Oleh: Soegianto, Fakultas Sain dan Teknologi UNAIR
TikTok mencatat rekor global dengan jumlah pengguna terbanyak dan waktu penggunaan terlama di Indonesia, khususnya di perangkat Android. Di balik popularitas ini, muncul kekhawatiran tentang dampak negatifnya, seperti penurunan kualitas kognisi, masalah kesehatan mental, dan potensi manipulasi informasi. TikTok kini bukan sekadar platform hiburan, tetapi juga sarana yang rentan digunakan untuk propaganda dan permainan politik.
1. Manipulasi Opini Publik melalui Komentar
TikTok menghadirkan ruang interaksi yang sangat dinamis, tetapi di sisi lain, komentar-komentar negatif atau akun buzzer kerap mendominasi. Fenomena ini memunculkan ilusi seolah opini mayoritas condong pada sudut pandang tertentu. Mereka yang kurang memiliki pengetahuan kritis lebih mudah terpengaruh dan menganggap opini tersebut sebagai kebenaran. Dalam konteks ini, TikTok berpotensi menjadi alat efektif untuk propaganda politik atau agenda tertentu, mempengaruhi emosi pengguna dengan cepat dan masif.
2. Hubungan antara Pendidikan, Emosi, dan Konsumsi Konten
Ada kaitan erat antara tingkat pendidikan dan kontrol emosi. Pengguna dengan latar belakang pendidikan rendah lebih cenderung bereaksi emosional daripada rasional. Hal ini membuat mereka lebih mudah dipengaruhi oleh konten viral yang seringkali bersifat provokatif atau kontroversial. Drama, gosip, dan video dengan nada emosional tinggi cenderung mendominasi, memicu perilaku impulsif dan memperkuat pola pikir reaktif.
3. Kecanduan Digital dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Penggunaan TikTok dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan mental, seperti stres, kecemasan, dan penurunan rasa percaya diri. Konsumsi konten secara berlebihan juga mengurangi kemampuan untuk berkonsentrasi dan memahami informasi kompleks. Dalam jangka panjang, kecanduan TikTok bisa melemahkan kemampuan berpikir kritis dan mendorong pola konsumsi konten yang dangkal dan serba instan.
4. Risiko Propaganda dan Manipulasi Akun
Salah satu karakteristik TikTok adalah kemudahan bagi pengguna baru untuk viral, bahkan tanpa memiliki banyak pengikut. Sayangnya, hal ini membuka ruang bagi penyalahgunaan, terutama oleh buzzer dan agen politik yang memanfaatkan akun-akun kosong untuk kampanye negatif atau disinformasi. Saat pemilu, akun-akun semacam ini dapat dengan cepat membentuk persepsi publik yang keliru, merusak demokrasi, dan memperkeruh suasana politik.
5. Penggunaan Bijak TikTok sebagai Solusi
Meskipun ada risiko negatif, TikTok tetap bisa dimanfaatkan sebagai media edukasi. Untuk itu, diperlukan filter dan kontrol diri agar pengguna dapat memilih konten yang positif dan bermanfaat. Bijak dalam mengonsumsi konten serta tidak mudah terbawa arus komentar populer adalah kunci agar penggunaan TikTok tidak merugikan diri sendiri. Dengan literasi digital yang baik, platform ini masih bisa menjadi ruang produktif dan inspiratif.
Analisa
TikTok ibarat pedang bermata dua: di satu sisi menyediakan ruang kreatif tanpa batas, namun di sisi lain membawa risiko manipulasi dan penurunan kualitas mental jika tidak digunakan secara bijak. Penting bagi setiap pengguna untuk meningkatkan literasi digital dan membangun kesadaran dalam bermedia sosial agar tidak mudah terpengaruh dan tetap menjaga kesehatan mental di tengah derasnya arus informasi.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Lumajang Punya Pemimpin Baru, Gus Adim: Tidak Usah Mengkotak-kotakan NU dan Muhammadiyah
Sadis, di lereng Gunung Kelud Kediri, seorang guru bersama isteri dan 2 anaknya dibantai. Apa motifnya??
Rusia mengatakan kapal perangnya tiba di Qingdao, Tiongkok
Kemendagri evaluasi kinerja Penjabat Walikota se-Indonesia, Moetaqqien Hasrimi Pj Walikota Tebingtinggi masuk top 5 penjabat walikota terbaik
Kumpulkan Stakeholder, Pendamping Desa Kab Malang Fasilitasi & Dukung Branding “Kopi Lereng Kawi”
Roadmap Indonesia Menuju Emisi Nol 2060: Tantangan dan Solusi untuk Meningkatkan Produksi Energi Bersih
Keikhlasan Kunci Keberhasilan
Akurasi Membaca Kemunculan Pratanda Pilbup Kulon Progo
Para Pejabat Negara Perlu Belajar Ilmu Komunikasi
KA Matarmaja Seruduk Mobil RSUD Gambiran Kediri
No Responses