Oleh: Andrian MK
Tak ada yang sempurna karnanya, manusia terbebas dari salah dan lupa, ya namanya juga manusia (من نسي).
Imam Al-Ghazali menyatakan kecenderungan sifat manusia.
“الإنسان محل الخطأ والنسيان.”
“Manusia adalah tempat salah dan lupa.”
Dalam karyanya seperti Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn, Al-Ghazali menjelaskan kelemahan manusia, kecenderungan mereka terhadap dosa, dan pentingnya taubat serta muhasabah (introspeksi).
Mizān al-‘Amal – Al-Ghazali membahas bagaimana manusia sering kali tertipu oleh hawa nafsu dan lupa akan tujuan akhirat. Al-Munqidh min ad-Dalāl, sebuah refleksi Hujjatul islam Al-Ghazali dalam pencarian kebenaran, di mana ia mengakui bahwa manusia sering kali tersesat dalam pemikiran dan keyakinan yang salah sebelum menemukan jalan terjal menuju kebenaran.
Kesalahan bukanlah akhir, melainkan pintu menuju pemahaman lebih dalam tentang diri dan hakikat kehidupan.
Kesalahan: Cermin Kehinaan dan Keagungan
Dalam tasawuf, kesalahan bukan sekadar pelanggaran aturan, tetapi refleksi kelemahan manusia di hadapan Tuhan. Ibnu Atha’illah dalam Al-Hikam berkata:
“ربما فتح لك باب الطاعة وما فتح لك باب القبول، وربما قضى عليك بالذنب فكان سببًا في الوصول.”
“Terkadang Allah membukakan pintu ketaatan bagimu tetapi tidak membukakan pintu penerimaan. Dan terkadang Allah menetapkan dosa atasmu, lalu dosa itu justru menjadi jalan menuju-Nya.”
Artinya, ada orang yang banyak beribadah tetapi merasa sombong, sehingga ibadahnya justru menjauhkannya dari Allah. Sebaliknya, ada orang yang jatuh dalam dosa, lalu menangis penuh penyesalan, dan dari sanalah ia menemukan Tuhan. Kesalahan, jika diresapi dengan hati yang jernih, bisa menjadi jalan menuju kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Aslah: Kesadaran untuk Berbenah
Dari kesalahan lahir aslah—usaha untuk memperbaiki diri. Dalam filsafat eksistensialisme, Kierkegaard berbicara tentang “lompatan iman”—bahwa manusia harus melampaui keputusasaan untuk menemukan makna sejati. Dalam Islam, konsep ini sejalan dengan taubah nasuha—pertobatan yang sungguh-sungguh.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“كل ابن آدم خطاء، وخير الخطائين التوابون.” (رواه الترمذي)
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang segera bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Kesadaran ini menuntun seseorang untuk tidak terjebak dalam keputusasaan. Sebab, dosa yang diiringi taubat bisa lebih mulia daripada kebaikan yang diiringi kesombongan. Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah berkata:
“قد ينام العبد على الذنب ويقوم على التوبة، وقد ينام على الطاعة ويقوم على العُجب.”
“Seorang hamba bisa tidur dalam keadaan berdosa lalu bangun dalam keadaan bertaubat. Dan seseorang bisa tidur dalam keadaan taat lalu bangun dalam keadaan sombong.”
Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه juga berkata:
“ليس الحكيم من لا يخطئ، ولكن الحكيم هو الذي إذا أخطأ، أصلح خطأه.”
“Orang yang paling bijak bukanlah yang tidak pernah salah, tetapi yang ketika salah segera memperbaikinya.”
Maka, aslah bukan hanya soal perbaikan diri, tetapi juga penemuan makna sejati dalam kehidupan.
Maslahah: Cahaya dari Kegelapan
Setiap kesalahan yang diperbaiki akan melahirkan maslahah—kebaikan yang meluas, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Ini sejalan dengan prinsip dalam filsafat Islam bahwa segala sesuatu bergerak menuju kesempurnaan (istikmal).
Al-Farabi dalam filsafatnya menekankan bahwa manusia yang baik bukan hanya memperbaiki dirinya, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat. Seseorang yang pernah jatuh dalam kesalahan dan kemudian bangkit dengan penuh kebijaksanaan akan menjadi sosok yang lebih memahami penderitaan orang lain, lebih bijak dalam mengambil keputusan, dan lebih peka terhadap realitas kehidupan.
Seperti kata Rumi:
“الجُرح هو المكان الذي يدخل منه النور إليك.”
