KEDIRI – Kemarin, LSM Saroja menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Kota Kediri dengan cara yang cukup unik, menggelitik dan cukup cerdas. Mereka tak hanya berorasi, tapi juga mengadakan aksi teatrikal dan podcast di depan pintu gerbang.
Yang paling menarik perhatian, kehadiran tiga ekor kambing yang mereka bawa sebagai simbol sindiran. Menurut Supriyo, koordinator aksi, kambing-kambing ini digambarkan lebih jujur dan patuh daripada para anggota dewan.
Kehadiran kambing tersebut bukan tanpa alasan. Supriyo menjelaskan bahwa ini merupakan kritik tajam terhadap pimpinan dewan yang baru dilantik. Massa menyimbolkan dari Partai Panci, Partai Dokar, dan Partai Adem Panas, yang dianggap memperlambat pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD).
Supriyo menuduh para pimpinan ini lebih mementingkan diri sendiri dan partai mereka, sementara kepentingan warga Kota Kediri diabaikan.
“Mereka sibuk berebut jabatan ketua komisi, padahal sejak dilantik sudah menerima gaji. Mereka dipilih bukan untuk menciptakan keributan di dalam dewan,” tegasnya.
Simbol kambing ini juga menyiratkan kritik mendalam terhadap wakil rakyat yang dinilai lebih suka memikirkan diri sendiri daripada warganya. Supriyo menambahkan bahwa mereka lebih sibuk ‘makan’—mengisi perut—daripada memikirkan kesejahteraan warga, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga lapangan pekerjaan.
Menurutnya, para wakil rakyat ini terkesan berpikir bahwa masalah bisa diselesaikan hanya dengan memberikan bantuan atau hibah, tanpa menyentuh akar masalah sebenarnya.
Pesan Supriyo pun jelas, wakil rakyat seharusnya bekerja untuk rakyat, bukan hanya mengejar ambisi pribadi. Jika tidak segera bertindak, rakyatlah yang akan menjadi korban. “Makanya saya bawakan wedus,” pungkasnya, mengakhiri aksi dengan sindiran yang tak kalah tajam.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Mengapa OTT Kepala Daerah Tak Pernah Usai?

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Jejak Kekuatan Riza Chalid: Mengapa Tersangka “Godfather Migas” Itu Masih Sulit Ditangkap?

Penjara Bukan Tempat Para Aktifis

FTA Mengaku Kecewa Dengan Komposisi Komite Reformasi Yang Tidak Seimbang

Keadaan Seperti Api Dalam Sekam.

Ach. Sayuti: Soeharto Layak Sebagai Pahlawan Nasional Berkat Jasa Besarnya Dalam Fondasi Pembangunan Bangsa

SPPG POLRI Lebih Baik Dibanding Yang Lain Sehingga Diminati Sekolah



No Responses