Pembatasan Tiongkok menciptakan risiko ketergantungan geopolitik yang signifikan dalam transformasi energi dan manufaktur teknologi canggih di negara-negara ekonomi utama lainnya,” ujarnya.
Ia mencatat bahwa cadangan bijih mineral yang besar selain kobalt, grafit, dan nikel di beberapa negara menjadikannya titik fokus bagi negara-negara ekonomi global utama seperti AS, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, sementara kebijakan ekspor yang diberlakukan oleh negara-negara dengan sumber daya tersebut untuk memastikan produksi tetap berada di dalam batas wilayah, ditambah dengan ketidakstabilan politik, menimbulkan ancaman besar bagi keamanan pasokan mineral kritis.
“Kita akan menyaksikan perang dagang besar akibat risiko pasokan bahan baku dalam tiga hingga lima tahun ke depan,” ujarnya.
Zanbak menyatakan bahwa beberapa negara telah menjalin kemitraan strategis satu sama lain untuk melindungi keamanan pasokan mineral penting tersebut.
“Negara-negara berkembang seperti Turki perlu mengidentifikasi kebutuhan industri manufaktur mereka secara akurat, mengembangkan sumber bahan baku, dan menerapkan strategi pengadaan untuk mengurangi risiko pasokan,” ujarnya.
“Turki kaya akan sumber daya geologi dan keanekaragaman mineral, sehingga akan menguntungkan bagi Turki untuk mengimplementasikan rencana aksi yang diperlukan yang saat ini sedang dipersiapkan dengan lebih cepat,” tambahnya.
SUMBER: ANADOLU
EDITOR: REYNA
Related Posts

AS berencana mematahkan dominasi Tiongkok atas mineral-mineral penting melalui Afrika

Redenominasi: Menegakkan Kredibilitas Rupiah

Whoosh Dan Peneguhan Hiprokrasi

H. Iman Irdian Saragih, satu satunya Walikota se-Provinsi Sumatera Utara penerima Penghargaan Insentif Fiskal dari Kementerian Keuangan

Pahlawan Kesiangan

Doa Ziarah Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta

Memaknai Perankingan Kampus di Jagad Multi-polar

Karen Agustiawan: Membongkar “Aksi Kolektif” di Balik Tuduhan Korupsi LNG Pertamina

Jaksa Agung Segera Laksanakan Perintah Presiden Sikat Direksi Bumn Berulah Seperti Raja

Tolak PHK Massal Pekerja Michelin, Jaga Keadilan dan Selamatkan Pekerja Indonesia


No Responses