“Luka adalah tempat cahaya masuk ke dalam dirimu.”
Kesalahan adalah luka. Namun, jika kita menghadapinya dengan kesadaran dan perbaikan diri, luka itu akan menjadi jendela bagi cahaya kebijaksanaan.
Kesimpulan: Kesalahan sebagai Bagian dari Kesempurnaan
Kesalahan bukanlah kehancuran, melainkan fondasi kebijaksanaan. Dari kesalahan lahir aslah, dari aslah tumbuh maslahah. Inilah perjalanan manusia menuju kesempurnaan sejati.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:
“لو لم تذنبوا لذهب الله بكم ولجاء بقوم يذنبون فيستغفرون الله فيغفر لهم.” (رواه مسلم)
“Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan membinasakan kalian dan menggantikan kalian dengan kaum yang berdosa, lalu mereka memohon ampun kepada Allah, maka Allah pun mengampuni mereka.” (HR. Muslim)
Jadi, jangan takut pada kesalahan. Taklukkan ia dengan kesadaran, perbaikan, dan kebijaksanaan. Karena dalam setiap kejatuhan, ada peluang untuk bangkit lebih tinggi.
Dalam hidup ini bukan mereka yang tak pernah salah atau gagal yang menjadi pemenang tetapi yang bertekad bangkit dengan hati yang tenang.
Banyak kisah manusia yang terjatuh lalu bangkit tak selalu mengungkit-ungkit kesalahan diri atau mencari-cari kesalahan orang lain terlebih menghakimi takdir.
Thomas Edison: Dari Ribuan Kegagalan ke Cahaya Dunia
Thomas Edison dikenal sebagai penemu bola lampu, tetapi sedikit yang tahu bahwa ia mengalami lebih dari 10.000 kali kegagalan sebelum berhasil menciptakannya. Ketika seseorang bertanya apakah ia tidak lelah gagal, ia menjawab:
“Saya tidak gagal 10.000 kali. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil.”
Edison memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Jika ia menyerah setelah kegagalan pertama, dunia mungkin tidak akan mengenal lampu pijar. Kesalahan bukanlah akhir, tetapi batu loncatan menuju kesuksesan.
Imam Malik: Kesalahan dalam Fatwa yang Mengubah Hidupnya
Imam Malik bin Anas, salah satu imam mazhab dalam Islam, pernah mengalami kejadian di mana ia memberikan fatwa yang kemudian ia sadari keliru. Saat itu, ia ditegur oleh gurunya dan merasa sangat malu. Namun, bukannya menyerah, ia belajar lebih giat, menghafal lebih banyak hadis, dan memperdalam pemahamannya.
Kesalahan itulah yang membuatnya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan fatwa, hingga akhirnya ia menjadi pendiri Mazhab Maliki dan salah satu ulama terbesar dalam sejarah Islam. Kesalahan dalam ilmu tidak menjatuhkan seseorang, tetapi justru membawanya ke puncak kebijaksanaan jika ia mau belajar darinya.
Walt Disney: Dari Penolakan hingga Kerajaan Hiburan Dunia
Walt Disney pernah dipecat dari pekerjaannya sebagai kartunis di sebuah surat kabar karena dianggap “tidak cukup kreatif.” Ia juga mengalami kegagalan dalam bisnis pertamanya, di mana ia kehilangan hampir seluruh uangnya.
Namun, Disney tidak menyerah. Ia terus mencoba, memperbaiki ide-idenya, dan akhirnya menciptakan Mickey Mouse, yang menjadi awal dari kerajaan hiburan terbesar di dunia: Disney. Kini, namanya diabadikan dalam sejarah sebagai salah satu tokoh kreatif paling berpengaruh.
Dari kegagalan total, ia bangkit dan menciptakan dunia impiannya.
Umar bin Khattab: Dari Musuh Islam Menjadi Khalifah Terbaik
Umar bin Khattab awalnya adalah musuh Islam yang keras. Ia bahkan berniat membunuh Rasulullah ﷺ sebelum akhirnya mendengar bacaan Al-Qur’an yang menyentuh hatinya. Setelah masuk Islam, ia masih membawa sifat kerasnya, tetapi dengan bimbingan Rasulullah, kesalahannya berubah menjadi kekuatan.
Setelah bertahun-tahun memperbaiki diri, ia menjadi khalifah kedua dalam Islam dan dikenal sebagai pemimpin yang adil, bijaksana, dan kuat. Jika Umar hanya terpaku pada kesalahannya di masa lalu, ia tidak akan pernah mencapai kebesaran seperti itu.
