Kardinal Robert Prevost Terpilih Jadi Paus Leo XIV: Harapan Baru dari Barat untuk Dunia Katolik

Kardinal Robert Prevost Terpilih Jadi Paus Leo XIV: Harapan Baru dari Barat untuk Dunia Katolik
Cardinal Robert Prevost



VATIKAN – Dunia menyaksikan momen bersejarah ketika asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina, menandakan terpilihnya pemimpin baru Gereja Katolik. Namun yang terjadi kali ini bukan sekadar pergantian Paus—melainkan titik balik yang penuh simbolisme dan harapan global.

Kardinal Robert Prevost, 69 tahun, seorang teolog dan pemimpin pastoral asal Chicago, Amerika Serikat, secara mengejutkan terpilih sebagai Paus Leo XIV, menggantikan Paus Fransiskus yang pensiun karena alasan kesehatan. Ia menjadi Paus pertama dalam sejarah yang berasal dari Amerika Serikat, sebuah tonggak baru dalam geopolitik Vatikan yang selama ini didominasi oleh pemimpin Eropa dan Amerika Latin.

Pidato Perdana: “Damai adalah Bahasa yang Paling Universal”

Berdiri di balkon Basilika Santo Petrus dengan latar gemuruh tepuk tangan dari ribuan umat, Paus Leo XIV membuka pidatonya dengan bahasa Latin, lalu beralih ke bahasa Inggris dan Spanyol—dua bahasa yang mencerminkan jembatan budaya yang ia bawa dari benua Amerika.

“Hari ini bukan tentang seorang pria, tapi tentang panggilan dari Sang Pemilik Waktu untuk dunia yang haus akan kasih, bukan kekuasaan,” ujarnya dengan suara tenang namun penuh wibawa. “Damai adalah bahasa yang paling universal. Dan sekarang adalah waktu bagi Gereja untuk berbicara dengan suara itu.”

Visi Global dan Isyarat Pembaruan

Pentingnya membuka pintu Vatikan bagi generasi muda, perempuan dalam peran pastoral, dan komunitas yang selama ini merasa di pinggiran gereja.

Simbol dan Nama: Mengapa Leo XIV?

Profil Singkat Paus Leo XIV (Robert Prevost):

Lahir: Chicago, 1955

Latar Belakang: Ordo Agustinus

Bahasa: Inggris, Spanyol, Latin

Bidang Keahlian: Teologi moral, spiritualitas pastoral, rekonsiliasi sosial

Kutipan Favorit: “Kekudusan tumbuh di tanah yang terinjak oleh luka-luka dunia.”

Dengan terpilihnya Paus Leo XIV, Gereja Katolik tidak hanya menyambut seorang pemimpin baru—tapi sebuah babak baru yang menjanjikan jembatan antara Barat dan Selatan, konservatif dan progresif, masa lalu dan masa depan.

Inilah era “Katolik Global” yang mungkin akan dikenang sebagai zaman keterbukaan, kemanusiaan, dan harapan.

EDITOR: REYNA