Kesalahan masa lalu bukan penghalang, tetapi bisa menjadi jalan menuju kehebatan jika seseorang mau berubah.
Steve Jobs: Dipecat dari Perusahaannya Sendiri, Lalu Kembali sebagai Penyelamat
Steve Jobs mendirikan Apple, tetapi pada usia 30 tahun, ia dipecat dari perusahaannya sendiri akibat konflik internal. Ini adalah pukulan besar baginya. Namun, alih-alih menyerah, ia mendirikan perusahaan baru (NeXT dan Pixar), yang akhirnya sukses besar.
Beberapa tahun kemudian, Apple yang sedang terpuruk meminta Jobs kembali. Ia mengambil alih, menciptakan iPhone, iPad, dan MacBook, serta menjadikan Apple sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Kadang, kegagalan adalah cara semesta menyiapkan kita untuk kesuksesan yang lebih besar.
Albert Einstein: Anak yang Dianggap Bodoh, Menjadi Jenius Dunia
Saat kecil, Einstein mengalami keterlambatan berbicara hingga orang-orang mengira ia kurang cerdas. Bahkan, gurunya pernah berkata, “Anak ini tidak akan pernah sukses.”
Namun, Einstein tidak menyerah. Ia terus belajar dengan cara berbeda, mengeksplorasi rasa ingin tahunya, dan akhirnya menemukan Teori Relativitas, yang mengubah dunia sains selamanya.
Pelajaran: Orang lain mungkin meragukanmu, tapi kegagalan bukan akhir—itu hanya awal perjalanan menuju kejayaan.
Soichiro Honda: Gagal Berkali-kali, Membangun Imperium Otomotif
Soichiro Honda pernah melamar kerja di Toyota, tapi ditolak. Setelah itu, ia mencoba membuat perusahaan sendiri, tetapi usahanya hancur karena perang dunia.
Namun, ia tidak menyerah. Honda terus berinovasi, menciptakan sepeda motor kecil, dan akhirnya mendirikan Honda Motor Company, yang kini menjadi salah satu produsen kendaraan terbesar di dunia.
Pelajaran: Jangan takut gagal. Setiap kegagalan adalah pelajaran untuk kesuksesan yang lebih besar.
Harland Sanders (KFC): Gagal Ratusan Kali Sebelum Sukses
Kolonel Sanders, pendiri KFC, pernah hidup dalam kemiskinan, gagal dalam berbagai bisnis, dan ditolak lebih dari 1.000 kali saat mencoba menjual resep ayam gorengnya.
Tapi ia tetap berjuang. Akhirnya, di usia 65 tahun, KFC mulai sukses dan kini menjadi salah satu jaringan restoran terbesar di dunia.
Pelajaran: Tak ada kata terlambat untuk sukses. Kegagalan hanya akan mengalahkanmu jika kamu berhenti mencoba.
Ibnu Hajar al-Asqalani: Dari Bodoh Menjadi Ulama Besar
Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang ulama besar dalam hadis, pernah merasa kesulitan belajar. Ia hampir menyerah hingga suatu hari melihat tetesan air yang melubangi batu.
Ia menyadari bahwa ilmu membutuhkan ketekunan. Setelah itu, ia belajar dengan gigih dan akhirnya menjadi ulama besar dalam sejarah Islam.
Pelajaran: Jangan putus asa dalam belajar. Kesulitan hari ini adalah pintu kebijaksanaan esok.
J.K. Rowling: Ditolak 12 Kali Sebelum Harry Potter Sukses
Sebelum terkenal, J.K. Rowling hidup miskin, depresi, dan ditolak 12 kali oleh penerbit saat mencoba menerbitkan Harry Potter.
Tapi ia tidak menyerah. Akhirnya, bukunya diterima dan kini menjadi salah satu novel paling laris sepanjang masa.
Pelajaran: Kegagalan bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Jika yakin dengan impianmu, teruslah berjuang!
Michael Jordan: Dikeluarkan dari Tim Basket Sekolah
Saat remaja, Michael Jordan dikeluarkan dari tim basket sekolahnya karena dianggap tidak cukup baik.
Namun, ia menggunakan kegagalan itu sebagai motivasi. Ia berlatih lebih keras dan akhirnya menjadi salah satu pemain basket terbaik sepanjang masa.
Pelajaran: Kegagalan bukan tanda bahwa kamu tidak berbakat. Itu adalah panggilan untuk bekerja lebih keras.
Abraham Lincoln: Gagal dalam Politik, Menjadi Presiden Legendaris
Abraham Lincoln mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya:
Gagal dalam bisnis (1831)
Kalah dalam pemilihan legislatif (1832)
Ditolak dalam berbagai posisi pemerintahan
Mengalami depresi berat
Namun, ia tidak menyerah. Akhirnya, pada tahun 1860, ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat dan menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah.
Pelajaran: Gagal berkali-kali bukan berarti kamu akan gagal selamanya. Kuncinya adalah tetap maju!
Umar bin Abdul Aziz: Dari Pemuda Hedonis Menjadi Khalifah Adil
Umar bin Abdul Aziz awalnya dikenal sebagai pemuda yang hidup mewah dan kurang peduli dengan keadilan sosial. Namun, saat diangkat sebagai khalifah, ia mengalami perubahan besar.
Ia menggunakan kekuasaannya untuk menegakkan keadilan, menghapus korupsi, dan membawa kesejahteraan bagi rakyat. Dalam dua tahun kepemimpinannya, ia dikenang sebagai salah satu khalifah paling adil dalam sejarah Islam.
Pelajaran: Kesalahan masa lalu tidak menentukan masa depanmu. Selalu ada waktu untuk berubah menjadi lebih baik.
Ludwig van Beethoven: Tuli Tapi Tetap Berkarya
Beethoven, salah satu komposer terbesar sepanjang sejarah, mengalami kehilangan pendengaran di usia muda. Banyak orang mengira kariernya telah berakhir.
Namun, Beethoven tetap menciptakan musik, bahkan setelah ia benar-benar tuli. Simfoni ke-9, salah satu karya terbaiknya, dibuat saat ia sudah tidak bisa mendengar.
Pelajaran: Keterbatasan bukan alasan untuk berhenti. Kejayaan lahir dari tekad yang kuat!
Ibnu Sina: Dituduh Sesat, Menjadi Bapak Kedokteran
Ibnu Sina (Avicenna) pernah dituduh sesat dan dipenjara karena pemikirannya yang maju di bidang kedokteran dan filsafat.
Namun, ia tidak menyerah. Dari dalam penjara, ia tetap menulis dan berkarya. Bukunya Al-Qanun fi al-Tibb menjadi salah satu kitab medis terpenting selama ratusan tahun.
Pelajaran: Ketidakadilan dan rintangan bukan alasan untuk berhenti berkontribusi bagi dunia.
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
“كل ابن آدم خطاء، وخير الخطائين التوابون.” (رواه الترمذي)
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang segera bertaubat.”
Jadi, jangan takut salah. Jangan takut gagal. Bangkitlah, perbaiki diri, dan jadilah pemenang!.
Ketahuilah orang hebat itu bukan orang yang tak bersahabat dengan masalah tetapi orang yang mampu memperlakukan masalah dengan cara-cara yang sehat.
Cara-cara hamba Allah yang beriman dan taat dalam menjemput rahmat.
Langit dan bumi berjauhan tak saling mendekat namun menjadi sahabat semesta bagi mereka yang berpijak dan bernaung mencari makna yaitu sebaik-baik penghambaan.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Perputaran Roda Kehidupan: Zona Ujian Vs Zona Nyaman
Pengamat Politik Boni Hargens Dukung Jokowi Tempuh Jalur Hukum Terkait Tudingan Ijazah Palsu: Ini Pelajaran Berdemokrasi
Prabowo Bersikap Bijak Atas Usulan Forum Purnawirawan Prajurit TNI Untuk Makzulkan Gibran
Pengamat Politik Anggap Prabowo Lakukan Blunder Utus Jokowi ke Vatikan
Viral Curhatan Polos Bocah SD ke Prabowo Soal Jalan Rusak Berlumpur: Kapan Jalan Dibangun, Pak?
Dua Pencaker yang Viral Terjatuh ke Parit saat Hendak Wawancara Diterima Bekerja di PT Letsolar
Aksi Seru Siswa-Siswi Indonesia Viral Tiru Rapper AS Kendrick Lamar ‘They Not Like Us’
Jumbo Tembus 6,3 Juta Penonton, Geser Dilan 1990 Jadi Film Ke-5 Paling Laris di Indonesia
Bali International Hospital Harus Hadirkan Layanan Kesehatan Bertaraf Dunia
Wakil Ketua Komisi IX Yahya Zaini angkat bicara mengenai praktik perusahaan yang menahan ijazah karyawan
No Responses